oleh Luo Tingting
Menjelang Tahun Baru Imlek, banyak wilayah di Tiongkok yang dilanda hujan dan salju lebat, sehingga banyak warga yang dalam perjalanan mudik ke kampung untuk merayakan Tahun Baru Imlek terhalang di jalan. Seorang pria di Hunan sampai menangis lantaran sudah 50 jam terjebak dalam kemacetan di jalan bebas hambatan. Banyak kendaraan yang terpaksa ditinggalkan oleh pemiliknya dengan menempuh jalan kaki untuk menyelamatkan diri atau langsung menuju rumah.
1.665 pintu tol ditutup karena badai salju
Informasi lalu lintas jalan raya Tiongkok menunjukkan bahwa karena hujan dan salju yang membekukan. Tercatat hingga 5 Februari pukul 8:00 ada 13.831 km jalan raya di Jiangsu, Anhui, Henan, Hubei, Hunan, Chongqing, Sichuan, Guizhou, Tibet, Shaanxi, Gansu, Qinghai , dan Ningxia yang melibatkan 1.665 pintu tol untuk 158 jalan raya bebas hambatan.
Sejauh ini, total 3 pintu tol telah ditutup lebih dari 48 jam, semuanya terletak di Qinghai, dan 8 ruas jalan juga sudah ditutup selama lebih dari 48 jam, yang semuanya merupakan jalan raya nasional dan provinsi biasa, melibatkan provinsi Shaanxi dan Qinghai. Hingga 5 Februari pukul 08.00 pagi, kendaran yang melaju baik di jalan raya nasional maupun biasa sepanjang 615 km tercatat hanya berkecepatan rata-rata di bawah 5 km/jam.
Pemilik mobil yang terjebak memanjat pagar pembatas untuk mencari makanan
Video yang diposting online menunjukkan bahwa karena salju lebat, banyak warga mudik dengan berkendaraan yang terjebak dalam kemacetan panjang di jalan raya, terpaksa turun dari kendaraan, berjalan kaki, memanjat pagar menuju desa terdekat untuk membeli biskuit, mie instan, air minum dan sebagainya untuk mengisi perut yang lapar.
“China News Weekly” melaporkan, bahwa Mr. Luo, seorang pemilik mobil yang terjebak di jalan bebas hambatan Provinsi Hubei selama 44 jam pada 4 Februari mengatakan bahwa dirinya sedang menempuh perjalanan mudik dari Kota Hangzhou menuju Chongqing.
Mr. Luo yang sempat makan semangkuk mie di area peristirahatan pada 3 Februari jam 6 sore, belum lagi mengisi perutnya setelah 20 jam berlalu. Satu jam yang lalu, dia melintasi pagar pembatas dan berjalan melewati bukit dan ladang menuju desa terdekat untuk membeli beberapa kantong roti.
Ia khawatir kendaraannya kehabisan bahan bakar. “Saya tidak berani berlama-lama menyalakan heater di malam hari kecuali sudah tidak tahan. Saya takut kehabisan bahan bakar di tengah perjalanan”.
“Beberapa ruas jalan memang sangat licin, jadi mobil terpaksa kami dorong”, kata Luo. “Kami mendengar kabar bahwa Chongqing juga mulai menghentikan operasional kereta api. Kami terjebak dalam kesulitan, tetapi mau tidak mau harus maju terus. Untungnya, anak-anak saya sudah pulang lebih awal. Mudah-mudah orang dewasa lebih mampu bertahan.”
Pria Hunan menangis karena terjebak kemacetan selama 50 jam karena salju lebat
Hunan juga dilanda salju dan hujan lebat yang sangat dingin, sehingga terjadi kemacetan panjang kendaraan tertimbun salju di jalan bebas hambatan. Seorang pemilik yang mengendarai mobilnya di Hunan mengatakan kepada media bahwa jalan semestinya ditempuh dalam 1 jam harus ditempuh selama 11,5 jam. Banyak kendaraan yang ditinggalkan begitu saja oleh pemiliknya yang memilih turun untuk berjalan kaki.
Sebuah video menunjukkan salju lebat turun di Kabupaten Cili, sebelah timur Kota Zhangjiajie, Provinsi Hunan, menyebabkan kemacetan lalu lintas di jalan bebas hambatan dan kebuntuan di area peristirahatan. Seorang pemuda terjebak kemacetan selama lebih dari 50 jam, “saya ingin pulang” katanya sambil menangis.
Seorang netizen yang bersimpati menuliskan komentarnya : “Ini karena dia terjebak kemacetan selama lebih dari 50 jam, apa lagi harga barang-barang di area peristirahatan lebih mahal. Tidak menutup kemungkinan harga meroket setelah pengunjung berjubel, jadi ia sedih. Dan saya kira di dekat sana juga tidak terdapat SBPU”.
“Tahun Baru tinggal beberapa hari lagi. Tetapi perjalanan pulang saja sudah menghabiskan 2 atau 3 hari. Tinggal berapa hari tersisa ? Belum lagi harus kedinginan dan kelaparan”.
Pada 4 Februari, banyak netizen yang terjebak di Tol Hubei selama 17 jam meminta bantuan lewat Weibo.. “Jalan tol macet total, kendaraan kehabisan bahan bakar, kekurangan makanan dan air panas, dan nomor telepon darurat sulit untuk dihubungi ….”.
Penumpang KA terdampar dalam gerbong selama 15 jam saat badai salju
Cuaca badai salju juga mempengaruhi operasional kereta api. Dalam beberapa hari terakhir, Provinsi Hubei mengalami serangan musim dingin terdahsyat yang ditandai dengan suhu rendah, hujan, salju, dan es sejak tahun 2009. Beberapa penumpang yang membutuhkan 1 jam perjalanan terpaksa ditempuh lebih lama lantaran KA berhenti dan penumpang terdampar dalam gerbong kereta api selama 15 jam karena hujan salju lebat.
Video yang diunggah secara online menunjukkan bahwa speaker dalam Stasiun Kereta Api Hubei terus terdengar pemberitaan soal KA tidak beroperasi hari ini, para penumpang agar segera meminta kembali uang tiketnya di loket.
Ada penumpang yang pingsan karena terdampar selama 30 jam di Bandara Wuhan
Penerbangan pesawat juga terpengaruh oleh cuaca badai salju. Pada 4 Februari, seorang penumpang wanita yang berada di Bandara Tianhe, Wuhan memposting video yang mengatakan bahwa dia terdampar di bandara selama 30 jam dan hanya tidur selama dua setengah jam di hotel yang diatur oleh bandara. Penumpang sudah naik dan turun pesawat berulang kali karena cuaca yang tidak menunjang pesawat tinggal landas. Bahkan ada penumpang yang jatuh pingsan. Bagusnya ada petugas bandara yang memberikan pertolongan pertama.
“Setelah maskapai menetapkan jadwal penerbangan baru yaitu pukul 14:00 bagi pesawat yang kami tumpangi, kami buru-buru kembali lagi ke bandara. Namun kemudian jam itu dipakai untuk penerbangan yang lain dan kita diminta untuk menunggu jadwal berikutnya. Begitulah akhirnya kita tertahan di bandara selama 28 jam.” (sin)