Heboh! Serangan Israel di Lebanon Bawa Maut Kepala Tertinggi Hizbullah

EtIndonesia. Pada hari Minggu 17 November 2024, Israel melancarkan serangan udara yang menargetkan sebuah bangunan di pusat kota Beirut, ibu kota Lebanon. Serangan ini mengakibatkan tewasnya Muhammad Afif, kepala tertinggi hubungan media organisasi ekstremis Hizbullah, serta menimbulkan ketegangan yang meningkat di kawasan tersebut.

Menurut dua sumber keamanan Lebanon yang berbicara kepada Reuters, serangan udara tersebut menewaskan Muhammad Afif saat dia berada di komunitas Rasnaab. Konfirmasi lebih lanjut datang dari seorang pejabat Hizbullah yang tetap anonim, yang menyampaikan informasi ini kepada Associated Press.

Hingga saat ini, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) belum memberikan komentar resmi terkait insiden tersebut. Media lokal Lebanon melaporkan bahwa bangunan yang menjadi target serangan adalah kantor Partai Pembaruan Suriah. IDF tidak mengeluarkan peringatan evakuasi sebelum serangan dilakukan, mengingat operasi ini adalah operasi rahasia yang tidak ditujukan secara spesifik pada infrastruktur Hizbullah.

Serangan ini terjadi setelah peningkatan aktivitas militer Israel pada bulan September, termasuk pembunuhan terarah terhadap Hassan Nasrallah, pemimpin lama Hizbullah. Nasrallah juga tewas dalam serangan udara Israel sebelumnya, menjadikan Muhammad Afif sebagai sosok yang kini menjadi sorotan utama.

Bulan lalu, Kolonel Avichai Adrei, juru bicara berbahasa Arab IDF, mengeluarkan perintah evakuasi kepada penduduk setempat sebelum serangan udara dilakukan. Sebagai tanggapan, Muhammad Afif terpaksa menghentikan konferensi pers yang diadakan di Daseye.

Pada hari yang sama dengan serangan terhadap Afif, IDF mengumumkan penyelesaian serangan udara terhadap target Hizbullah di Daseye. Militer Israel menyatakan bahwa target yang dihancurkan mencakup ruang komando dan infrastruktur penting lainnya. Sebelum serangan ini dilakukan, IDF memang telah mengeluarkan peringatan evakuasi kepada warga sipil di daerah tersebut.

Dalam beberapa hari terakhir, intensitas serangan IDF terhadap Hizbullah di Beirut meningkat signifikan, dengan lebih dari 50 pos Hizbullah diserang dalam seminggu terakhir. Salah satu target yang diserang pada hari Sabtu adalah sebuah apartemen yang sebelumnya dimiliki oleh Hassan Nasrallah. Militer Israel menyatakan bahwa apartemen tersebut kini digunakan oleh Hizbullah untuk berbagai aktivitas operasional mereka.

Serangan pada hari Minggu 17 November 2024 terjadi setelah sekitar 20 roket ditembakkan dari Lebanon ke wilayah Teluk Haifa dan Sungai Galilea Barat pagi itu. Sistem pertahanan udara Israel berhasil mencegat beberapa roket, sementara sisanya jatuh di area terbuka tanpa menimbulkan korban jiwa.

Dalam beberapa hari terakhir, seiring dengan peningkatan serangan terhadap Hizbullah, tiga divisi IDF telah melakukan operasi di selatan Lebanon. Pada hari Sabtu, Hizbullah mengklaim menghadapi tentangan sengit dari tentara IDF di Desa Shamma, yang terletak sekitar 5 kilometer dari perbatasan Israel. Ini menandai titik terdalam yang dicapai oleh serangan darat IDF di Lebanon.

Selain itu, Reuters melaporkan bahwa kediaman Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di Danau Netanya kembali menjadi sasaran serangan bulan ini. Taman di rumah Netanyahu dilanda serangan dengan dua granat kilat. Sumber resmi menyatakan bahwa Netanyahu dan keluarganya tidak berada di rumah saat serangan terjadi. Hingga kini, tidak ada korban jiwa atau kerusakan bangunan yang dilaporkan akibat serangan tersebut.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengunggah pernyataan di situs X (sebelumnya Twitter) pada Minggu dini hari, menyatakan bahwa insiden ini telah melampaui semua batasan yang dapat diterima. Dia menambahkan bahwa Perdana Menteri Israel menghadapi ancaman dan upaya pembunuhan dari Iran dan proksi mereka. Saat ini, belum jelas siapa yang bertanggung jawab atas peluncuran granat kilat tersebut.

Kejadian ini menambah ketegangan yang sudah tinggi di kawasan tersebut, terutama setelah kediaman Perdana Menteri Netanyahu pernah diserang drone pada 19 Oktober yang kemudian diklaim oleh Hizbullah. Netanyahu menuduh Hizbullah berusaha membunuh dirinya dan istrinya, menegaskan eskalasi konflik yang tengah berlangsung antara Israel dan kelompok Hizbullah di Lebanon.