Gempar Pernyataan Wapres Filipina Sara Duterte Soal Rencana Pembunuhan Presiden Ferdinand Marcos Jr, Pengamanan Istana Diperketat

ETIndonesia. Terkait pernyataan mengejutkan Wakil Presiden Filipina Sara Duterte yang mengancam akan menyewa pembunuh untuk mengejar Presiden Ferdinand Marcos Jr., Kantor Komunikasi Kepresidenan Filipina (PCO) mengeluarkan pernyataan resmi. Mereka menyatakan bahwa Pengawal Istana telah mengambil tindakan segera untuk merespons ancaman terhadap keselamatan presiden.

Sara Duterte adalah putri dari mantan Presiden Rodrigo Duterte. Menurut laporan Central News Agency, pada Jumat  (2211/2024) malam, Sara dalam konferensi pers virtual menyatakan bahwa ia telah memerintahkan seorang pembunuh untuk mengejar Presiden Marcos, Ibu Negara Liza Araneta-Marcos, dan Ketua DPR Filipina Martin Romualdez jika dirinya menjadi korban pembunuhan.

Romualdez, yang merupakan sepupu Presiden Marcos, disebut Sara sebagai penghalang dalam karier politiknya dan berupaya menyingkirkannya.

Pada Sabtu (23 November), Kantor Komunikasi Kepresidenan Filipina mengeluarkan pernyataan resmi. Dalam pernyataan itu, Menteri Sekretaris Kantor Kepresidenan telah memerintahkan Pengawal Istana untuk mengambil “tindakan segera yang tepat” terkait ancaman tersebut.

Pernyataan itu menekankan bahwa ancaman terhadap keselamatan presiden tidak bisa dianggap enteng, terutama karena ancaman tersebut diungkapkan secara terbuka.

Sara Duterte, seperti ayahnya Rodrigo Duterte, dikenal karena pernyataan dan tindakannya yang tegas. Pada Oktober lalu, ia pernah mengancam akan menggali dan membuang jenazah mendiang Presiden Ferdinand Marcos Sr. ke Laut China Selatan jika keluarga Marcos terus melawannya secara politik.

Hubungan antara keluarga Marcos dan Duterte sebelumnya harmonis. Bahkan, pada 2022, Ferdinand Marcos Jr. dan Sara Duterte berpasangan dalam pemilu presiden dan wakil presiden. Namun, hubungan kedua keluarga itu memburuk dengan cepat setelah pemilu.

Para pengamat politik menilai bahwa perbedaan pandangan politik terkait hubungan dengan Amerika Serikat dan Tiongkok, serta ketidakcocokan dalam pembagian kepentingan politik, menjadi penyebab utama konflik antara kedua keluarga ini. (Hui)

Sumber : NTDTV.com