Pembongkaran Paksa Dilakukan oleh Aparat PKT Terhadap Sejumlah Tempat di Tiongkok, Bahkan Beberapa Pemilik Rumah Dipukuli Secara Brutal 

Partai Komunis Tiongkok (PKT) masih terus melakukan pembongkaran paksa di berbagai tempat di Tiongkok. Kini pembelaaan demi mempertahankan hak-hak mereka dan melakukan perlawanan dari tindakan aparat sudah menjadi hal yang lazim bagi masyarakat. Baru-baru ini, dua insiden pembongkaran paksa telah menarik perhatian, bahkan anak-anak yang bersekolah di taman kanak-kanak pun ikut terlibat membela hak-hak mereka

Wang Yanqiao dan Xiong Bin – NTD

Pada 14 April, di Kota Tengzhou, Provinsi Shandong, Tiongkok terjadi sebuah insiden anak di bawah umur yang menolak pembongkaran. Seorang remaja berdiri di atap bangunan  dan membuat gerakan melompat dari gedung untuk mempertahankan hak-haknya, dan kemudian melempar batu dan kembang api ke arah polisi  yang mendekat yang mana dipersenjatai dengan perisai dan terlibat  perkelahian jarak dekat dengan pentungan dan tongkat.

Pada 15 April, pemerintah daerah Desa Yongdu, Kotapraja Anjing, Distrik Pidu, Chengdu, Provinsi Sichuan, menggali jalan bagi anak-anak TK untuk berangkat ke sekolah selama pembongkaran paksa anak-anak TK untuk melindungi hak bersekolah, mereka harus mempertahankan hak-hak mereka untuk memblokir jalan.

Lu, seorang penduduk Shandong, mengatakan: “Pembongkaran paksa ini adalah fenomena yang sangat umum dan telah berlangsung selama lebih dari 20 tahun. Ada berbagai macam perlawanan. Ini menunjukkan bahwa apa yang telah dilakukan oleh pihak berwenang telah melanggar batas dan sudah kelewatan.”

Li Muyang, pembawa acara kolom “Poin Berita”: Pertama-tama, sifat dasar Partai Komunis Tiongkok adalah melakukan kekerasan, sehingga harus melakukan pembongkaran paksa. 

Di masa lalu, ini adalah gerakan politik, yang bisa disebut politik pembongkaran. Sekarang menghancurkan properti pribadi. Adapun menghancurkan rumah-rumah penduduk adalah sejenis pembongkaran ekonomi, yaitu menerapkan aturan kekerasan melalui berbagai jenis pembongkaran.”

Pada 15 dan 16 April, pemilik Yujing Jiangshan di Distrik Tongnan, Chongqing membela hak mereka selama dua hari berturut-turut, namun dipukuli oleh polisi juga menangkap beberapa pemilik yang berpartisipasi dalam perlindungan hak.

Luo, warga Chengdu: “Masalah perlindungan hak ini terjadi setiap hari, tetapi tidak ada yang melaporkannya. Seharusnya ada lebih banyak pembongkaran paksa dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa orang dari daerah kami pergi ke Beijing untuk mengajukan petisi dan mereka mengikutimu ketika mereka mengajukan petisi. Saya melihat ada beberapa orang.”

Li Muyang: “Faktanya, perlindungan terhadap hak-hak rakyat jelata adalah karena mereka memiliki ilusi terhadap hukum PKT dan peraturan PKT.  Mereka belum melihat dengan jelas kejahatan PKT. Apakah hukum PKT itu? Hukum PKT adalah tongkat untuk memukuli rakyat Tiongkok, dan satu-satunya cara adalah membubarkan PKT.” (Hui)