Perjanjian gencatan senjata tahap pertama antara Israel dan Hamas telah berakhir pada Sabtu lalu. Saat ini, negosiasi untuk tahap kedua mengalami kebuntuan. Pada Senin, Perdana Menteri Israel memperingatkan Hamas bahwa mereka harus membebaskan semua sandera yang tersisa, jika tidak, mereka akan menghadapi konsekuensi yang tidak terbayangkan.
EtIndonesia. Pada Senin (3/3/2025), Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berpidato di parlemen Israel dan kembali menegaskan tuntutannya agar Hamas membebaskan semua sandera yang masih mereka tahan.
Benjamin Netanyahu: “Saya katakan kepada Hamas: Jika kalian tidak membebaskan sandera kami, kalian akan menghadapi konsekuensi yang tidak bisa kalian bayangkan.”
Sehari sebelumnya, Netanyahu menyatakan setuju dengan usulan utusan khusus Amerika Serikat untuk Timur Tengah, yaitu gencatan senjata sementara selama 50 hari guna membahas syarat-syarat gencatan senjata permanen demi segera mengakhiri perang di Gaza.
Usulan ini mengharuskan Hamas untuk segera membebaskan setengah dari sandera mereka, serta membebaskan semua sandera yang tersisa jika perjanjian gencatan senjata permanen tercapai.
Netanyahu juga mengumumkan pemutusan semua bantuan yang menuju Gaza, dengan alasan bahwa bantuan tersebut telah dikuasai oleh Hamas dan tidak dapat sampai ke tangan para pengungsi yang membutuhkan.
Selain itu, Netanyahu memperingatkan Hamas bahwa gencatan senjata tahap pertama hanya bisa berlangsung jika mereka terus membebaskan sandera.
Benjamin Netanyahu: “Jika Hamas berpikir bahwa mereka bisa menikmati manfaat dari gencatan senjata tahap pertama tanpa membebaskan para sandera, maka mereka sangat keliru.”
Namun, Hamas menolak usulan dari utusan khusus AS di Timur Tengah dan menuduh Israel mencoba menghancurkan kesepakatan gencatan senjata yang ada.
Saat ini, Hamas masih menahan 59 sandera Israel, dengan 35 di antaranya diyakini telah meninggal dunia.
Sementara itu, salah satu sandera yang baru saja dibebaskan, Eli Sharabi, dijadwalkan bertemu dengan Presiden AS, Donald Trump, di Washington pada Selasa.
“Terima kasih atas semua upaya Anda dalam upaya penyelamatan sandera ini. Sharon dan saya akan bekerja sama dengan Presiden Trump, dan mungkin upaya bersama kita akan mengakhiri tragedi ini,” ujarnya. (Hui)
Sumber : NTDTV.com