Praktisi Media Kanada : Shen Yun Memberikan Anak-anak Kesempatan yang Tak Ternilai

Serial Tanggapan Seorang Ibu  tentang Serangan The New York Times Terhadap Shen Yun

ETIndonesia. Nancy, seorang praktisi media asal Kanada, memiliki dua putri yang menjadi pemain magang di orkestra Shen Yun Performing Arts. Mereka bergabung dengan Shen Yun untuk menyuarakan kondisi keluarga mereka di Tiongkok yang mengalami penganiayaan, serta orang-orang lain yang menghadapi situasi serupa. Namun demikian, baru-baru ini The New York Times menerbitkan serangkaian laporan yang penuh dengan serangan, memutarbalikkan keyakinan mereka dan pengalaman pembelajaran mereka di Shen Yun. Sebagai seorang ibu, Nancy merasa sangat terkejut dengan narasi palsu tersebut. Menurutnya, Shen Yun telah memberikan anak-anaknya kesempatan dan panggung yang tak ternilai. 

Berikut ini adalah cerita keluarga Nancy dalam seri laporan “Tanggapan Ibu terhadap Serangan The New York Times.”

“Putri sulung saya diterima di Fei Tian Academy of the Arts pada tahun 2013, dan putri bungsu saya diterima pada tahun 2020. Keduanya sekarang sudah ikut serta dalam tur pertunjukan bersama Shen Yun.,” ujar Nancy, praktisi media asal Kanada. 

BACA JUGA :  [Laporan Khusus] Kisah di Balik Dana Shenyun Sebesar US$ 266 Juta

BACA JUGA : 【Laporan Khusus】Kisah Kehidupan dan Pengajaran Pendiri Falun Gong

Nancy dan keluarganya berimigrasi ke Kanada pada tahun 2002. Mereka adalah praktisi Falun Gong lintas tiga generasi.

“Sebenarnya, saya pergi ke Singapura untuk bekerja pada tahun 1995. Akhir tahun itu, saya kembali ke Tiongkok, dan pada saat itu orangtua saya sudah mulai berlatih Falun Gong. Saya cukup terkejut karena ayah saya adalah seseorang yang sebelumnya tidak percaya pada apa pun. Dia juga memiliki masalah kesehatan yang serius. Saya ingat ketika kecil, dia harus mengkonsumsi banyak obat untuk lambungnya setiap hari. Ketika saya kembali, perubahan pada ayah saya benar-benar membuat saya takjub. Kesehatannya jauh lebih baik, wajahnya menjadi cerah dan segar,” ujarnya. 

Kedua putri Nancy adalah pemain magang di Shen Yun Performing Arts Orchestra. (Disediakan oleh Nancy)

“Hal lain yang penting adalah hubungan antara ayah dan ibu saya. Ketika kecil, saya sering melihat mereka bertengkar di meja makan. Namun, setelah kembali, saya mendapati hubungan mereka jauh lebih harmonis. Perubahan ini membuat saya benar-benar kagum, dan saya pun memutuskan untuk ikut berlatih. Setelah itu, saya kembali ke Singapura. Putri sulung saya lahir pada tahun 1998, dan sejak lahir dia sudah ikut berlatih bersama kami,” katanya.

BACA JUGA : The New York Times Mengandalkan Distorsi dan Penyangkalan Fakta Demi Mencemarkan Shen Yun

Pada tahun 2006, sekelompok seniman tradisional Tiongkok ternama mendirikan Shen Yun Performing Arts di New York. Banyak dari mereka sebelumnya mengalami penganiayaan di Tiongkok. Mereka berkomitmen membangkitkan kembali budaya Tiongkok yang diwariskan oleh dewa, menampilkan martabat dan karakter sejati orang Tiongkok melalui seni, serta menyebarkannya ke seluruh dunia.

Nancy dan putrinya sangat menyukai pertunjukan Shen Yun. Ia berharap anak-anaknya memiliki kesempatan menjadi bagian dari grup seni kelas dunia. Selain itu, mereka juga ingin menyuarakan penderitaan keluarga mereka yang masih berada di Tiongkok.


