PDB Kuartal Pertama 2024 Diklaim Naik, Tapi Harga Saham dan Real Estat di Tiongkok terus Anjlok

Biro Statistik Nasional Tiongkok mengumumkan kenaikan PDB kuartal pertama tahun ini yang mencapai angka pertumbuhan di luar ekspektasinya, yakni 5,3%.  Namun, ironisnya, harga jual perumahan komersial yang baru dibangun di kota-kota lapis pertama mengalami penurunan sebesar 1,5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, selain itu harga saham di bursa juga terus mengalami penurunan

 oleh Yi Ru – NTD

Pada 5 Maret, otoritas Tiongkok mengumumkan target pertumbuhan ekonomi Tiongkok tahun ini adalah sekitar 5%, yang dianggap pihak luar sebagai target yang tidak sesuai dengan aktivitas ekonomi sebenarnya.

Pada 16 April, Biro Statistik Nasional Tiongkok merilis data yang menunjukkan bahwa PDB Tiongkok kuartal pertama 2024 adalah RMB.29,6 triliun, naik sebesar 5,3% YoY yang melebihi perkiraan berbagai lembaga Tiongkok sebelumnya. Menurut pihak berwenang, peningkatan PDB itu terutama terjadi karena kuatnya pertumbuhan produksi industri.

Pihak luar percaya bahwa sebagai respons terhadap permasalahan seperti buruknya kinerja real estate dan lesunya konsumsi dalam negeri, pihak berwenang telah melakukan investasi besar-besaran di industri manufaktur dan membangun sejumlah besar pabrik untuk memproduksi kendaraan listrik dan modul sel surya untuk diekspor ke negara lain.

“Total volume ekspor kendaraan listrik Tiongkok telah melampaui banyak produsen mobil Jepang, sehingga pertumbuhan ekspor utama dan pertumbuhan PDB tahun ini digantungkan pada volume penjualan ekspor pembangkit listrik tenaga angin, panel surya dan kendaraan listrik. Kita telah melihatnya di industri lain, termasuk pertumbuhan konsumsi dalam negeri yang melemah, kinerja PPI (Producer Price Index) dan CPI (Consumer Price Index) dalam negeri Tiongkok yang tidak ideal. Sehingga dalam situasi itu angka 5,3% itu diharapkan pemerintah bisa tercapai dengan meningkatkan subsidi di industri tertentu dan dorongan ekspor,” kata Ekonom Davy J. Wong.

Tiongkok selama ini terus berurusan dengan pemalsuan data ekonomi. Perlu dicatat bahwa pejabat Tiongkok sengaja menunda waktu rilisnya data ekonomi, atau bahkan secara langsung memblokir database besar seperti “CNKI” dan “Wind Information” dengan alasan demi keamanan data, yang tujuannya tak lain adalah untuk mempersulit pengumpulan data oleh pihak luar negeri demi analisis.

Wang Guo-Chen, asisten peneliti di “China Economic Research Institute”, menunjukkan bahwa meskipun investasi aset tetap oleh perusahaan milik negara Tiongkok bertambah sebesar 7,8% pada kuartal pertama tahun ini, namun utang pemerintah tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal mana menambah sangsi pengamat, apa lagi pemerintah pusat justru meminta banyak provinsi dan kota untuk menghentikan pembangunan infrastruktur mereka.

“Mustahil 5,3%. Mengapa ? Pertama, dari perspektif Troika, kita melihat konsumsi adalah 4,7%, investasi adalah 4,5%. Faktanya, walau perdagangan barang masih surplus, tetapi masih menurun sebesar 0,7% dibandingkan tahun lalu. Jadi dengan kata lain, jika kita menghilangkan surplus perdagangan yang relatif kecil posinya dibandingkan PDB, satu-satunya alasan yang mungkin adalah 4,7 ditambah 4,5 dibagi 2, yaitu 4,5%. Satu-satunya alasan yang mungkin terjadi adalah dengan munculnya produktivitas baru yang signifikan. Dengan kata lain, investasi 4,5% dapat menciptakan 6,1% kapasitas produksi. Hal ini hanya dapat dijelaskan oleh fakta bahwa sebagian besar uang diinvestasikan di beberapa industri tetap,” ujar Wang Guo-Chen.

