Setelah Membaca Artikel Master Li Hongzhi: Mantan Wakil Wali Kota Jixi, Tiongkok Tegaskan sebagai Panduan Spiritual

ETIndonesia. Baru-baru ini, pendiri Falun Gong, Master Li Hongzhi, menerbitkan artikel berjudul Mengapa Umat Manusia adalah Masyarakat yang Tersesat . Mantan Wakil Wali Kota Jixi, Provinsi Heilongjiang, Li Chuanliang, mengaku sangat tersentuh setelah membacanya. Ia mengimbau masyarakat untuk mendengarkan panduan spiritual Master Li agar dapat merasakan manfaat bagi jiwa dan raga.

Sejak 2023, Master Li Hongzhi telah menerbitkan sejumlah artikel,  “Mengapa Ada Umat Manusia,” “Mengapa Harus Menyelamatkan Makhluk Hidup,” dan Mengapa Umat Manusia adalah Masyarakat yang Tersesat .  Setelah membaca artikel-artikel ini, Li Chuanliang mengatakan bahwa ia mendapatkan pemahaman baru tentang kepercayaan agama dan makna kehidupan.

Refleksi Li Chuanliang

“Sebagai seorang Kristen, saya merasa bahwa di dunia yang tersesat ini, terutama dengan kondisi dunia saat ini, saya merasakan sendiri bagaimana pengaruh setan bekerja. Oleh karena itu, saya semakin percaya bahwa kita harus menghargai masa kini dan memikirkan masa depan kita. Kita harus berada di bawah bimbingan Tuhan untuk membangun masa depan yang lebih adil, penuh belas kasih, dan kebaikan hati,” kata Li Chuanliang, yang mana adalah seorang penganut Kristen.

Perjalanan Hidup Li Chuanliang

Li Chuanliang adalah alumni Universitas Tsinghua dengan jurusan Eksekutif Senior Administrasi Bisnis di Fakultas Manajemen Ekonomi. Ia pernah menjabat sebagai Wakil Wali Kota Jixi dan Hegang, Provinsi Heilongjiang, sebelum mengundurkan diri untuk beralih ke dunia bisnis. Pada tahun 2020, ia pindah ke Amerika Serikat.

Ia mengalami tekanan dari Partai Komunis Tiongkok (PKT) setelah ia mengungkap kegelapan birokrasi PKT melalui media The Epoch Times dan New Tang Dynasty.

Setelah membaca tulisan Master  Li, Ia mengatakan bahwa dirinya kini memiliki pandangan baru terhadap penderitaan yang dialaminya, kehidupan, dan masa depannya.

“Manusia tidak bisa hidup tanpa agama. Menurut saya, agama adalah budaya, kepercayaan, sekaligus bentuk penyelamatan jiwa. Dalam kesulitan atau penderitaan, manusia terus berkembang di dunia. Jika kita memiliki pemahaman yang terlalu sempit tentang manusia atau kehidupan, kita akan mudah tersesat,” ujar Li.

Kritik terhadap Sistem PKT

Di Tiongkok, Partai Komunis Tiongkok (PKT) menggunakan tekanan otoriter untuk mengontrol segalanya. Mayoritas masyarakat telah dicuci otak, dan agama mengalami penindasan serta penyimpangan.

“Mulai dari diri saya sendiri, saya juga mengimbau masyarakat luas untuk benar-benar memahami situasi masyarakat saat ini. Bagaimana kondisi umat manusia saat ini bisa terjadi? Apa yang bisa kita lakukan? Namun, apapun yang kita lakukan, kita harus percaya bahwa Tuhan harus menjadi yang pertama,” ujarnya. 

Li juga menunjukkan bahwa segala upaya untuk menyebarkan ateisme dan memfitnah Tuhan berasal dari roh jahat, yaitu komunis.

“Saya telah bekerja di bawah sistem PKT selama bertahun-tahun, dan saya benar-benar memahami situasi mereka. Kediktatoran otoriter semacam ini sangat mengerikan. Oleh karena itu, saya mengimbau masyarakat untuk lebih banyak melihat suara-suara dari luar Tiongkok, mendengarkan panduan spiritual dari para guru. Mungkin ini akan sangat bermanfaat, tidak hanya bagi kesehatan mental dan fisik mereka, tetapi juga untuk masa depan generasi muda Tiongkok yang luar biasa,” tambahnya. (Hui)

Sumber : NTDTV.com