EtIndonesia. Mulai Selasa (4 Maret), Amerika Serikat secara resmi memberlakukan tarif terhadap Kanada, Meksiko, dan Tiongkok. Bagaimana reaksi masing-masing negara? terutama, apa dampaknya bagi Partai Komunis Tiongkok (PKT)?
“Sangat penting bahwa mulai besok (4 Maret), kami akan mengenakan tarif 25% terhadap Kanada dan Meksiko,” ujar Presiden AS Donald Trump pada 3 Maret 2025.
Pada Senin (3 Maret), pemerintah Kanada menanggapi dengan menerapkan tarif balasan terhadap produk AS. Dalam tahap pertama, Kanada mengenakan tarif 25% terhadap barang impor dari Amerika Serikat, yang mulai berlaku pada hari yang sama.
Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum, pada Selasa juga menyatakan bahwa dia akan mengumumkan langkah balasan terhadap Amerika Serikat pada Minggu (9 Maret).
Menurut analisis, tarif yang diberlakukan AS terhadap Meksiko dan Kanada mungkin hanya bersifat hukuman.
“Kebijakan ini adalah bagian dari pertimbangan Gedung Putih. Mereka telah mengevaluasi bahwa Meksiko dan Kanada tidak dapat menanggung tarif hukuman ini,” ujar Ekonom dari Washington Institute for Information and Strategic Studies, Li Hengqing.
“Meskipun akan ada dampak terhadap produk AS, kedua pemerintah ini kemungkinan besar akan memenuhi tuntutan AS, terutama dalam menekan imigrasi ilegal dan perdagangan narkoba ke AS. Jika mereka berhasil melakukannya, tarif ini kemungkinan akan dicabut kembali.”
Penulis kolom Epoch Times, Wang He, menambahkan: “Bagaimanapun, AS, Kanada, dan Meksiko sudah mencapai kesepakatan perdagangan pada masa kepemimpinan Trump. Kesepakatan ini akan direvisi pada 2026. Saat ini, kebijakan tarif Trump terhadap mereka tampaknya lebih sebagai alat tekanan, bukan untuk menghancurkan kawasan Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA).”
Pada saat yang sama, Trump juga menandatangani perintah eksekutif pada hari Senin yang meningkatkan tarif impor Tiongkok sebesar 10%, setelah sebelumnya menaikkan tarif 10% pada Februari lalu.
Li Hengqing menjelaskan: “Kenaikan tarif ini sangat besar, yang akan meningkatkan biaya barang-barang yang diproduksi di Tiongkok. Ini akan menjadi pukulan telak bagi perusahaan manufaktur di pesisir Tiongkok, yang sebelumnya sudah mengalami kesulitan dalam ekspor.”
Sebagai tanggapan, Kementerian Keuangan PKT pada Selasa mengumumkan bahwa mulai 10 Maret, mereka akan mengenakan tarif 10% terhadap kedelai dan daging sapi asal AS, serta tarif 15% terhadap ayam, gandum, jagung, dan kapas asal AS. Namun, analis menilai bahwa langkah ini tidak akan terlalu berpengaruh terhadap AS.
Li Hengqing mengatakan: “Karena produk pertanian AS sebagian besar telah dijual melalui pasar berjangka jauh sebelumnya, sistem pasar bebas AS mampu menyerap dampak ketidaknyamanan akibat tarif ini.”
Setelah perang tarif dimulai, arah hubungan perdagangan antarnegara ke depannya menjadi perhatian utama berbagai pihak. (hui)
Sumber : NTDTV.com