Mikroplastik yang Ditemukan di Tanah ‘Purba’ Membuat Para Arkeolog Khawatir

EtIndonesia. Dalam sebuah penemuan inovatif, mikroplastik telah terdeteksi pada sampel tanah purba untuk pertama kalinya. Penemuan ini berpotensi mengubah cara kita melestarikan harta arkeologi.

Para peneliti dari Universitas York telah menemukan mikroplastik dalam sampel tanah yang berasal dari abad pertama atau kedua Masehi, dari lapisan dengan kedalaman lebih dari 7 m. Temuan ini menantang asumsi bahwa endapan arkeologi masih asli.

Studi yang dipublikasikan di Science of the Total Environment ini mengidentifikasi 16 jenis polimer mikroplastik berbeda dalam sampel tanah kontemporer dan arsip, kata universitas yang berbasis di Inggris itu dalam sebuah pernyataan.

Apa itu mikroplastik?

Mikroplastik adalah potongan plastik yang sangat kecil, kurang dari lima milimeter, yang terbentuk saat plastik yang lebih besar terurai, baik melalui penguraian secara kimiawi atau secara fisik terkikis menjadi potongan-potongan yang lebih kecil.

Ini biasa digunakan dalam produk kecantikan hingga sekitar tahun 2020, kata para peneliti.

Meskipun dampak mikroplastik terhadap lingkungan dan kesehatan telah menimbulkan kekhawatiran, penelitian ini juga menunjukkan bahwa hal tersebut dapat mendorong pemikiran ulang dalam bidang arkeologi.

Mikroplastik: memprihatinkan

Dalam beberapa tahun terakhir, terdapat kekhawatiran yang meluas mengenai mikroplastik di lingkungan dan dampaknya terhadap kesehatan manusia. Studi ini, menurut CNN, menunjukkan bahwa mikroplastik juga dapat mendorong perubahan secara radikal di seluruh bidang arkeologi.

Melestarikan peninggalan arkeologi di lokasi sudah menjadi hal yang lumrah, namun kontaminasi mikroplastik dapat membahayakan nilai ilmiahnya dan memicu potensi perubahan dalam strategi pelestarian.

John Schofield, seorang profesor di Universitas York, mencatat pentingnya temuan ini, dan berkata, “Ini terasa seperti momen penting, menegaskan apa yang seharusnya kita duga: bahwa apa yang sebelumnya dianggap sebagai endapan arkeologi yang masih asli, sudah siap untuk diselidiki, pada kenyataannya terkontaminasi dengan plastik, dan ini termasuk deposit yang diambil sampelnya dan disimpan pada akhir tahun 1980an.”

“Kita sudah familiar dengan plastik yang ada di lautan dan sungai. Tapi di sini kita melihat warisan sejarah kita mengandung unsur-unsur beracun. Sejauh mana kontaminasi ini membahayakan nilai bukti dari endapan ini, dan kepentingan nasionalnya, itulah yang akan kita coba temukan berikutnya,” tambahnya.

David Jennings, kepala eksekutif Arkeologi York, menjelaskan potensi konsekuensi kontaminasi mikroplastik pada sisa-sisa organik, seperti yang ditemukan di Coppergate di York.

“Sisa-sisa peninggalan kita yang paling terpelihara—misalnya, temuan Viking di Coppergate (di Kota York)—berada dalam lingkungan tergenang air anaerobik selama lebih dari 1000 tahun, yang mengawetkan bahan organik dengan sangat baik,” katanya.

“Keberadaan mikroplastik dapat dan akan mengubah kimia tanah, berpotensi memasukkan unsur-unsur yang menyebabkan sisa-sisa organik membusuk. Jika demikian, melestarikan arkeologi di lapangan mungkin tidak lagi tepat.” (yn)

Summber: wionews