Perjalanan Kim Jong-un ke Rusia, Perjalanan Berdarah dengan Hukuman Mati Kepala Stasiun K.A

EtIndonesia. Pada tahun 2023, pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, mengunjungi Rusia untuk memperkuat kerja sama kedua negara. Korea Utara juga mengirim pasukan untuk membantu Rusia, dan hingga kini diketahui lebih dari seribu tentara Korea Utara tewas atau terluka dalam perang Rusia-Ukraina. Banyak pihak menyebut pertemuan antara dua diktator, Vladimir Putin dan Kim Jong-un, hanya membawa lebih banyak tragedi.

Baru-baru ini, dilaporkan bahwa dalam kunjungan Kim Jong-un menggunakan kereta khususnya, dua kepala stasiun kereta ditangkap dan dieksekusi karena dianggap tidak loyal. Keluarga mereka juga “dihilangkan”.

Menurut laporan Daily NK, selama kunjungan Kim ke Rusia pada September 2023, terjadi banyak insiden mengejutkan, yang membuat kunjungan ini dijuluki “Perjalanan Berdarah”. Sebuah dokumen rahasia yang dikeluarkan Kementerian Keamanan Negara Korea Utara pada 13 April mengungkapkan fakta-fakta mengerikan dari kunjungan ini.

Dalam dokumen tersebut disebutkan bahwa empat kepala stasiun kereta ditangkap saat kereta khusus Kim Jong-un mengunjungi Rusia karena dianggap tidak menjalankan tugas dengan baik.Dua dari mereka bahkan dieksekusi di tempat. Lebih mengerikan lagi, keluarga keempat kepala stasiun ini juga “dihilangkan”. Menurut Kementerian Keamanan Lokal, tidak ada yang mengetahui keberadaan mereka. Namun, banyak yang menduga mereka telah dikirim ke kamp tahanan politik, dengan peluang hidup yang sangat kecil.

Intelijen Korea Selatan: Sepersepuluh tentara Korea Utara yang pergi ke Rusia tewas atau terluka. Setelah terbunuh, wajah mereka dibakar oleh tentara Rusia untuk menghilangkan jejak mereka.

Pada 19 Desember, berdasarkan laporan Yonhap dan News1, Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS) mengungkapkan dalam pertemuan tertutup bahwa dari 11.000 tentara Korea Utara yang dikerahkan ke medan perang di wilayah Kursk, Rusia, lebih dari 100 telah tewas, dan sekitar 1.000 lainnya terluka sejak Desember lalu.

NIS menjelaskan bahwa meskipun jumlah pertempuran relatif sedikit, tentara Korea Utara terus mengalami kerugian besar. Hal ini terutama disebabkan oleh kurangnya pengalaman dalam pertempuran di medan terbuka, yang membuat mereka seperti “makanan empuk” di medan perang. Mereka juga kurang siap menghadapi serangan drone.Menurut laporan Reuters, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy membagikan sebuah video di platform X (sebelumnya Twitter), yang menunjukkan tentara Rusia mencoba membakar mayat tentara Korea Utara untuk menghapus bukti keberadaan mereka. Bagi tentara Korea Utara, mereka tidak memiliki alasan untuk berperang demi Rusia, namun nyawa mereka telah hilang, dan balasan Rusia atas pengorbanan mereka hanyalah penghinaan.(jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS