Kanker Usus Besar Kian Sering Menyerang Kaum Muda. Ahli : 5 Gejala Ini Perlu Diperhatikan

EtIndonesia. Peningkatan tajam jumlah kasus kanker di kalangan generasi muda merupakan tren global yang meresahkan, dan kanker usus besar adalah salah satunya. Mengapa generasi muda lebih rentan terkena kanker ? Apakah ini berarti masyarakat harus mulai melakukan pemeriksaan kanker sejak usia muda ?

Sebuah studi yang diterbitkan tahun lalu di “BMJ Oncology”, sebuah jurnal kanker dari British Medical Journal (BMJ), menemukan bahwa dalam 30 tahun terakhir (1990-2019), jumlah kasus baru pengidap kanker pada orang di bawah usia 50 tahun telah meningkat sebesar 79% secara global.

Menurut “American Cancer Society”, dari tahun 1995 hingga 2019, proporsi orang berusia di bawah 55 tahun yang didiagnosis menderita kanker usus besar telah meningkat hampir dua kali lipat, yakni naik dari 11% menjadi 20%. Dan sejak tahun 2011, kasus baru kanker usus besar (juga dikenal sebagai kanker kolorektal, kanker rektal, atau kanker usus) pada orang berusia di bawah 50 tahun juga tercatat meningkat sebesar 1% hingga 2% setiap tahunnya. Namun para ahli belum mengetahui secara pasti penyebabnya.

James Cleary, ahli onkologi gastrointestinal di Dana-Farber Cancer Institute, Boston berbagi tanda dan gejala umum yang harus diwaspadai setiap orang, dianjurkan untuk secepatnya menjalani kolonoskopi jika kedua gejala tersebut muncul secara bersamaan.

James Cleary mengatakan kepada “Business Insider” bahwa kolonoskopi sebagai metode skrining biasanya dimulai pada usia 50 tahun, namun kini diturunkan ke usia 45 tahun karena semakin banyak orang muda yang terkena kanker kolorektal. Namun orang yang mengalami tanda dan gejala kanker kolorektal sebelum usia 45 tahun mungkin juga perlu menjalani pemeriksaan lewat kolonoskopi.

“Jika Anda memiliki satu gejala, Anda harus mempertimbangkan untuk menjalani kolonoskopi, namun jika Anda memiliki dua gejala tersebut, secara statistik, peluang Anda lebih tinggi untuk menjalani kolonoskopi,” kata James Cleary.

Berikut lima tanda dan gejala kanker usus besar yang harus diwaspadai.

Anemia defisiensi besi

Anemia defisiensi besi terjadi ketika seseorang memiliki kadar zat besi yang rendah dalam tubuhnya, yang bisa menjadi tanda kanker usus besar.

Kanker usus besar sering kali menyebabkan pendarahan, terutama pendarahan rektum, yang merupakan gejala lain dari penyakit ini, kata James Cleary. Namun, perdarahan bisa terjadi pada tingkat mikroskopis sehingga seringkali terabaikan oleh pasien.

“Ketika ada seseorang yang menderita anemia defisiensi besi, saya pikir pertanyaan pentingnya adalah : Mengapa orang tersebut menderita anemia defisiensi besi ? Jika yang bersangkutan tidak dapat menemukan alasan yang tepat tentang penyebabnya, maka orang tersebut sebaiknya menjalani kolonoskopi, kata James Cleary.

Gejala umum anemia defisiensi besi meliputi kelelahan, penurunan energi, sesak napas, dan sakit kepala. Kita dapat melakukan tes darah untuk memeriksa kadar zat besi dalam tubuh.

Perubahan buang air besar

Perubahan kebiasaan buang air besar juga bisa menjadi gejala potensial kanker kolorektal, kata Cleary. Misalnya, jika tumor berada di bagian bawah rektum, hal ini dapat menyebabkan tinja menjadi lebih encer saat dikeluarkan dari tubuh.

Ia mengatakan gejala seperti bertambahnya jumlah BAB, tinja encer dan berbentuk pensil, dan ada darah pada tinja merupakan hal umum yang terjadi pada pasien kanker kolorektal. Gejala lain mungkin termasuk diare, sembelit, dan rasa tidak nyaman setelah buang air besar.

Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan

James Cleary memperingatkan bahwa penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan dapat menjadi gejala dari semua jenis kanker, termasuk kanker usus besar. Dia sering menjumpai hal ini terjadi terhadap pasien dengan kanker usus besar stadium lanjut.

“Penurunan berat badan sebanyak 10 hingga 20 pon (setara 5 hingga 10 kg) biasanya terjadi dalam waktu 6 bulan hingga 1 tahun,” katanya. “Meski pasien tersebut tidak secara aktif berusaha menurunkan berat badannya”.

Dia mengatakan masyarakat sebaiknya pergi ke dokter jika mengalami penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas, karena ini merupakan karakteristik yang berisiko tinggi, terutama jika gejala lain muncul pada saat yang bersamaan, seperti pendarahan pada rektum.

Sakit perut

Nyeri yang terus-menerus, nyeri tumpul, atau kram di perut juga bisa mengindikasikan gejala kanker usus besar. Cleary menambahkan bahwa gejala ini memiliki risiko kanker yang lebih rendah, namun ada baiknya yang bersangkutan berkonsultasi dengan dokter apakah dirinya menderita sakit perut kronis ?

Kelelahan

Merasakan kelelahan sepanjang waktu juga indikasi yang harus diwaspadai. Menurut “Bowel Cancer UK”, hal ini bisa jadi disebabkan oleh kurangnya sel darah merah yang sehat di dalam tubuh.(sin/yn)

Sumber: ntdtv