ETIndonesia. Pada Sabtu (21 Desember) lalu, presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, mengkritik biaya tinggi yang dikenakan untuk melewati Terusan Panama, menyebutnya sebagai “pemerasan total.” Trump juga memperingatkan bahwa terusan tersebut mungkin jatuh ke tangan Partai Komunis Tiongkok dan menyatakan bahwa AS mungkin akan mengambil kembali kendali atas Terusan Panama.
Pada Sabtu malam, Trump menulis di platform media sosialnya, “Truth Social”: “Kapal perang dan kapal dagang kami diperlakukan dengan cara yang tidak adil dan tidak masuk akal. Biaya yang dikenakan Panama benar-benar absurd.”
Terusan Panama awalnya dibangun dengan bantuan besar dari AS, dan selama beberapa dekade, AS mengelola wilayah terusan tersebut. Hingga akhirnya, pada tahun 1999, kepemilikan penuh atas terusan itu diserahkan kepada Panama.
Dalam unggahannya, Trump tampaknya memperingatkan adanya infiltrasi PKT terhadap Terusan Panama. Ia menulis, ketika Presiden Carter menyerahkan terusan itu ke Panama dengan harga satu dolar, terusan tersebut seharusnya “sepenuhnya dikelola oleh Panama, bukan oleh Tiongkok (Partai Komunis Tiongkok) atau pihak lain mana pun.” Trump menegaskan, “Kami tidak akan, dan tidak akan pernah, membiarkannya jatuh ke tangan pihak yang salah!”
“Keberadaan terusan ini bukan untuk menguntungkan pihak lain, melainkan sebagai simbol kerja sama kami dengan Panama. Jika prinsip moral dan hukum yang menjadi dasar kemurahan hati ini tidak dihormati, maka kami akan menuntut agar Panama mengembalikan terusan itu secara utuh dan tanpa syarat,” Trump juga memperingatkan.
Saat ini, Terusan Panama dikelola oleh Otoritas Terusan Panama, sebuah lembaga independen milik pemerintah Panama. Selain itu, sebuah perusahaan Hong Kong mengelola pelabuhan di kedua ujung terusan, sementara perusahaan milik negara PKT sedang berinvestasi dalam infrastruktur di sekitar terusan tersebut.
Terusan Panama menghubungkan Samudra Atlantik dan Pasifik, dan menyumbang sekitar 5% dari total perdagangan laut dunia. (Hui)
Sumber : NTDTV.com