7 Temuan AS : PKT Diam-Diam Memfasilitasi Ekspor Bahan Fentanyl dan Obat-Obatan Sintetis Lainnya ke Luar Negeri

 oleh Zhang Ting

Setelah proses investigasi yang berlangsung selama berbulan-bulan, Komite Pilihan DPR Amerika Serikat untuk Persaingan Strategis antara Amerika Serikat dan Partai Komunis Tiongkok (United States House Select Committee on Strategic Competition between the United States and the Chinese Communist Party) pada Selasa (16 April) mengumumkan, bahwa PKT ternyata memainkan peran penting dalam membanjirnya fentanyl di Amerika Serikat. 

Laporan investigasi ini mengungkap 7 temuan mereka yang mengejutkan masyarakat, yang menunjukkan bagaimana Partai Komunis Tiongkok secara diam-diam memfasilitasi ekspor bahan fentanyl dan obat-obatan sintetis lainnya melalui subsidi dan insentif langsung. Laporan investigasi menyatakan bahwa ini adalah “perang narkoba” yang digunakan oleh Partai Komunis Tiongkok untuk melawan Amerika Serikat.

Investigasi juga menemukan bahwa meskipun Partai Komunis Tiongkok berjanji untuk bekerja sama dengan Amerika Serikat dalam memerangi ekspor fentanyl, namun pada kenyataannya, ketika Amerika Serikat meminta bantuan Partai Komunis Tiongkok untuk menangkap perusahaan-perusahaan Tiongkok yang menjadi target Amerika Serikat, PKT justru memberi informasi kepada mereka.

Komite Pilihan DPR tersebut menjelaskan bahwa informasi yang digunakan dalam penyelidikan ini terkumpul melalui beberapa metode antara lain : Menelusuri situs web publik Tiongkok, menganalisis dokumen pemerintah Tiongkok, memperoleh lebih dari 37.000 titik data unik tentang perusahaan di Tiongkok yang menjual obat-obatan secara online lewat penelusuran web dan analisis datanya, dan melalui komunikasi rahasia dengan perusahaan pengedar narkoba Tiongkok, konsultasi dengan pakar sektor publik dan swasta, dan sebagainya.

perang candu perang narkoba
Tampilan fentanyl dan methamphetamine yang disita oleh petugas Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan Amerika Serikat di Nogales Port of Entry pada konferensi pers di Arizona pada 31 Januari 2019. (Mamta Popat / Arizona Daily Star via AP)

Komite Pilihan DPR tersebut menyebutkan : “Tiongkok di bawah Partai Komunis Tiongkok adalah sumber geografis utama dari krisis fentanyl. Perusahaan-perusahaan Tiongkok memproduksi hampir semua prekursor fentanil ilegal, dan prekursor-prekursor itu adalah kunci untuk mendorong perdagangan fentanil ilegal global”. Investigasi ini diluncurkan untuk lebih memahami peran dari Partai Komunis Tiongkok dalam krisis fentanyl.

Berikut tujuh temuan mengejutkan yang dirangkum dalam laporan investigasi tersebut:

1. PKT secara langsung mensubsidi produksi dan ekspor obat-obatan terlarang

Penyelidikan menemukan bahwa pemerintah Tiongkok tidak membantu Amerika Serikat dalam memerangi fentanyl, melainkan secara langsung mensubsidi produksi dan ekspor bahan fentanil ilegal dan obat-obatan sintetis lainnya melalui potongan pajak. Bahkan banyak dari bahan yang digunakan untuk menghasilkan narkoba itu telah dikategorikan sebagai bahan ilegal berdasarkan hukum Tiongkok, dan tidak diketahui kegunaannya secara legal di seluruh dunia.

“Seperti potongan pajak ekspor untuk barang-barang legal, jadi subsidi Partai Komunis Tiongkok terhadap obat-obatan sintetis Tiongkok jelas merangsang penjualannya ke pasar internasional”.

2. Memberikan subsidi dan insentif kepada intitusi yang terlibat perdagangan narkoba

Temuan kedua adalah bahwa pemerintah komunis Tiongkok memberikan subsidi keuangan dan insentif kepada perusahaan yang secara terbuka memperdagangkan bahan fentanil ilegal dan obat-obatan sintetis lainnya.

“Bahkan ada contoh di mana beberapa perusahaan yang terlibat dalam produksi atau perdagangan obat ilegal ini mendapat kunjungan resmi dari pejabat pemerintah provinsi Tiongkok dan memuji perusahaan-perusahaan itu atas dampak positifnya terhadap perekonomian provinsi tersebut”, tulis laporan itu.

3. Pemerintah Tiongkok memiliki kepentingan kepemilikan di perusahaan perdagangan obat ilegal

Laporan investigasi menyatakan bahwa pemerintah komunis Tiongkok memiliki kepemilikan di sejumlah perusahaan Tiongkok yang terkait dengan perdagangan narkoba.

Di antaranya termasuk penjara pemerintah Tiongkok yang terkait dengan pelanggaran hak asasi manusia, yang dalamnya menampung perusahaan kimia yang memproduksi obat-obatan sintetis ilegal, dan sebuah perusahaan publik Tiongkok yang situs webnya mempublikasikan ribuan kasus perdagangan narkoba.

obat fentanyl mematikan dari Tiongkok
Tahun lalu, lebih dari 20.000 orang Amerika dibunuh oleh fentanyl. (Gambar: pixabay.com)

4. PKT memberi informasi kepada perusahaan-perusahaan Tiongkok yang menjadi target penyelidikan Amerika Serikat

Meskipun PKT berjanji untuk bekerja sama dengan Amerika Serikat dalam memerangi fentanyl selama pertemuan tingkat tinggi antara Tiongkok dengan Amerika Serikat, tetapi laporan investigasi ini mengungkap praktik yang dilakukan secara diam-diam oleh PKT.

