ETIndonesia. Pejabat pertahanan India pada Rabu (30/10/2024) menyatakan bahwa India dan Tiongkok telah menarik pasukan mereka dari zona konflik Himalaya sesuai rencana. Langkah tidak biasa Partai Komunis Tiongkok untuk ‘rekonsiliasi’ ini memicu spekulasi. Berikut analisis dari para ahli.
Reuters melaporkan bahwa minggu lalu, India dan Tiongkok mencapai kesepakatan mengenai masalah patroli perbatasan, yang diharapkan mengakhiri konfrontasi militer yang telah berlangsung selama empat tahun. Pada tahun 2020, konflik perbatasan yang sengit telah menewaskan 20 tentara India dan 4 tentara Tiongkok
Keputusan mendadak Partai Komunis Tiongkok untuk ‘rekonsiliasi’ atas isu perbatasan sensitif ini telah memicu spekulasi luas, termasuk rumor yang menyebutkan bahwa Tiongkok telah menyerahkan wilayah seluas 2,5 kali pulau Taiwan kepada India sebagai bagian dari kesepakatan penarikan pasukan. Namun situasi sebenarnya masih belum jelas.
Kementerian Luar Negeri Tiongkok sebelumnya telah mengkonfirmasi bahwa kedua belah pihak telah melaksanakan penarikan pasukan sesuai dengan kesepakatan.
Dr. Zhong Zhidong, seorang pakar pertahanan dari Think Tank Kementerian Pertahanan Taiwan, ‘Institut Penelitian Keamanan Nasional,’ mengatakan, ” Tiongkok saat ini menghadapi banyak masalah ekonomi di dalam negeri yang kompleks. Jujur saja, ada banyak masalah serius di sana, sehingga mereka berharap bisa memperbaiki hubungan dengan India, khususnya di bawah prioritas pengembangan ekonomi Tiongkok, dan berharap konflik perbatasan bisa diatasi sementara dengan diplomasi yang pragmatis.”
Analisis menyebutkan bahwa Tiongkok saat ini tidak mampu secara sepihak menyelesaikan masalah perbatasan dengan India, sehingga mereka memilih untuk berkompromi dengan cara yang disebut ‘menunda sengketa untuk masing-masing menyatakan posisinya,’ sehingga memfokuskan perhatian pada isu-isu yang lebih kritis di Laut China Selatan dan Taiwan.
Dr. Zhong Zhidong dari Think Tank Kementerian Pertahanan Taiwan menambahkan, “Dari perspektif militer dan diplomatik, kita dapat melihat bahwa Tiongkok memiliki banyak konflik perbatasan di Laut China Timur, Laut China Selatan, Taiwan, dan perbatasan Tiongkok -India. Singkatnya, mereka ingin menghindari konfrontasi multi-sisi dan lebih fokus pada isu-isu di Laut China Selatan dan Taiwan.”
Dua hari setelah kesepakatan penarikan pasukan tercapai, para pemimpin India dan Tiongkok mengadakan pertemuan formal pertama mereka dalam lima tahun pada KTT negara-negara BRICS di Rusia.
Analisis menyimpulkan bahwa keputusan Tiongkok untuk menyelesaikan isu perbatasan dengan India sebelum pertemuan BRICS didorong oleh penggunaan Tiongkok terhadap BRICS sebagai alat strategis internasional penting, di mana India memainkan peran kunci.
Menurut komentator politik Lan Shu, ” Tiongkok dan Rusia, sejak tahun 2019, telah menggunakan platform organisasi BRICS untuk memulai gerakan de-dolarisasi di tingkat internasional. Gerakan de-dolarisasi ini terutama ditujukan untuk mengurangi dominasi dolar AS dalam perdagangan internasional, yang pada jangka panjang, strategis bertujuan untuk melemahkan ekonomi AS. Sekarang, mereka berharap India mendukung tindakan yang diambil Tiongkok dan Rusia ini.” (jhon)
Sumber : NTDTV.com