Babak Baru Perang Dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok Sudah Dekat

Yuan Bin

Sebagai akibat dari kemerosotan ekonomi, konsumsi yang tidak mencukupi, dan pasar yang menyusut, yang mana telah menyebabkan kelebihan kapasitas Tiongkok sehingga hanya dapat menggunakan ekspor eksternal untuk meningkatkan ekonomi domestiknya.

Lebih genting lagi, PKT sedang berusaha melancarkan “perang harga global”, terutama terhadap AS, Jepang, Eropa, Asia Tenggara, Amerika Latin, dan seterusnya, yaitu berusaha menghancurkan berbagai perusahaan terkait di seluruh dunia melalui strategi harga rendah, untuk menghalangi usaha Eropa dan AS merevitalisasi industri manufaktur mereka, termasuk sejumlah bidang utama seperti manufaktur elektronik, energi bersih, dan kendaraan listrik. Sederhananya, ini adalah “merongrong tatanan ekonomi global”.

Singkatnya, meningkatnya kelebihan kapasitas industri yang disebabkan oleh PKT merupakan ancaman besar bagi Amerika Serikat dan dunia.

Menteri Keuangan AS Janet Yellen saat mengunjungi Tiongkok pada  4 hingga 8 April, menyatakan bahwa investasi Tiongkok yang berlebihan dalam industri energi ramah lingkungan seperti kendaraan listrik, panel surya, dan baterai litium telah menyebabkan kelebihan kapasitas yang sangat besar.

Yellen dengan tegas memperingatkan : PKT telah “mendistorsi harga dan model produksi di pasar global, merugikan kepentingan perusahaan dan pekerja di Amerika Serikat dan di seluruh dunia, hal ini tidak dapat diterima.” Dia menuntut keras agar PKT harus mengurangi produksi industri.

Dia mengatakan : “Saya sangat prihatin dengan dampak ketidakseimbangan makroekonomi yang sudah berlangsung lama di Tiongkok –— konsumsi rumah tangga yang lemah dan investasi berlebihan perusahaan, sedangkan pemerintah yang mendukung dengan besar-besaran terhadap sektor industri tertentu semakin memperburuk ketidaksembangan ini –— akan membawakan risiko besar bagi pekerja dan industri terhadap Amerika Serikat dan negara-negara lain di dunia.”

Dia juga mengatakan hal ini pernah terjadi sebelumnya. Lebih dari satu dekade yang lalu, dukungan besar-besaran dari pemerintah Tiongkok membanjiri pasar global dengan baja Tiongkok yang harganya lebih murah dan menghancurkan industri global dan AS.

“Tiongkok sekarang terlalu besar, negara-negara lain di dunia tidak dapat menyerap kapasitas produksi sebesar itu. Tindakan yang diambil Tiongkok (PKT) saat ini dapat mengubah harga dunia. Ketika pasar global dibanjiri produk Tiongkok yang harganya sengaja di rendahkan, maka kelangsungan hidup perusahaan AS dan perusahaan asing lainnya akan menjadi masalah,” kata Yellen.

Namun, Partai Komunis Tiongkok menepis kekhawatiran Yellen mengenai kelebihan kapasitas, percaya bahwa industri ramah lingkungan adalah obat yang baik yang dapat menyuntikkan vitalitas ke dalam perekonomian Tiongkok yang lemah karena penurunan jangka panjang di pasar real estate yang menyeret perekonomian, dan menuduh Amerika Serikat yang melakukan hal tersebut menekan kebangkitan Tiongkok, bersiap untuk mengajukan keluhan ke WTO.

Fakta sekali lagi membuktikan bahwa bagi rezim brandal seperti PKT, hanya mengandalkan dialog saja tidak dapat menyelesaikan masalah.

Dilihat dari tren perkembangan setelah kunjungan Yellen ke Tiongkok, dapat dikatakan bahwa babak baru perang dagang antara Amerika Serikat dan Partai Komunis Tiongkok akan segera terjadi.

Perwakilan Dagang A.S. Katherine Tai membuat pernyataan tegas pada sidang House Ways and Means Committee mengenai “Agenda Perdagangan 2024” pemerintahan Biden pada 16 April : “Kami siap mendukung upaya ini dengan menggunakan alat perdagangan kami, termasuk melalui tindakan Pasal 301 yang baru dan audit kami selama empat tahun terhadap tarif Pasal 301 Tiongkok. Audit ini bertujuan untuk mengevaluasi cara menerapkan langkah-langkah tarif agar dapat mengatasi “kebijakan transfer teknologi yang dipaksakan” di Tiongkok secara lebih efektif dan strategis, seperti “pencurian dunia maya” dan “peretasan dunia maya, ” serta kerugian yang disebabkan oleh ketidakseimbangan dan ketidaksetaraan dalam hubungan perdagangan AS-Tiongkok.”

Dai Qi (Katherine Tai) melontarkan tuduhan yang jelas: “Kebijakan non-pasar Tiongkok (PKT) yang tidak terkendali telah menghancurkan banyak komunitas pekerja dan industri di Amerika Serikat, termasuk baja, aluminium, panel surya, baterai, kendaraan listrik, dan bahan pertambangan yang penting.”

Jika pernyataan Dai Qi kurang berwibawa, mari kita lihat apa yang dikatakan Presiden AS Biden saat berbicara dengan United Steelworkers di Pittsburgh pada 17 April.

Biden mengatakan kepada hadirin bahwa karena perusahaan baja Tiongkok memproduksi baja jauh lebih banyak daripada yang dibutuhkan Tiongkok, Tiongkok akhirnya membuang kelebihan baja di pasar global dengan harga yang sangat rendah. Alasan mengapa harganya terlalu rendah adalah karena perusahaan baja Tiongkok tidak perlu mengkhawatirkan profitabilitas karena subsidi yang diberikan oleh pemerintah Tiongkok sangat tinggi.。“Anda harus tahu, pada awal tahun 2000an, baja Tiongkok sudah mulai membanjiri pasar –— dan kota-kota baja di Pennsylvania dan Ohio terkena dampak yang sangat besar. Antara tahun 2000 hingga tahun 2010, Lebih dari 14.000 pekerja baja dan pekerja besi kehilangan pekerjaan di Pennsylvania dan Ohio —- 14.000 orang.” kata Biden.

Dia secara langsung mengkritik PKT, “Mereka bukan bersaing, mereka adalah menipu. Mereka adalah penipu. Sedangkan Amerika Serikat telah dirugikan.”

Selanjutnya, Biden menyatakan sikap yang jelas : “Harap dicatat bahwa Perwakilan Dagang Amerika Serikat saat ini sedang menyelidiki praktik perdagangan baja dan aluminium yang dilakukan pemerintah PKT. Jika penyelidikan ini mengonfirmasi praktik perdagangan anti-persaingan ini, maka saya akan memintanya untuk mempertimbangkan mengimpor dari Tiongkok Tiga kali lipat tarif baja dan aluminium.”

Kemungkinan besar Amerika Serikat akan meluncurkan babak baru perang dagang melawan Partai Komunis Tiongkok, tidak diragukan lagi hal ini merupakan akibat yang tidak dapat dihindari dari “subversi tatanan ekonomi global” yang dilakukan Partai Komunis Tiongkok.(lin)