85 Lembaga Penelitian Ilmiah Tiongkok Masuk dalam Daftar Hitam Kanada

 oleh Noe Chartier

Demi melindungi keamanan nasional, pemerintah federal Kanada melalui mengidentifikasi bidang penelitian ilmiah yang sensitif telah memasukkan lembaga penelitian ilmiah tertentu ke dalam daftar hitam. Sebagian besar (85) institusi yang masuk dalam daftar hitam ini berlokasi di Tiongkok. Pada 16 Januari, menteri industri, kesehatan, dan keselamatan publik bersama-sama mengumumkan kebijakan baru ini.

Dalam sebuah pernyataan bersama, para menteri menegaskan, bahwa karena keunggulan dan keterbukaan penelitian ilmiah yang dipimpin Kanada, maka “Meningkatnya potensi risiko penyelewengan penelitian ilmiah oleh pemerintah asing dan membahayakan keamanan nasional kanada.”

Kebijakan baru ini akan mulai diberlakukan dalam beberapa bulan ke depan. Pada saat itu, para peneliti Kanada yang mengajukan permohonan pendanaan federal perlu menentukan apakah penelitian mereka termasuk dalam bidang-bidang yang sensitif, seperti kecerdasan buatan, komputasi kuantum, robotika, ilmu kehidupan dan lainnya yang telah ditentukan.

Jika proyek tersebut termasuk dalam bidang sensitif, peneliti ilmiah terkait tidak boleh berafiliasi dengan lembaga penelitian ilmiah yang ditunjuk atau menerima dukungan dari lembaga tersebut. Peneliti tidak dapat berpartisipasi dalam proyek jika mereka mempunyai hubungan dengan lembaga-lembaga tersebut. Jika tidak, proyek tersebut tidak akan memenuhi syarat untuk mendapatkan pendanaan dari pemerintah.

Daftar lembaga penelitian ilmiah yang ditentukan saat ini mencakup 85 lembaga Tiongkok, termasuk universitas yang tergabung dalam sistem pertahanan dan keamanan nasional, serta universitas lain yang diidentifikasi memiliki hubungan dengan kedua sistem tersebut, seperti Universitas Tianjin, Institut Teknologi Harbin, dan Institut Teknologi Beijing. 

Saat ini, daftar tersebut hanya mencakup tiga negara, tetapi sebagian besar adalah institusi yang berlokasi di Tiongkok. Daftar tersebut juga mencakup 12 institusi yang berlokasi di Iran, dan enam universitas yang berlokasi di Rusia. Dokumen kebijakan menyatakan bahwa kebijakan ini hanya menargetkan institusi, bukan negara

“Kebijakan ini berfokus pada militer, pertahanan atau entitas keamanan nasional yang mungkin menimbulkan risiko terhadap keamanan negara kita. Kebijakan ini tidak menargetkan kelompok atau negara mana pun”, tulis dalam dokumen kebijakan tersebut.

Uji tuntas yang menargetkan risiko

Pada Februari tahun lalu, pemerintah Kanada telah mengumumkan rencana untuk menerapkan kebijakan tersebut. Tidak lama kemudian, yakni pada bulan April, pemerintah federal merilis “Pedoman Keamanan Nasional untuk Kemitraan Penelitian”, dengan tujuan untuk memposisikan para peneliti, lembaga penelitian, dan penyandang dana pemerintah dengan lebih baik dalam mengambil pendekatan yang konsisten dan bertarget risiko terhadap potensi risiko penelitian”.

Pemerintah menyatakan bahwa rumusan kebijakan baru tersebut merupakan hasil konsultasi dengan departemen lain, antara lain Komisi Pendanaan Federal Kanada, dan komunitas penelitian ilmiah Kanada.

Pejabat pemerintah mengatakan bahwa kebijakan tersebut baru akan diberlakukan beberapa bulan mendatang untuk memberikan waktu bagi komunitas ilmiah mencerna sepenuhnya langkah-langkah baru tersebut, dan jika perlu, dapat mencari mitra alternatif.

Para pejabat mengatakan, mereka saat ini tidak memiliki informasi yang akurat tentang peneliti asing yang mungkin terkena kebijakan tersebut.

Mengenai apakah kebijakan tersebut akan menimbulkan masalah diplomatik, para pejabat mengatakan bahwa kebijakan tersebut menargetkan entitas keamanan dan pertahanan tertentu, bukan negara tertentu. Entitas dalam daftar yang bidang penelitiannya tidak termasuk dalam cakupan teknologi sensitif tidak tunduk pada kebijakan ini.

Kebijakan tersebut juga mencakup mekanisme peninjauan terhadap proyek penelitian yang menerima dana federal untuk memastikan kepatuhannya, serta hukuman bagi ketidakpatuhan, termasuk mencegah peneliti menerima dana, menghentikan pendanaan, atau meminta pembayaran kembali.

Sistem peradilan sudah mulai bertindak

Baru-baru ini, hakim pengadilan federal menyimpulkan bahwa ada seorang mahasiswa teknik Tiongkok berpotensi menimbulkan risiko spionase sehingga tidak dapat memasuki Kanada. Alasannya adalah mahasiswa tersebut belajar di Universitas Beihang yang erat hubungannya dengan industri pertahanan Tiongkok. Universitas tersebut kini masuk dalam daftar hitam lembaga penelitian ilmiah pemerintah.

Mahasiswa tersebut bernama Yuekang Li, yang telah diterima pada program doktoral Teknik Mesin dan Mekatronika di University of Waterloo. Permohonan visanya ditolak oleh petugas imigrasi, dan dia mengajukan banding ke pengadilan federal, namun juga gagal. Meskipun yang bersangkutan tidak memiliki riwayat spionase.

Hakim menulis dalam putusannya : “Negara-negara yang bermusuhan semakin banyak menggunakan metode non-tradisional untuk mendapatkan informasi sensitif di baik Kanada mau pun negara-negara lain, Hal ini bertentangan dengan kepentingan nasional Kanada.  Dan definisi pengadilan tentang ‘spionase’ harus mengikuti perkembangan zaman. (sin)