Kekeringan, Suhu Tinggi, Kebakaran Hutan di Chili Menewaskan Puluhan Orang, Keadaan Darurat Diberlakukan di Wilayah Selatan-Tengah Chili

Asap tebal berwarna abu-abu menutupi kawasan Vina del Mar di kawasan wisata Valparaiso di pantai tengah Chili, memaksa warga meninggalkan rumah mereka. Para pejabat mengatakan pada Sabtu 3 Februari bahwa kekeringan dan suhu yang melonjak hingga 40 derajat Celcius telah memperburuk krisis kebakaran hutan, yang telah merenggut 51 korban jiwa.  Jumlah korban tewas dan cedera kemungkinan akan terus meningkat, karena kebakaran terus menyebar. Presiden Chili Gabriel Boric mengumumkan keadaan darurat di wilayah tengah dan selatan

NTD

Central News Agency (CNA) melaporkan bahwa wartawan AFP  pada 3 Februari  melihat bahwa di lereng bukit sekitar kota pesisir Vina del Mar, seluruh deretan rumah terbakar dalam semalam dan ribuan orang yang sebelumnya mengungsi menemukan rumah mereka hancur setelah kembali. Ada orang yang tewas ditutupi kain putih di jalanan.

Gabriel Boric setelah menaiki helikopter untuk memeriksa lokasi bencana sebelumnya mengatakan, Kebakaran tersebut menewaskan 40 orang dan enam orang lainnya meninggal dunia karena luka bakar.  Ia mengetahui bahwa jumlahnya akan meningkat.”

Sebelumnya pada 3 Februari, Menteri Dalam Negeri Carolina Toha mengatakan hingga siang hari, telah terjadi 92 kebakaran di seluruh negeri, membakar area seluas 43.000 hektar. Hingga sore hari, petugas pemadam kebakaran masih berhasil memadamkan 29 titik api dan 40 titik api berhasil dikendalikan.

Pihak berwenang akan menerapkan jam malam mulai pukul 9 malam pada 3 Februari untuk memungkinkan pasokan darurat (terutama bahan bakar) masuk ke area kebakaran. Perintah evakuasi baru telah dikeluarkan, namun tidak jelas berapa banyak orang yang telah diminta untuk pergi.

Kantor berita Agence France-Presse melaporkan bahwa di El Olivar, sebuah kota di luar Vina del Mar, Rodrigo Pulgar, seorang warga berusia 61 tahun, mengatakan bahwa pada suatu detik dia mendengarkan berita tentang kebakaran hutan di rumahnya, dan pada detik berikutnya api sudah menyebar di lingkungannya.

Purgar mengatakan daerah yang dulunya damai dan indah itu sekarang menjadi “neraka.” “Saya mencoba membantu tetangga saya…(kemudian) rumah saya mulai terbakar.”

Dia menambahkan bahwa sebagian besar penduduk di kota berpenduduk 13.000 jiwa ini adalah “orang lanjut usia. Tetangga saya meninggal karena kami terlambat menyelamatkannya.” (Hui)