Pada hari yang sama saat otoritas Tiongkok mengumumkan PDB kuartal pertamanya, harga lebih dari 5.000 saham A di bursa Tiongkok anjlok. Lebih dari seribu saham jatuh lebih dari 10% atau mendekati batas penghentian transaksi. Hanya kurang dari 300 saham yang mengalami kenaikan.

“PDB Tiongkok sulit bisa dipercaya, tetapi harga di pasar saham boleh dipercaya. Investor Tiongkok tidak percaya terhadap data yang disajikan oleh Biro Statistik Tiongkok, jadi kinerjanya sangat pesimis. Kinerja pasar perumahan sangat buruk, sehingga ada perkiraan bahwa badai di pasar perumahan akan terus meluas, oleh karena itu pasar saham tidak membaik. Yang ketiga adalah adanya hal yang mencurigakan, yaitu jumlah nilai tambahan di industri keuangan yang kali ini tidak dimunculkan dalam laporan perekonomian nasional. Dengan kata lain, besar kemungkinan masalah kredit macet perbankan sudah mencapai titik puncak yang perlu disembunyikan dari sorotan publik,” kata Wang Guo-Chen.

Menurut data terakhir, angka pengangguran kaum muda belum dirilis, dan pihak berwenang hanya mengatakan bahwa sedikit peningkatan dalam pengurangan tingkat pengangguran kaum muda yang merupakan hal memprihatinkan. Pada kuartal pertama, indeks harga konsumen (CPI) nasional Tiongkok tetap tidak berubah dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu; indeks harga produsen industri (PPI) nasional turun sebesar 2,7% per tahun, termasuk penurunan tahunan sebesar 2,8% pada bulan Maret dan penurunan triwulanan sebesar 0,1%.

“Kita telah melihat Tiongkok mengalami dua situasi yang kontras, kebakaran dan kebanjiran yang umumnya adanya peningkatan konsumsi domestik dan keamanan penduduk, tetapi yang kita lihat baik konsumsi domestik atau kegiatan ekonomi lainnya, relatif bergerak lamban, kecuali ekspor produk tertentu ke negara-negara tertentu yang tumbuh secara signifikan, tetapi hal ini sulit untuk mempertahankan kemakmuran ekonomi,” jelas Davy J. Huang.

Untuk menyelamatkan pasar perumahan yang lesu, tersebar berita bahwa Partai Komunis Tiongkok berencana mendirikan perusahaan platform real estate nasional untuk mengakuisisi properti yang pembangunannya terbengkalai di seluruh negeri.

“Saya pikir semua yang dilakukan otoritas Tiongkok sekarang sudah terlambat untuk menyelamatkan pasar perumahan dari krisis. Sekalipun menurunkan dana 10 triliun yuan pun, berapa lama waktu yang Anda perlukan untuk melakukannya ? Anda masih harus bernegosiasi, bagaimana perjanjiannya harus dibuat ? Bagaimana mengalokasikan dana itu ? Jadi seluruh prosesnya akan makan waktu, sehingga tidak akan dapat menyelesaikan masalah pasar perumahan ini dalam tahun ini,” ujar Wang Guo-Chen.

Harga rumah baru di Tiongkok turun 2,2% tahun-ke-tahun di Maret tahun ini, ini merupakan penurunan terbesar sejak Agustus 2015. Meskipun Partai Komunis Tiongkok mengklaim bahwa pertumbuhan lebih tinggi dari perkiraan, harga rumah masih terus menurun, yang mencerminkan bahwa pasar perumahan masih menjadi hambatan bagi perekonomian Tiongkok secara keseluruhan. (sin)