“Ketika penganiayaan dimulai pada tahun 1999, ayah dan adik laki-laki saya berada di Tiongkok. Setelah 20 Juli 1999, mereka ditangkap sebanyak tiga atau empat kali. Ayah saya bahkan pernah menjalani kerja paksa selama tiga tahun, dan saat itu berat badannya hanya tinggal sekitar 30 kilogram. Saya mencoba menyerukan pembebasan mereka dari Kanada, dan sepertinya pihak di sana mendapat tekanan sehingga mereka tidak punya pilihan selain melepaskan ayah saya. Setelah kembali ke rumah, ayah saya terus membaca ajaran dan berlatih Falun Gong. Kesehatannya pulih dengan cepat,” ujarnya. 

“Pengalaman ini terjadi di keluarga saya sendiri. Ayah dan adik saya mengalami penganiayaan seperti ini. Pada tahun 1999, ketika penganiayaan dimulai, anak saya baru berusia dua tahun. Sejak saat itu, kami di Singapura mulai memberi tahu masyarakat tentang kebenaran, melawan penganiayaan, dan anak-anak tumbuh dalam lingkungan seperti ini,” lanjutnya. 

Nancy dan kedua putrinya. (Disediakan oleh Nancy)

Nancy mengatur agar anak-anaknya belajar biola dengan seorang guru terkenal. Setelah beberapa tahun, mereka berhasil diterima di Fei Tian Academy of the Arts. Kemudian, sebagai pemain magang, mereka mengikuti tur bersama Shen Yun Performing Arts.

Baru-baru ini, The New York Times menerbitkan serangkaian artikel tentang Falun Gong dan Shen Yun Performing Arts. Artikel tersebut memuat wawancara dengan mantan anggota Shen Yun yang menggambarkan Shen Yun sebagai lingkungan yang penuh penyiksaan dan eksploitasi terhadap para pemain. Nancy menegaskan bahwa hal itu sama sekali tidak benar. Menurutnya, Shen Yun justru memberikan anak-anaknya kesempatan dan panggung yang tak ternilai.


“Istri guru biola saya pernah berkata bahwa anak-anak kami sangat beruntung. Dia berkata,  tahukan anda di bidang ini, di industri biola ini, berapa banyak siswa biola  berbakat yang lulus dari Juilliard School of Music, mereka ingin masuk ke orkestra simfoni yang lebih baik setelah lulus, sangat sulit, hampir tidak ada kesempatan. Karena semua orkestra, misalnya, biola, jumlah orangnya sudah ditentukan, sangat banyak, jika tidak ada yang keluar, Anda tidak akan bisa, Anda tidak memiliki kesempatan untuk bergabung. Saya merasa anak-anak saya sangat beruntung. Setelah diterima di Fei Tian Academy, mereka mendapatkan kesempatan luar biasa untuk tampil di teater terbaik di seluruh dunia bersama Shen Yun. Kesempatan seperti ini benar-benar tidak bisa dibeli dengan uang.”

Artikel The New York Times juga menggambarkan praktisi Falun Gong sebagai orang-orang fanatik yang dibutakan dan dieksploitasi sebagai alat untuk menghasilkan uang. Nancy merasa terkejut. Ia menuturkan, keluarganya memperoleh banyak manfaat dari berlatih Falun Gong, meskipun keluarganya juga menjadi korban penganiayaan brutal dari rezim Partai Komunis Tiongkok (PKT). Selama bertahun-tahun, mereka berupaya untuk menghentikan penganiayaan ini.


“Penganiayaan yang kejam ini telah berlangsung selama 25 tahun, yaitu seperempat abad. Selama 25 tahun ini, kami sebagai praktisi Falun Gong terus mengklarifikasi fakta kebenaran kepada masyarakat. Saya sebenarnya tidak percaya bahwa wartawan The New York Times tidak mengetahui kebenaran ini. Saya tidak percaya mereka belum pernah mendengar tentang penganiayaan kejam terhadap Falun Gong di Tiongkok. Namun, mereka tetap membuat laporan yang sama seperti propaganda media PKT di masa lalu, yang memfitnah Falun Gong. Isinya benar-benar mirip,” kata Nancy. 

“Bagi pemirsa atau pembaca, jika Anda membaca laporan seperti itu, saya berharap Anda tidak hanya mendengar satu sisi saja. Saya sungguh berharap Anda dapat datang langsung ke teater untuk menonton Shen Yun. Lihat apa yang sebenarnya ditampilkan Shen Yun. Lihat para pemain Shen Yun, bagaimana mereka memancarkan kebaikan dan keindahan dari dalam hati mereka. Saya benar-benar berharap semua orang dapat merasakannya secara langsung,” harapnya. (Hui)

Sumber : NTDTV.com

FOKUS DUNIA

NEWS