Pada Sabtu (21/12/2024) lalu, militer AS melancarkan serangan udara presisi terhadap target Houthi di ibu kota Yaman, Sanaa. Pada Minggu (22/12), Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, memperingatkan tentang ancaman nuklir dari Iran
ETIndonesia. Target serangan udara AS pada Sabtu lalu adalah gudang rudal dan fasilitas komando dan kontrol yang dioperasikan oleh kelompok Houthi di Sanaa, ibu kota Yaman.
Komando Sentral AS menyatakan bahwa serangan ini bertujuan untuk “mengganggu dan melemahkan operasi kelompok Houthi,” termasuk serangan mereka terhadap kapal perang Angkatan Laut AS dan kapal dagang di Laut Merah.
Militer AS juga mengungkapkan bahwa mereka telah menembak jatuh beberapa drone Houthi yang bergerak satu arah dan sebuah rudal jelajah anti kapal di atas Laut Merah.
Pada Kamis (19/12), Israel juga melancarkan serangkaian serangan udara terhadap infrastruktur energi dan pelabuhan di Yaman. Serangan ini, menurut Israel, adalah balasan atas ratusan rudal yang telah diluncurkan kelompok Houthi ke Israel selama lebih dari setahun terakhir.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Minggu (22/12) menuduh kelompok Houthi tidak hanya mengancam pelayaran internasional, tetapi juga tatanan internasional. Ia menegaskan bahwa Israel akan terus mengambil tindakan terhadap kelompok Houthi dan mengimbau rakyat Israel untuk tetap teguh.
“Sebagaimana kami telah mengambil tindakan tegas terhadap kelompok teroris poros jahat Iran, kami juga akan bertindak terhadap kelompok Houthi. Namun kali ini, kami tidak bertindak sendirian,” ujar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Sementara itu, pemerintah AS sedang mengamati dengan cermat perkembangan senjata nuklir Iran setelah kejatuhan rezim Assad di Suriah. Pada Minggu, Jake Sullivan memperingatkan ancaman nuklir dari Iran.
“Jika Anda adalah Iran saat ini, Anda akan melihat bahwa kemampuan konvensional Anda telah melemah, sekutu Anda berkurang, pelindung utama Anda telah dieliminasi, dan Assad telah jatuh. Maka tidak mengherankan jika ada yang mengatakan, mungkin sekarang adalah waktunya bagi kami (Iran) untuk mengembangkan senjata nuklir. Ini adalah risiko nyata. Kami sedang berusaha tetap waspada terhadap risiko ini,” ujar Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan.
Sullivan juga menyatakan bahwa presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump memiliki “kesempatan nyata” untuk menjadi tokoh kunci dalam mencapai kesepakatan nuklir Iran, meskipun Trump sebelumnya menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran selama masa jabatan pertamanya. (Hui)