Dua turis asal Tiongkok, seorang pria dan seorang wanita, tewas secara tragis di Hotel Intercontinental di Bali.Kasusnya belum selesai, dan polisi belum mengungkap rincian kasus. Media Hong Kong mengungkapkan bahwa keduanya adalah sepasang kekasih. Alasan pembunuhan disebut terkait cryptocurrency senilai sekitar RMB. 200 juta. Mereka disiksa secara brutal sebelum kematiannya
NTD
Pada 1 Mei 2023, dua wisatawan asal Tiongkok , Li Chiming (25) dan Cheng Jianan (22) ditemukan tewas di Jimbaran Intercontinental Hotel, Bali. Kedua korban ditemukan dalam keadaan telanjang dan berlumuran darah. Laporan kepolisian menyatakan bahwa ditemukan wanita yang meninggal berusia 22 tahun dan berasal dari Jiujiang, Provinsi Jiangxi, Tiongkok. Ia memiliki hubungan dengan pria yang meninggal. Namun, polisi tidak merilis secara spesifik penyebab kematian dan rincian kasusnya.
Pada 11 Mei, laporan media Hong Kong Phoenix.com mengutip “informasi gossip” yang mengatakan bahwa pasangan yang terbunuh adalah “orang-orang di lingkaran mata uang” dan mendapat masalah karena pria tersebut memegang mata uang crypto senilai sekitar RMB.200 juta. Demi meminta kunci kode terenkripsi, si pembunuh secara brutal menyiksa pasangan itu dan akhirnya membunuh mereka.
Pernyataan di atas hanya memiliki satu sumber dari saluran informal, dan tidak ada bukti tidak langsung yang konklusif dan dapat diandalkan. Namun demikian, memang benar bahwa Bali adalah tempat terjadinya pembunuhan. Insiden tersebut telah menarik sejumlah besar profesional industri cryptocurrency untuk berkumpul di sana dalam beberapa tahun terakhir. Perampokan dan penipuan terkait cryptocurrency sering terjadi di Bali.
Pada Maret lalu, terjadi insiden “perampokan bitcoin” di Bali. Seorang investor bernama Yuri Boytsov dirampok di Bali ketika empat penyerang masuk ke villanya dan memaksa transfer uang menggunakan dompet cryptocurrency miliknya.
Sebelumnya, pihak Polda Bali mengatakan kepada media pada 7 Mei lalu, sebanyak 15 saksi telah diperiksa terkait pembunuhan dua turis asal Tiongkok tesebut. Ke-15 saksi tersebut merupakan karyawan hotel dan beberapa orang asing yang mengetahui lokasi hotel tersebut.
Pihak kepolisian menyatakan bahwa otopsi dilakukan terhadap mendiang atas permintaan orang tua korban, dan hasil otopsi akan diumumkan oleh pihak kepolisian pada waktunya.
Laporan Media mengungkapkan, dokter forensik yang menangani otopsi kedua turis mengungkapkan bahwa ditemukan luka terbuka di sisi kiri dan kanan tubuh korban laki-laki sepanjang sekitar 11-12 cm, yang seharusnya disebabkan oleh kekerasan yang disebabkan oleh perangkat. Selain itu, ada beberapa luka di punggungnya dan luka sayat di tangan kiri dan kanannya. Korban perempuan mengalami luka memar di dahinya, luka lecet di tangan dan kaki kanannya, dan luka memar melingkar di lehernya, yang mana seperti bekas cekikan.
Dilaporkan juga luka lecet ditemukan di dada kiri dan di bawah lengan kiri korban. Seorang dokter forensik senior mengatakan bahwa ada dua kemungkinan: pertama, si wanita itu tersiram air panas sebelum meninggal, dan kedua, si wanita itu terpapar air panas untuk waktu yang lama di dalam bak mandi setelah kematiannya, yang dapat mengakibatkan luka bakar bersuhu rendah.
Selain itu, terkait kasus ini, banyak ahli investigasi kriminal dan dokter forensik senior mengatakan dalam wawancara dengan media bahwa yang terpenting adalah menemukan senjata pembunuhan terlebih dahulu. Namun saat ini, polisi belum mengungkapkan detail terkait.
Beberapa hari lalu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno mengatakan dalam wawancara dengan media bahwa Polda Bali dan aparat penegak hukum membentuk tim khusus, dan penyelidikan kasus tersebut “telah membentuk laporan awal”. Namun demikian, ia tidak mengungkapkan secara spesifik isi laporan tersebut. (Hui)