Hampir Separuh Kota Besar di Tiongkok Mengalami Penurunan Permukaan Tanah, Beijing Paling Parah

oleh Zhao Fenghua

Sebuah laporan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal “Science” pada Jumat (18 April) menyebutkan bahwa hasil penelitian para ahli melalui data satelit nasional menemukan, hampir setengah dari kota-kota besar di Tiongkok mengalami penurunan permukaan tanah dalam skala “dari sedang hingga parah”, dan Ibukota Beijing yang mengalami penurunan muka tanah paling cepat.

Laporan tersebut menyebutkan bahwa 45% lahan perkotaan di Tiongkok mengalami penurunan permukaan tanah dengan kecepatan lebih dari 3 milimeter per tahun, dan 16% di antaranya turun dengan kecepatan lebih dari 10 milimeter per tahunnya.

Beijing adalah salah satu kota yang penurunan permukaan tanahnya paling cepat di negara ini, begitu pula Kota Tianjin. Tahun lalu, beberapa jalan di Tianjin juga tiba-tiba retak, memaksa lebih dari 3.000 orang penduduk gedung apartemen bertingkat tinggi mengungsi.

Penurunan permukaan tanah telah merugikan Tiongkok mencapai lebih dari RMB.7,5 miliar per tahunnya, dan hampir seperempat daratan pesisir mungkin berada di bawah permukaan laut pada abad mendatang, sehingga menempatkan ratusan juta orang pada risiko penurunan yang lebih parah.

Ao Zurui, penulis laporan tersebut, peneliti asosiasi di Beidou Research Institute of South China Normal Universitytim mengatakan : “Populasi perkotaan Tiongkok telah melebihi 900 juta jiwa, sehingga bahkan sebagian kecil dari penurunan permukaan tanah di Tiongkok juga akan berdampak besar terhadap kehidupan masyarakat di perkotaan.”

Studi tersebut menemukan bahwa banyak faktor yang menyebabkan penurunan permukaan tanah di kota-kota tersebut, antara lain beratnya bangunan dan infrastruktur, pemompaan air dalam tanah, dan pengeboran minyak dan penambangan batu bara di daerah sekitar yang semuanya menimbulkan tekanan atau amblesnya permukaan tanah.

Reuters mengutip Robert Nicholls dari Pusat Penelitian Perubahan Iklim Tyndall di Universitas East Anglia di Inggris mengatakan : “Ini benar-benar memungkinkan kita untuk menyadari bahwa bagi Tiongkok, ini adalah masalah nasional, bukan hanya satu atau dua tempat saja”.

Masalah penurunan permukaan tanah tidak hanya terjadi di Tiongkok. Robert Nicholls mengatakan, bahwa kota-kota yang tenggelam ini bisa belajar dari pengalaman Tokyo. Sebelum pemompaan air tanah dilarang pada tahun 1970an, Tokyo tenggelam sekitar 5 meter (16 kaki).

“Masalah penurunan permukaan tanah harus ditanggapi dengan serius, namun Anda tidak mungkin bisa menghentikan penurunan dari seluruh pemukiman”, ujar Nicholls.

“Jadi, yang perlu Anda tangani adalah masalah kemampuan adaptasi dari bangunan dan pembuatan tanggul,” tambahnya. (sin)