Israel Bersumpah Melawan Demi Membela Diri, Iran Mengancam akan Membalas

Pada 17 April, Perdana Menteri Israel bersumpah akan melakukan perlawan terhadap Iran. Ketegangan yang belum terlihat mereda berpotensi menimbulkan konflik baru yang sewaktu-waktu terjadi. Selain itu, komunitas internasional sedang mengupayakan sanksi lebih lanjut terhadap Iran

oleh Ren Hao

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Rabu (17/4/2024) mengadakan pembicaraan dengan Menlu Jerman dan Inggris yang datang sedang berkunjung. Ia juga melakukan panggilan telepon dengan para pemimpin banyak negara. Ketika bersama anggota kabinetnya bertemu dengan para wartawan, ia menyampaikan rasa terima kasih kepada para pemimpin berbagai negara atas dukungan dan saran kepadanya.

“Saya ingin memperjelas bahwa Israel akan membuat keputusannya sendiri. Negara Israel akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mempertahankan diri,” kata Netanyahu.

Presiden Prancis Emmanuel Macron yang sedang menghadiri pertemuan di Uni Eropa menyarankan, agar menjatuhkan lebih banyak sanksi terhadap Iran, serta terhadap rezim yang membantu Iran memproduksi rudal dan drone.

Pada 13 April, Iran meluncurkan sekitar 300 rudal dan drone pembom ke Israel. Meskipun Israel dan sekutunya berhasil mencegat 99% serangan tersebut, namun seorang gadis mengalami luka ringan karena serangan tersebut.

Ketika Iran mengadakan parade militer tahunannya pada 16 April, presiden Iran dalam pidatonya mengancam Israel, bahwa serangan balik sekecil apa pun akan menimbulkan pembalasan serius dari Iran.

Sebelumnya Israel pernah menyatakan bahwa Israel tidak akan takut dengan ancaman, dan bersumpah akan melakukan serangan balik terhadap Iran.

Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron mengatakan kepada media bahwa inti dari konflik Timur Tengah itu adalah isu Hamas yang didukung oleh Iran.

“Satu-satunya alasan konflik di Gaza masih tidak kunjung mereda adalah karena (Hamas) tidak menyetujui perjanjian gencatan senjata. Kita perlu menyelamatkan para sandera, dan kita perlu mengirimkan bantuan”, kata Cameron.

Perdana Menteri Qatar Hamad bin Khalifa Al Thani menyerukan agar menghindari terjadinya konflik putaran baru.

Qatar menjadi perantara perjanjian gencatan senjata yang dirancang AS, dan Israel menyetujui persyaratan tersebut sejak awal namun Hamas terus mengajukan keberatan. (sin)