EtIndonesia. Baru-baru ini, Ukraina telah menggunakan sistem rudal taktis dari AS (ATACMS) dan rudal ‘Storm Shadow ‘ yang disediakan oleh Inggris dan Prancis, serta senjata Barat terbaru lainnya. Tidak mau kalah, pada KamisĀ (21/11) Rusia menggunakan ‘rudak balistik antarbenua’ (ICMB) untuk menyerang wilayah Ukraina, menandai penggunaan pertama senjata jarak jauh berskala besar oleh militer Rusia dalam perang ini, yang juga menandakan peningkatan total kekuatan serangan Rusia terhadap Ukraina.
Angkatan Udara Ukraina menyatakan bahwa pada tanggal 21November , Rusia menyerang Ukraina, meluncurkan beberapa rudal, salah satunya adalah rudal balistik antarbenua. Ini adalah pertama kalinya Rusia menggunakan rudal jarak jauh sejak perang Rusia-Ukraina dimulai.
Menurut laporan media Ukraina, Angkatan Udara Ukraina merilis pernyataan bahwa pada tanggal 21 dari pukul 5 hingga 7 pagi waktu setempat, tentara Rusia menggunakan berbagai jenis rudal untuk menyerang Kota Dnipro, terutama menargetkan infrastruktur kunci.
Rudal yang diluncurkan oleh Rusia termasuk satu rudal balistik antarbenua, satu rudal hipersonik ‘Dagger’ (Kh-47M2) yang diluncurkan oleh jet MiG-31, serta tujuh rudal jelajah udara Kh-101 yang diluncurkan oleh bomber Tu-95 (Tu-95MS).
Baik rudal antarbenua maupun Dagger dapat membawa hulu ledak konvensional maupun nuklir. Namun, jangkauan Dagger diperkirakan hanya sedikit lebih dari 2000 kilometer, sementara rudal antarbenua umumnya memiliki jangkauan lebih dari 5500 kilometer dan lebih cepat, juga dapat membawa satu atau lebih hulu ledak nuklir.
Menurut Reuters dan ‘Kyiv Independent’, serangan rudal Rusia kali ini menargetkan perusahaan dan infrastruktur kunci di Kota Dnipro, Ukraina. Hal ini diklaim sebagai penggunaan pertama rudal balistik antarbenua dalam pertempuran dalam sejarah manusia. Sebelum serangan Rusia ini, Ukraina telah menggunakan rudal jarak jauh ATACMS buatan AS dan rudal jelajah ‘Storm Shadow’ buatan Inggris untuk menyerang target di Rusia.
Angkatan Udara Ukraina: gagal mencegat rudal balistik antarbenua Rusia.
Angkatan Udara Ukraina menyatakan, pasukan pertahanan udara hanya berhasil mencegat enam rudal jelajah Kh-101, dan diperkirakan rudal lain yang tidak berhasil dicegat tidak menyebabkan kerusakan besar, laporan rinci tentang korban masih dalam penghitungan.
Ukraina menuding Rusia meluncurkan satu rudal balistik antarbenua dari Astrakhan di selatan menuju Ukraina, tetapi tidak secara eksplisit menjelaskan target serangan rudal balistik antarbenua tersebut dan apakah menyebabkan kerusakan masih perlu diklarifikasi, juga tidak diumumkan jenis rudal balistik antarbenua yang digunakan.
Diketahui bahwa jangkauan rudal balistik antarbenua dapat mencapai ribuan kilometer, dapat digunakan untuk membawa hulu ledak nuklir, juga dapat membawa hulu ledak konvensional.
Rudal balistik antarbenua RS26 pertama kali diuji coba pada tahun 2011, untuk menghindari Perjanjian INF, Rusia menyatakan jangkauannya lebih dari 10.000 kilometer, tetapi umumnya dianggap oleh dunia luar sebagai rudal jarak menengah hingga jauh dengan jangkauan lebih dari 5000 kilometer, mirip dengan Dongfeng-26 Tiongkok.
Rudal ini diangkut dengan kendaraan peluncur beroda TEL, dapat membawa muatan perang seberat 1,5 ton, bisa dikonfigurasi dengan hulu ledak nuklir dan konvensional, memiliki kemampuan manuver lintasan dan panduan terminal, sistem pertahanan Patriot milik AS tidak dapat melakukan intersepsi yang efektif.
Baru-baru ini, Ukraina menggunakan rudal buatan AS dan Inggris untuk menyerang target di wilayah Rusia, Rusia memperingatkan bahwa ini akan dianggap sebagai eskalasi besar. (jhn/yn)