Banjir di Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, Satu Orang Meninggal Dunia

LABUHA- Banjir setinggi 40 hingga 80 cm melanda wilayah Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara. Hujan dengan intensitas tinggi pada Minggu (21/01) pukul 16.30 WIT mengakibatkan meluapnya aliran sungai yang membanjiri wilayah Desa Sumae, Desa Amasing Kota Utara, Desa Amasing Kali di Kecamatan Bacan. 

Berdasarkan laporan dari Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebanyak 147 KK / 471 jiwa terdampak dan 1 orang meninggal dunia yang terseret arus banjir di Desa Sumae. Kerugian materil sebanyak 69 unit rumah terdampak, 1 unit fasilitas pendidikan terdampak dan 1 talud roboh. 

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Halmahera Selatan, Aswin Adam menjelaskan melalui sambungan telepon Selasa (23/1). BPBD melakukan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat terdampak bencana, diantaranya memberikan makanan siap saji kepada korban banjir. Bantuan tersebut langsung tersalur ke para korban banjir di beberapa wilayah terdampak. Guna memperlancar koordinasi dengan sektor terkait untuk mendukung penanganan darurat bencana BPBD mengaktivasi Posko Penanganan Bencana.

“Walaupun kondisi banjir sudah berangsur surut, antisipasi banjir susulan BPBD melakukan sosialisasi kepada warga terdampak bencana. Dikhawatirkan akan terjadi banjir susulan dimana masih terdapat hujan dengan intensitas sedang dan tinggi. Selain curah hujan yang tinggi, pemantauan BPBD terdapat luapan air yang menggenangi pemukiman penduduk karena buruknya penataan drainase, sehingga terjadi banjir,” ujar Aswin dalam siaran pers Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB. 

Prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika wilayah Kabupaten Halmahera Selatan pada Rabu (24/1) cuaca cenderung berawan dan hujan, sedangkan pada Kamis (25/1) kondisi cuaca cerah dan berawan. 

Melihat faktor penyebab banjir BNPB mengimbau kepada Pemerintah Daerah, tentang perlunya perbaikan drainase dengan revitalisasi saluran-saluran air maupun gorong-gorong di wilayah rawan banjir. Normalisasi dan perkuatan talud/ penahan tebing sungai untuk penting untuk dilakukan guna mencegah terjadinya banjir. (BNPB/asr)