Jurnalis AS ke Rusia untuk Wawancara dengan Menteri Luar Negeri , Berupaya Mencegah Perang Dunia Ketiga


EtIndonesia. Di tengah eskalasi terbaru dalam perang Rusia-Ukraina, jurnalis terkenal Amerika, Tucker Carlson, kembali ke Rusia. Kali ini dia mewawancarai Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov. 

Menurut situs web video pribadi Tucker, TCN, pada 4 Desember waktu setempat, mantan pembawa berita Fox News Tucker Carlson menyatakan bahwa dia telah tiba di Rusia dan telah menyelesaikan wawancara eksklusif dengan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, membahas apakah hubungan AS-Rusia bisa memicu konflik yang belum pernah terjadi sebelumnya dan bagaimana mencegah Perang Dunia Ketiga. Dia juga menanyakan apakah Rusia mungkin akan mendekat kembali ke Barat.

Dalam video yang dipostingnya, Carlson terlihat di luar Kremlin. Dia mengatakan dalam wawancara itu akan menanyakan kepada Lavrov apakah Amerika dan Rusia sedang menuju ke arah konflik nuklir yang potensial, serta apakah pihak Rusia menganggap bahwa kembalinya Trump ke Gedung Putih akan mengakhiri konflik Rusia-Ukraina.

Carlson menjelaskan konteks wawancaranya dengan menyatakan bahwa sejak wawancara terakhirnya dengan Putin pada Februari lalu, pemerintahan Biden telah meningkatkan ketegangan antara AS dan Rusia, sekarang semakin mendekati konflik nuklir antar dua negara.

“Kami berada dalam perang panas yang tidak diketahui oleh sebagian besar orang Amerika, perang yang belum secara resmi dinyatakan. Ini bukan hasil yang diinginkan siapa pun, dan sebagian besar orang Amerika juga tidak ingin ini terjadi, namun perang ini masih berlangsung,” katanya.

Carlson menyatakan bahwa dalam satu bulan sejak Trump terpilih, “personel militer AS telah meluncurkan misil ke daratan Rusia, yang mengakibatkan kematian setidaknya belasan tentara Rusia.”

“Kita sekarang lebih dekat dengan perang nuklir daripada waktu lain dalam sejarah,” ujar Carlson.

“Kita semua berpikir bahwa ada orang di belakang layar di Washington yang pasti berusaha memastikan bahwa konflik ini tidak berkembang menjadi bencana nuklir, tetapi ternyata, sebenarnya tidak ada yang melakukan itu. Sekarang, Menteri Luar Negeri Blinken telah memutus semua hubungan antara pemerintah AS dengan Rusia. Tidak ada saluran komunikasi rahasia, tidak ada dialog, dan ini sudah berlangsung lebih dari dua tahun, sangat mengejutkan.”

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, juga mengonfirmasi wawancara ini di saluran Telegramnya dan memposting foto Carlson dan Lavrov duduk berhadapan.  

“Mohon bersabar menunggu,” tulis Zakharova di Telegramnya .

Menurut media sosial X, tujuan Tucker Carlson kembali ke Rusia adalah untuk membantu secara langsung mencegah Perang Dunia Ketiga.

Carlson adalah pendukung terbuka dari Presiden AS terpilih  Donald Trump, dan pada bulan Februari, dia telah mewawancarai Presiden Rusia Putin di Moskow, yang sempat membuat heboh, ini merupakan wawancara pertama Putin dengan jurnalis Amerika sejak konflik Rusia-Ukraina meletus pada tahun 2022.

Carlson mengatakan, bahwa Presiden AS Biden dan Menteri Luar Negeri Blinken telah menutup semua saluran komunikasi dengan Rusia selama setidaknya dua tahun, hal ini sangat mengejutkan. Orang Amerika terus dicuci otak oleh media berita palsu seperti MSNBC, tanpa mengetahui kebenaran apa pun. Jadi Carlson kembali berkunjung ke Rusia. Dia menyebutkan bahwa sebagian besar orang Amerika tidak memiliki cara lain untuk memahami situasi selain dari apa yang mereka dapat dari NBC News dan The New York Times; mereka tidak tahu betapa dekatnya kita dengan perang nuklir, dan mereka tidak memahami perspektif Rusia.

Carlson juga menyebutkan bahwa selama lebih dari setahun, timnya telah berusaha keras untuk mewawancarai Presiden Ukraina Zelenskyy.

“Kami telah mencoba dari berbagai sudut, berbicara dengan berbagai orang di sekitarnya, makan malam, dan terus berkomunikasi dan bernegosiasi, tetapi semua usaha ini telah diblokir oleh pemerintah AS,” katanya.

“Kedutaan Besar AS di Kyiv mengatakan kepada pemerintah Zelenskyy untuk tidak menerima wawancara kami, Anda bisa berbicara dengan CNN, tetapi tidak dengan kami. Jadi kami belum berhasil mewawancarai dia.”

Carlson mengakhiri dengan mengatakan bahwa wawancara dengan Lavrov akan “segera” disiarkan.(jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS