Pada Minggu (3 November), Raja dan Ratu Spanyol mengunjungi daerah yang terkena banjir di Valencia, namun mereka disambut protes oleh ratusan warga terdampak yang meluapkan kemarahan. Situasi sempat hampir di luar kendali, tetapi tidak menghalangi Raja dan Ratu untuk berbicara dengan warga. Hingga kini, bencana banjir ini telah menewaskan setidaknya 217 orang.
ETIndonesia. Raja Felipe VI bersama Ratu mengunjungi daerah pinggiran Valencia di Spanyol timur yang dilanda banjir besar. Warga yang marah melempari mereka dengan lumpur dan meneriakkan kata-kata seperti “pembunuh” sebagai pelampiasan amarah.
Salah seorang warga yang melakukan protes mengatakan, “Semua orang tahu, tidak ada tindakan yang diambil untuk mencegah bencana ini.”
Warga lainnya menyatakan, “Kami sekarang membutuhkan bantuan.”
Warga bernama Nuria Chisbert menambahkan, “Tolong, jenazah masih berada di dalam garasi. Keluarga sedang mencari kerabat dan teman-teman mereka.”
Menghadapi protes ini, Raja dan Ratu tidak segera pergi, mereka mendengarkan suara warga dan memeluk mereka sebagai tanda simpati.
Warga mengungkapkan ketidakpuasan atas kegagalan pihak berwenang dalam memberikan peringatan dini mengenai banjir, serta menuding lambatnya proses bantuan setelah bencana.
Perdana Menteri Pedro Sanchez pada Sabtu (2 November) mengatakan bahwa pihak berwenang akan menyelidiki kemungkinan adanya kelalaian.
Saat ini, pemerintah Spanyol telah mengerahkan ribuan polisi dan tentara untuk mendukung upaya penyelamatan dan pembersihan.
Pada Selasa (29 Oktober), Valencia mengalami banjir terparah dalam satu abad terakhir, dengan jumlah korban tewas meningkat menjadi 217 orang pada Minggu, termasuk dua warga negara Tiongkok. Puluhan orang masih hilang dan sekitar 3.000 rumah tangga mengalami pemadaman listrik. (Hui)
Sumber : NTDTV.com