Ketegangan di Semenanjung Korea terus meningkat. Pada Selasa (15/10/2024), militer Korea Selatan melaporkan bahwa Korea Utara telah meledakkan sebagian jalan yang “menghubungkan kedua negara.” Tentara Korea Selatan membalas dengan tembakan dan mengutuk keras tindakan perusakan Pyongyang
oleh Yi Wen dan Jiang Diya
Pada siang hari waktu setempat, Korea Utara meledakkan jalan raya Gyeongui dan Donghae yang menghubungkan Korea Selatan dan Korea Utara, di bagian utara Garis Demarkasi Militer, memutuskan jalur darat antara kedua negara.
Korea Selatan segera membalas di wilayah selatan Garis Demarkasi Militer.
“Korea Utara harus bertanggung jawab sepenuhnya atas ledakan yang memutus jalan dan jalur kereta api antara Korea Selatan dan Korea Utara,” kata Juru bicara Kementerian Unifikasi Korea Selatan, Koo Byung-sam.
Seoul mengutuk keras tindakan tidak normal Korea Utara.
“Korea Utara hari ini telah meledakkan bagian utara jalan raya Gyeongui dan Donghae, yang jelas melanggar perjanjian antara Korea Selatan dan Korea Utara. Kami menganggap ini sebagai tindakan yang sangat tidak normal. Pemerintah Korea Selatan mengutuk keras tindakan ini,” ujar Koo Byung-sam.
Pejabat Korea Selatan menyatakan bahwa jalan ini dibangun dengan dana pinjaman dari pemerintah Korea Selatan atas permintaan Korea Utara, dengan biaya sekitar 1,3 miliar dolar AS. Seoul mengingatkan Pyongyang bahwa “ada kewajiban untuk melunasi hutang.”
Komite Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan bahwa Korea Utara mungkin akan melanjutkan pembangunan apa yang disebut sebagai benteng pertahanan di daerah yang diledakkan.
Militer Korea Selatan sedang memantau situasi dengan ketat dan meningkatkan pengawasan dalam kerangka kerja sama dengan Amerika Serikat, serta mempertahankan kesiapan tempur yang stabil.
Dilaporkan bahwa pada Senin (14 Oktober), Kim Jong-un mengadakan pertemuan Dewan Keamanan Nasional tertinggi untuk membahas respons terhadap insiden drone. Setelah mendengarkan laporan, Kim Jong-un memerintahkan pelaksanaan rencana “tindakan militer segera.”
Terkait hal ini, Kementerian Unifikasi Korea Selatan menyatakan bahwa pada Rabu (16 Oktober) akan diadakan pertemuan wakil menteri luar negeri dari Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Jepang di Seoul untuk membahas situasi antara Korea Selatan dan Korea Utara. (Hui)