Negara-negara Eropa dan Amerika terus melaporkan insiden infiltrasi mata-mata Partai Komunis Tiongkok (PKT). Baru-baru ini, Kementerian Dalam Negeri Jerman memperingatkan bahwa mata-mata PKT menyamar sebagai wartawan untuk mengumpulkan informasi di Jerman. Analisis menunjukkan bahwa agen mata-mata PKT telah lama beroperasi di negara-negara Barat, dan menggunakan wartawan untuk kegiatan spionase adalah tradisi lama mereka.
ETIndonesia. Pada 21 November 2024, media Jerman melaporkan bahwa Kementerian Dalam Negeri Jerman menyatakan pihak keamanan sangat menyadari bahwa lembaga-lembaga Partai Komunis Tiongkok (PKT) menggunakan wartawan mereka di Jerman untuk mengumpulkan informasi. Mata-mata ini memiliki hubungan erat dengan Kedutaan Besar PKT di Berlin.
Namun demikian, Kementerian Dalam Negeri Jerman tidak memberikan rincian lebih lanjut, hanya mengatakan bahwa hingga saat ini, Jerman belum mengusir wartawan PKT yang diduga terlibat dalam kegiatan spionase.
“Mata-mata PKT bersembunyi di negara-negara Barat dengan berbagai identitas. Ini sudah menjadi masalah yang berlangsung selama puluhan tahun. Sebagai pekerja media, misalnya wartawan dari Xinhua atau People’s Daily, ketika mereka dikirim ke negara demokrasi, mereka secara inheren diberi tugas sebagai mata-mata,” ujar penulis Tionghoa-Kanada Sheng Xue.
Cheng Kai, Kepala Wartawan People’s Daily di Shenzhen, juga pernah mengonfirmasi hal ini dalam wawancara dengan New Tang Dynasty TV: “Media seperti People’s Daily dan Xinhua berada di bawah pengawasan kementerian, bahkan di tingkat tinggi. Wartawan yang dikirim ke luar negeri sering memiliki tugas utama untuk melakukan pekerjaan intelijen bagi Partai Komunis Tiongkok/PKT.”
Komentator Politik Wang Tianxing berkata : “Identitas yang paling sering digunakan mata-mata PKT yang dikirim ke luar negeri adalah wartawan. Dengan status mereka, mereka bisa lebih mudah mengakses berbagai departemen dan berinteraksi dengan banyak orang. Ini adalah metode tradisional spionase Partai Komunis Tiongkok/ PKT.”
Wang Tianxing menambahkan bahwa perhatian Jerman terhadap masalah ini mungkin karena aktivitas mata-mata ini sudah terlalu mencolok.
“Jerman menyoroti identitas wartawan ini untuk memperingatkan PKT bahwa mereka sudah memiliki cukup banyak bukti tentang aktivitas tersebut. Ini adalah peringatan agar PKT lebih berhati-hati,” ujarnya.
Aktivitas spionase dengan menyamar sebagai wartawan telah memicu kewaspadaan luas di negara-negara Eropa.
Pada tahun 2020, Inggris mengusir tiga wartawan PKT yang ternyata bekerja untuk Kementerian Keamanan Negara PKT, yang ditugaskan di berbagai media di Inggris.
“Selama bertahun-tahun, media PKT telah menyusup ke hampir semua negara demokrasi. Sebagai wartawan, mereka memiliki akses yang mudah ke berbagai kalangan seperti politik, akademik, ekonomi, hingga seni. Ini memberikan mereka peluang besar untuk mendekati target yang mereka incar,” kata Sheng Xue.
Pada April, seorang wartawan PKT bernama Chen Xuefei, yang telah tinggal di Swedia selama 20 tahun, dideportasi karena dicurigai melakukan kegiatan yang “mengancam keamanan nasional.” Pada bulan yang sama, tiga warga Jerman ditangkap atas tuduhan menjadi mata-mata untuk PKT, dan pada Oktober, otoritas Jerman menangkap seorang wanita PKT yang diduga menyampaikan informasi intelijen ke Beijing.
Badan intelijen Norwegia pada Februari lalu juga memperingatkan bahwa aktivitas spionase PKT “menyebar di seluruh Eropa.”
Awal Oktober, media Jerman mengungkap daftar agen rahasia PKT yang berisi 47 nama. Mereka memiliki hubungan dengan Departemen Front Persatuan PKT, beberapa bahkan memiliki koneksi dengan pejabat tinggi di Jerman.
Media Swedia juga melaporkan daftar 233 individu yang terkait dengan sistem Front Persatuan PKT, yang disebut hanya sebagian kecil dari seluruh jaringan tersebut.
Sebuah laporan dari lembaga think tank AS mengungkapkan bahwa terdapat setidaknya 103 organisasi yang terafiliasi dengan sistem Front Persatuan PKT, tersebar di berbagai sektor di Swedia. (Hui)
sumber : NTDTV.com