KOTA BATU – Tim gabungan masih berupaya memadamkan kebakaran hutan di lereng Gunung Panderman, Kota Batu, Jawa Timur, yang terjadi sejak Selasa (21/11) hingga Kamis (23/11). Sebanyak 50 personel diterjunkan guna memadamkan api secara manual serta dengan cara membuat sekat bakar.
Dari laporan yang dihimpun oleh Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu, saat ini kebakaran sudah dapat dikendalikan meski masih terdapat titik api.
Petugas Pusdalops BPBD Kota Batu Maulana Purba mengatakan, pemadaman memang masih mengalami beberapa kendala seperti medan yang terjal dan titik api yang berada di lokasi sulit dijangkau. Kendati demikian, tim gabungan akan terus berupaya memadamkan dengan membagi kelompok ke tiga titik.
“Kendala kondisi medan yang terjal, serta material pohon Pinus yang ada getah karetnya sehingga membuat awet terbakar. Pemadaman dilanjutkan dengan pemberangkatan dari Pacuan Kuda mega Star, Desa Oro-Oro Ombo dan pos pendakian, tim dibagi menjadi tiga titik,” ungkap Maulana, saat dihubungi, Kamis (23/11) siang yang dirilis oleh Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB.
Maulana mengatakan, kebakaran yang melanda lereng Gunung Penderman kali ini merupakan yang pertama sejak tahun 2019 atau yang pertama selama musim kemarau tahun ini. Ia juga memastikan penyebab kebakaran dikarenakan adanya sambaran petir yang mengenai pohon.
Data sementara per Kamis (23/11) diperkirakan luas lahan yang terbakar mencapai kurang lebih 17 hektar berada di petak 227 Blok Wajikan dan petak 213 seluas 12 hektar Blok Bon Klerek. Vegetasi yang terbakar, antara lain, berupa cemara dan ilalang.
Di samping itu, Pusdalops BPBD Kota Batu memastikan bahwa kebakaran hutan tersebut tidak berdampak kepada masyarakat karena lokasinya jauh dari permukiman.
“Tidak berdampak ke permukiman karena lokasinya jauh dari pemukiman warga,” pungkas Maulana. (Bnpb/asr)