Investigasi menemukan, pemerintah Tiongkok selain tidak menuntut produsen fentanil dan prekursor fentanyl. Badan keamanan Tiongkok juga tidak menyelidiki perusahaan pengedar narkoba sebagaimana yang disanggupi dalam kerja sama dengan lembaga penegak hukum AS, malahan memberi informasi kepada perusahaan yang menjadi target penyelidikan AS.

5. Partai Komunis Tiongkok mengizinkan penjualan umum prekursor fentanil secara online

Laporan investigasi tersebut menyebutkan, pemerintah komunis Tiongkok juga mengizinkan penjualan terbuka prekursor fentanil dan bahan ilegal lainnya di Internet Tiongkok yang dipantau secara ketat.

Tinjauan terhadap tujuh situs e-niaga saja Komite Pilihan DPR-AS menemukan lebih dari 31.000 contoh perusahaan Tiongkok yang menjual bahan kimia ilegal yang memiliki kaitan jelas dengan perdagangan narkoba. Komunikasi rahasia dengan perusahaan yang terkait produksi atau pengedar narkoba Tiongkok mengungkapkan bahwa perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam penjualan obat-obatan terlarang ini tidak takut melanggar hukuman Tiongkok.

6. PKT melarang pengedaran obat-obatan ilegal di dalam negeri tetapi mengizinkan ekspor ke luar negeri

Investigasi juga menemukan bahwa pemerintah Tiongkok menyensor konten yang berkaitan dengan penjualan obat-obatan ilegal dalam negeri tetapi tidak membiarkan konten yang berfokus pada penjualan obat-obatan ilegal yang berfokus pada ekspor.

Laporan investigasi menjelaskan, bahwa Partai Komunis Tiongkok memiliki mekanisme pemicu sensor untuk penjualan obat-obatan ilegal di dalam negeri (seperti menetapkan kata kunci seperti “fentanyl + cash on delivery”), namun belum atau sengaja tidak membentuk mekanisme pemicu sensor untuk memantau atau mencegah ekspor obat-obatan ilegal tersebut ke luar negeri.

7. Tiongkok memperoleh manfaat strategis dan ekonomi dari krisis fentanil AS

Investigasi menemukan bahwa pemerintah Tiongkok memperoleh manfaat strategis dan ekonomi dari krisis fentanil di luar negeri.

“Krisis fentanil telah menjadikan sindikat kejahatan terorganisir Tiongkok yang terkait dengan Partai Komunis Tiongkok (PKT) sebagai pelaku pencucian uang utama di dunia, memperkaya industri kimia Tiongkok, dan memberikan dampak buruk terhadap warga Amerika Serikat”. tulis dalam laporan itu.

PKT menggunakan “Perang Narkoba” untuk menghadapi AS

Krisis fentanyl adalah salah satu bencana paling mengerikan yang pernah dihadapi Amerika Serikat. Rata-rata, lebih dari 200 orang warga Amerika Serikat meninggal dunia setiap harinya karena fentanyl. Fentanyl adalah penyebab utama kematian di kalangan orang Amerika berusia 18-45 tahun dan merupakan kontributor utama terhadap penurunan angka harapan hidup di Amerika Serikat. Hal ini telah mengakibatkan jutaan orang menderita kecanduan narkoba dan kehancuran banyak keluarga dan komunitas. 

“Fentanyl dan obat-obatan sintetik lainnya yang diproduksi secara massal di Republik Rakyat Tiongkok tidak hanya berdampak buruk di Amerika Serikat tetapi juga negara-negara lain di seluruh dunia. Ini benar-benar merupakan krisis global”, tulis dalam laporan investigasi Komite Pilihan DPR-AS.

Fentanyl adalah analgesik opioid sintetik yang ditandai dengan timbulnya efek yang cepat, dan 50 kali lebih kuat dari heroin, 100 kali lebih kuat dari morfin, dan dapat berakibat fatal hanya dengan menggunakan dalam jumlah yang setara dengan beberapa butir pasir.

Laporan investigasi menyatakan bahwa PKT menggunakan strategi asimetris, yang dikenal sebagai “perang narkoba”, untuk menghadapi Amerika Serikat. Laporan tersebut menyebutkan “Perang Tanpa Batas” yang ditulis oleh ahli strategi militer PKT Wang Xiangsui dan Qiao Liang. Kedua orang tersebut menyebut “perang narkoba” sebagai taktik efektif dalam perang yang asimetris, kata laporan itu.

Mantan Presiden AS Donald Trump pernah mengatakan pada rapat kabinet bahwa obat opioid berbasis fentanyl dari Tiongkok adalah “suatu bentuk perang”.

Sebuah buku putih yang diterbitkan oleh militer Amerika Serikat pada 2014 mengungkapkan bahwa tujuan buruk dari tindakan perang non-konvensional yang dilakukan Partai Komunis Tiongkok seperti “perang narkoba” dan “perang budaya” bertujuan menghancurkan struktur moral demi melemahkan lawan-lawannya.

Berdasarkan temuannya, Komisi Pilihan DPR merekomendasikan agar pemerintah  memperbesar pemberian sanksi dan menggunakan kekuatan tersebut secara agresif dan terkoordinasi untuk menargetkan entitas yang terlibat dalam perdagangan fentanyl. (sin)