EtIndonesia. Rusia, pada hari Selasa (26 November) mengatakan telah mengusir seorang diplomat Inggris yang diduga terlibat dalam kegiatan spionase. Ini merupakan pukulan terbaru untuk hubungan diplomatik antara Rusia dan Inggris yang sudah tegang.
Federal Security Service Rusia (FSB) mengklaim bahwa diplomat tersebut “sengaja memberikan informasi palsu saat memasuki negara itu. “
“Selain itu, FSB menemukan bukti yang menunjukkan bahwa diplomat tersebut terlibat dalam aktivitas intelijen dan subversif yang mengancam keamanan Federasi Rusia,” kata FSB dalam sebuah pernyataan, bahwa orang tersebut adalah Edward Wilkes, Sekretaris Kedua di kedutaan Inggris.
Kementerian Luar Negeri Inggris belum memberikan komentar terkait hal ini. Agensi berita Tass mengutip juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengatakan bahwa Kementerian Luar Negeri Rusia telah memanggil duta besar Inggris, sebuah tindakan yang sering digunakan oleh pemerintah tuan rumah untuk menyatakan protes keras. Ini bukan pertama kalinya Rusia mengusir diplomat Inggris tahun ini.
Pada September 2024 lalu, Rusia mengusir enam diplomat Inggris yang bertugas di Moskow, dengan tuduhan “terlibat dalam kegiatan spionase dan sabotase.”
Inggris saat itu merespons dengan mengatakan bahwa tuduhan Rusia adalah “tanpa dasar fakta.” Menurut FSB, diplomat yang baru diusir adalah salah satu pengganti dari enam diplomat yang diusir pada bulan September.
Sejak perang di Ukraina meletus, hubungan antara Inggris dan Rusia telah jatuh ke titik terendah sejak Perang Dingin.
Inggris telah bergabung dalam gelombang sanksi terhadap Rusia dan memberikan senjata kepada Ukraina. Rusia menyatakan bahwa untuk pertama kalinya minggu lalu, Ukraina meluncurkan rudal jelajah ‘Storm Shadow’ Inggris ke wilayah Rusia.
Sejak pecahnya perang Rusia-Ukraina, pengusiran diplomat antara Rusia dan negara-negara Barat telah menjadi lebih umum. Menurut statistik dari agensi berita Rusia RBC, dari awal 2022 hingga Oktober 2023, negara-negara Barat dan Jepang telah mengusir 670 diplomat Rusia, sementara Rusia telah mengusir 346 diplomat dari negara-negara ini. Media ini menyatakan bahwa angka ini melebihi total dari dua puluh tahun terakhir di masa lalu. (jhn/yn)