China Evergrande Diperintahkan Dilikuidasi dan Perdagangan Sahamnya Segera Dihentikan

Pengadilan Tinggi Hong Kong pada  29 Januari, mengeluarkan perintah likuidasi terhadap China Evergrande Group. Ada laporan bahwa hal ini mungkin berdampak pada pasar keuangan Tiongkok yang goyah

NTD

Pengadilan Tinggi Hong Kong pada 29 Januari pukul 09:30 pagi mendengarkan tuntutan likuidasi terhadap Evergrande Group. Hakim secara resmi mengabulkan tuntutan likuidasi dan akan menangani tuntutan regulasi.

Setelah dikeluarkannya perintah likuidasi, saham Evergrande turun tajam, dan China Evergrande, Evergrande Properties, dan Evergrande Motor mengumumkan penangguhan perdagangan selama sesi perdagangan. Sebelum penghentian perdagangan, China Evergrande berada di harga HK$0,163 per saham, turun 20,87%; Evergrande Property berada di harga HK$0,39 per saham, turun 2,5%; dan Evergrande Motor berada di harga HK$0,229 per saham, turun 18,21%.

China Evergrande sebelumnya telah melalui tujuh kali penundaan sidang, dan setelah gagal mencapai kesepakatan restrukturisasi dengan para krediturnya, akhirnya diperintahkan untuk dilikuidasi, sehingga mengakhiri salah satu kebangkrutan korporasi terbesar di Tiongkok.

Evergrande, yang gagal membayar utang luar negerinya pada akhir 2021, adalah pengembang properti paling banyak berhutang di dunia, dengan total kewajiban lebih dari US $ 327 miliar. Evergrande berhenti membayar utangnya lebih dari dua tahun yang lalu dan telah melakukan pembicaraan dengan para kreditur tentang restrukturisasi sejak saat itu.

WSJ mengutip para ahli yang mengatakan bahwa perintah likuidasi ini menandakan bahwa krisis real estate di Tiongkok tidak hanya menusuk gelembung harapan terakhir, tetapi juga membuka kotak Pandora yang akan mempengaruhi semua industri terkait.

Kantor berita Reuters melaporkan bahwa pada 29 Januari, pengadilan Hong Kong mengeluarkan keputusan likuidasi terhadap pengembang dengan aset US$240 miliar, 

kemungkinan akan berdampak lebih besar lagi pada pasar modal dan real estate Tiongkok yang sudah rapuh dan memicu reaksi berantai di sistem keuangan negara tersebut.

Saat ini, pihak berwenang Partai Komunis Tiongkok sedang berupaya keras untuk mengatasi kesengsaraan ekonomi, termasuk pasar perumahan, yang berada di titik terendah dalam sembilan tahun terakhir, dan pasar saham, yang berada di titik terlemah dalam hampir lima tahun terakhir. Setiap hantaman baru pada pasar dapat mengimbangi upaya-upaya pihak berwenang untuk menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi.

Menanggapi perintah likuidasi tersebut, CEO Evergrande Group Shawn Siu mengatakan kepada media daratan bahwa grup ini menghadapi kesulitan operasional yang sangat besar dan sumber daya yang sangat terbatas, sementara pemungutan suara awal oleh para kreditur tidak memenuhi harapan dan Evergrande Real Estate sedang diselidiki oleh Komisi Sekuritas dan Berjangka  Tiongkok. Pengendalian dan permasalahan lainnya mempersulit implementasi rencana restrukturisasi utang.

Pada  28 September tahun lalu, Evergrande mengumumkan bahwa direktur eksekutif dan ketua dewan direksi perusahaan, Hui Ka Yan, “dicurigai melakukan tindak kriminal dan harus menjalani tindakan wajib”. Sebelumnya dia atau  dengan nama lainnya Xu Jiayin  ditangkap, Sedangkan putra keduanya, Xu Tenghe, telah ditahan dan sejumlah eksekutif Evergrande juga diselidiki. (Hui)