Milbenkäse : Keju Jerman Langka yang Penuh Tungau Hidup

EtIndonesia. Milbenkäse adalah jenis keju kambing unik yang dimatangkan dalam kotak kayu yang dipenuhi jutaan tungau keju kecil dan dikonsumsi bersama makhluk kecil tersebut untuk menambah rasa.

Sejarah Milbenkäse dapat ditelusuri kembali ke Abad Pertengahan ketika diproduksi di wilayah Saxony-Anhalt dan Thuringia di Jerman, namun tradisi pembuatan keju memudar seiring berjalannya waktu, dan pada tahun 1970 resep Milbenkäse hampir hilang selamanya.

Seorang wanita lanjut usia di Desa Würchwitz tetap menjadi satu-satunya orang di dunia yang tahu cara membuat keju spesial ini, dan dia meneruskan pengetahuannya kepada guru sains setempat Helmut Pöschel. Dia kemudian bermitra dengan Christian Schmelzer dan bersama-sama mereka berhasil merevitalisasi produksi apa yang disebut “keju laba-laba”. Saat ini, Würchwitz adalah satu-satunya tempat di dunia di mana Milbenkäse masih diproduksi.

Untuk membuat keju spesial ini, pembuat keju memulai dengan membumbui bola-bola kecil quark dengan jintan garam, dan bunga elder. Mereka kemudian menempatkannya dalam kotak kayu besar dan menutupinya dengan lapisan tebal berisi tungau hidup, jumlahnya jutaan, dan membiarkannya mengawetkan keju selama tiga bulan hingga satu tahun. Enzim dalam cairan pencernaan yang dikeluarkan oleh tungau menyebabkan keju matang, memberikan bau amonia yang kuat dan tidak sedap, tetapi juga rasa pedas dengan sisa rasa yang gurih. Menariknya, kulit keju yang dipenuhi tungau juga dikonsumsi bersama keju.

Tungau Tyrophagus casei yang melakukan keajaibannya di Milbenkäse secara teratur diberi makan tepung gandum hitam selama proses pematangan, karena mereka akan mengonsumsi seluruh bagian keju, alih-alih menggigit kulitnya dan mengawetkannya. Setelah sekitar satu bulan, kulitnya mulai menguning, setelah tiga bulan menjadi coklat, tetapi beberapa produsen mengawetkannya selama seminggu, dan kemudian kulitnya menjadi hitam.

Milbenkäse atau keju laba-laba dikatakan sangat bermanfaat untuk pencernaan, dan ada pula yang mengatakan bahwa paparan tungau keju dapat meringankan reaksi alergi yang dipicu oleh tungau debu. Namun menurut beberapa sumber, paparan tungau keju dalam jumlah besar dalam waktu lama justru dapat menyebabkan reaksi alergi ringan. Ditambah lagi, banyak orang merasa tidak nyaman memakan sepotong keju yang dipenuhi arakhnida kecil hidup.

Penggunaan tungau yang disengaja dalam produksi Milbenkäse telah memicu kontroversi di Jerman, karena menempatkan keju di area abu-abu. Menurut undang-undang UE, penjualan makanan yang mengandung hewan hidup diperbolehkan jika makanan tersebut “siap untuk dipasarkan untuk konsumsi manusia”. Namun, tungau keju atau cairan pencernaannya tidak secara eksplisit diizinkan sebagai bahan keju. Oleh karena itu, Milbenkäse hanya dapat diproduksi berdasarkan izin dari kantor keamanan pangan setempat. (yn)

Sumber: odditycentral