EtIndonesia. Pada tanggal 1 Oktober, sebuah tragedi yang menimpa bus sekolah di Bangkok, Thailand, terbakar setelah kecelakaan, yang mengakibatkan kematian banyak anak dan tiga guru.
Kanokwan Sriphong adalah salah satu dari tiga guru yang tewas dalam kebakaran tersebut.
Dia dilaporkan memeluk murid-muridnya hingga napas terakhirnya.
Tindakan heroik tersebut pertama kali diungkapkan oleh Gun Jom Phalang, seorang aktivis yang tinggal di Thailand.
Menurut Amarin News, ibu Kanokwan telah menghubunginya, meminta bantuannya untuk melacak putrinya.
Sayangnya, aktivis tersebut harus memberi tahu ibu yang putus asa tersebut tentang kematian putrinya setelah mengonfirmasi identitas almarhum.
“Indah sampai akhir. Kami menemukan jasad Kanokwan Sriphong memeluk muridnya,” tulis Gun dalam sebuah posting di Facebook. “Dia adalah seorang guru hingga napas terakhirnya.”
Wanita muda itu memulai kariernya sebagai asisten guru untuk siswa kelas satu pada Juli 2023.
Tragisnya, menurut Khaosod, dia baru menerima ijazahnya pada 26 September. Dia lulus dengan pujian kelas dua.
Menurut Matichon, dua guru lainnya tewas dalam kebakaran bus sekolah, Pimthong Sombat dan Saranya Homkaesorn.
Seminggu sebelumnya, tepatnya pada 24 September, Pimthong baru saja mendapatkan pengakuan atas kemampuan mengajarnya yang luar biasa. Dia menerima medali perak karena menyelenggarakan kegiatan pendidikan bagi siswa untuk belajar tentang sejarah, kewajiban sipil, dan demokrasi.
Guru terakhir adalah Saranya, yang masih menjadi guru magang. Dia adalah mahasiswa tahun keempat di Universitas Mahachulalongkornrajavidyalaya. Menurut postingan universitas, dia adalah mahasiswa pekerja keras yang hanya tinggal tujuh hari lagi untuk menyelesaikan pelatihannya.
Khaosod English melaporkan bahwa penduduk setempat mulai memberikan persembahan berupa bunga, karangan bunga, susu, dan makanan ringan di sepanjang jalan setapak dekat lokasi kecelakaan di Jalan Vibhavadi Rangsit.(yn)
Sumber: mustsharenews