Kapal Kargo “Rubymar” yang Diserang Kelompok Houthi di Teluk Aden Terancam Tenggelam

oleh Li Yan

Kelompok bersenjata Houthi Yaman menyerang kapal kargo “Rubymar” yang sedang berlayar di Teluk Aden pada  Minggu (18 Februari). Saat ini, seluruh awak telah meninggalkan kapal yang berada dalam kondisi bahaya tenggelam. Serangan terhadap kapal kargo di Laut Merah ini merupakan peningkatan terbaru dari ketegangan yang sedang terjadi, yang mengakibatkan semakin terganggunya jalur perdagangan utama global.

Kantor Operasi Perdagangan Maritim Inggris (U.K. Maritime Trade Operations) menyebutkan di media sosial, bahwa pihaknya telah menerima laporan tentang serangan terhadap sebuah kapal kargo di Selat Bab el-Mandeb, yang menghubungkan pantai Yaman ke Teluk Aden, dan bahwa seluruh awak telah meninggalkan kapal tersebut.

Perusahaan keamanan maritim Inggris “Ambrey” mengatakan bahwa kapal kargo umum berbendera Belize dan terdaftar di Inggris yang dioperasikan oleh Lebanon diserang di Selat Bab el-Mandeb dekat Yaman pada Minggu (18 Februari).

Kelompok Houthi kemudian mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Yahya Sare’e, juru bicara kelompok Houthi membenarkan serangan yang mereka lakukan terhadap kapal kargo “Rubymar” yang saat ini “mengalami kerusakan parah dan berhenti total di Teluk Aden,” katanya.

Kelompok Houthi sebelumnya mengatakan bahwa mereka secara khusus menargetkan kapal tanker minyak Israel, Inggris dan Amerika Serikat, namun mereka juga melakukan serangan terhadap kapal-kapal lain. Sejauh ini, belum ada laporan tentang tenggelamnya kapal akibat serangan, atau awaknya yang tewas, namun kekhawatiran akan keselamatan semakin meningkat.

LSS-SAPU, perusahaan yang menyediakan keamanan maritim untuk kapal “Rubymar” mengatakan kepada Reuters padai Senin (19 Februari), bahwa Rubymar mengalami kerusakan serius setelah terkena dua rudal yang ditembakkan dari Yaman, namun seluruh awaknya berhasil dievakuasi.

Sumber kementerian pelayaran Yunani mengatakan kepada Reuters bahwa kapal yang membawa gandum itu berlayar dari Argentina ke Aden dengan 23 orang awak kapalnya, termasuk 5 orang warga Yunani.

Ketika ditanya soal kondisi kapal tersebut, LSS-SAPU mengatakan : “Yang kami tahu adalah air laut sedang memasuki kapal.”

LSS-SAPU juga menyebutkan bahwa “Saat ini tidak ada seorang pun awak di atas kapal tersebut.. “Pemilik kapal dan manajemen sedang mempertimbangkan opsi tentang penarikan kapal.”

Sejak pertengahan November tahun lalu, kelompok bersenjata Houthi yang bersekutu dengan Iran telah berulang kali melancarkan serangan drone dan rudal terhadap kapal-kapal komersial internasional yang berlayar di Laut Merah dan Selat Bab el-Mandeb, rute yang menyumbang sekitar 12% dari lalu lintas pelayaran global. Beberapa perusahaan pelayaran dan minyak, termasuk raksasa Denmark Maersk, telah menghentikan kiriman yang melalui Laut Merah atau mengalihkan rute kapal, memilih untuk berlayar lewat Tanjung Harapan.

Permusuhan tersebut juga telah mendorong terjadinya baku tembak antara Houthi dengan pasukan Inggris dan Amerika Serikat. Sebelumnya, pasukan Inggris dan AS telah menyerang sasaran-sasaran di Yaman dalam upayanya untuk meningkatkan keamanan maritim di wilayah itu.

Pada Sabtu lalu, demi melindungi kebebasan navigasi dan keselamatannya, Komando Pusat AS melakukan operasi “5 Serangan Pertahanan Diri” terhadap 3 rudal jelajah anti-kapal, sebuah drone bawah air dan sebuah kapal tak berawak yang berada di wilayah Yaman yang dikuasai Houthi. 

Sumber-sumber di Kementerian Transportasi Laut Yunani juga mengatakan kepada Reuters pada Senin, bahwa dalam serangan kedua setelah beberapa jam lalu, sebuah kapal curah AS berbendera Yunani telah dua kali mendapat serangan rudal, yang mengakibatkan sebuah jendela kaca di kapal itu rusak, tetapi tidak ada anggota awak yang terluka. (sin)