Asal Muasal ‘Mata Sahara’ yang Misterius Diselimuti Konspirasi Geologis

EtIndonesia. Tidak sulit untuk memahami mengapa orang menganggap fenomena geologi paling menakjubkan di Gurun Sahara adalah anugerah dari luar angkasa.

Struktur Richat – yang lebih dikenal dengan sebutan Mata Sahara – tampak seperti bekas luka akibat dampak besar terhadap Bumi.

NASA menggambarkan formasi sepanjang 50 km, yang terletak di Mauritania, sebagai “target yang mencolok di hamparan gurun yang tidak memiliki ciri khas”.

Badan antariksa tersebut menyatakan bahwa struktur tersebut telah menjadi landmark yang berguna bagi para astronot sejak misi luar angkasa paling awal berkat visibilitasnya yang mencolok dari kosmos.

Sejumlah teori telah dikemukakan selama bertahun-tahun untuk menjelaskan penampakan anomali tersebut, termasuk bahwa penampakan tersebut sebenarnya adalah sisa-sisa kota Atlantis yang hilang.

Para pendukung hipotesis aneh ini berpendapat bahwa strukturnya sangat mirip dengan deskripsi Plato tentang kota legendaris tersebut.

Namun, kita harus menekankan bahwa klaim ini hanyalah umpan konspirasi, dan tidak ada bukti bahwa Atlantis pernah ada di luar batasan filsafat Yunani.

Penjelasan yang lebih masuk akal adalah bahwa Mata Sahara adalah kawah tumbukan yang sangat besar, yang ditinggalkan oleh meteorit atau asteroid pada tahun-tahun awal terbentuknya planet kita. Namun hal itu pun telah dibantah oleh para ahli.

Sebaliknya, konsensus yang lebih luas adalah bahwa Richat (atau rīšāt – yang berarti “bulu” dalam dialek lokal) terbentuk ketika kubah vulkanik mengeras dan kemudian terkikis seiring berjalannya waktu, sehingga memperlihatkan lapisan batuan seperti bawang.

Struktur tersebut diyakini tercipta oleh pengangkatan lapisan batuan, kemungkinan disebabkan oleh kekuatan tektonik atau aktivitas magmatik, seperti yang dicatat oleh Geology Sciencenotes.

Selama bertahun-tahun, erosi angin dan air kemudian membentuk lanskap tersebut, memperlihatkan lapisan batuan konsentris yang kita lihat sekarang.

NASA melanjutkan teori ini, namun menambahkan bahwa Mata Sahara kemungkinan besar adalah kubah geologis yang terangkat, juga dikenal sebagai antiklin berkubah, yang terdiri dari lipatan lapisan batuan.

Seiring berjalannya waktu, tingkat erosi yang berbeda antara jenis batuan dalam struktur dan lanskap sekitarnya mungkin menyebabkan lapisan yang lebih lembut terkikis, sehingga lapisan yang lebih tahan tersingkap dan dengan demikian menciptakan pola cincin.

Apa pun asal muasalnya, struktur menakjubkan ini terus menginspirasi rasa kekaguman di seluruh dunia. (yn)

Sumber: indy100