Yu Liang
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Senin (21 Agustus) dalam pidatonya di luar Istana Christiansborg di Kopenhagen, Denmark, mengucapkan terima kasih kepada Amerika Serikat, Belanda dan Denmark atas komitmen mereka untuk menyediakan jet tempur F-16. Ia juga mengatakan bahwa langkah tersebut memiliki makna yang signifikan, dan merupakan terobosan bersejarah yang akan membantu Ukraina mengalahkan Rusia.
Zelenskiy mengatakan : “Anda membantu Ukraina yang membutuhkan senjata. Saya berterima kasih kepada kalian, juga Denmark karena akan menyediakan F-16 dan semua senjata yang kami sepakati demi perjuangan untuk melindungi kebebasan.”
“Hari ini kami yakin Rusia akan kalah dalam perang ini,” katanya.
Agence France-Presse melaporkan bahwa Denmark berjanji akan mengirimkan jet tempur F-16 ke Kiev secara bertahap, yakni 6 unit pada akhir tahun ini, 8 unit tahun depan, dan 5 unit tahun setelahnya.
Ada warga Ukraina yang menyatakan bahwa dirinya berharap jet tempur F-16 dapat secepatnya bergabung dalam perang untuk membantu tentara Ukraina mendapatkan kembali supremasi udara dan mendapatkan kembali wilayah yang diduduki Rusia.
Larysa Shymko, warga wilayah Kherson, Ukraina mengatakan : “Terimakasih Tuhan, saya pikir semua orang Ukraina telah lama menantikan tibanya (F-16).”
Pada Senin, Duta Besar Rusia untuk Denmark mengecam pemerintah Denmark atas tindakan ini. Ia mengatakan bahwa hal itu akan menyebabkan terjadinya “eskalasi konflik”.
Pada saat yang sama, tentara Ukraina mengatakan padai Senin bahwa mereka telah merebut kembali beberapa wilayah di dekat Bakhmut dan memukul mundur tentara Rusia di Kharkov, tetapi pertempuran tetap menemui jalan buntu dan tidak ada kemajuan berarti yang dicapai.
Gubernur wilayah Moskow mengklaim bahwa pasukan Rusia telah berhasil menembak jatuh sebuah pesawat tak berawak Ukraina di Moskow, yang sebagian dari reruntuhannya melukai setidaknya 2 orang. Hampir 50 penerbangan di bandara Moskow telah dihentikan sementara.
Sehari sebelumnya, wahana penjajak bulan Rusia “Luna-25” telah kehilangan kontak dengan pusat pengendalian karena diduga terjadi hard landing atau menabrak permukaan bulan, sehingga rencana untuk mendarat di kutub selatan bulan mengalami kegagalan total. Menurut analisis ahli, kegagalan pendaratan benar-benar mematahkan visi Rusia untuk kembali ke perlombaan teknologi menjelajah bulan, dan pada saat yang sama menyoroti terjadinya penurunan kekuatan luar angkasa Rusia. (sin)