KTT Kairo Bahas Rekonstruksi Gaza untuk Mendesak Hamas Bebaskan Seluruh Sandera

Tahap pertama perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas berakhir pada  Minggu lalu. Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar  pada  Selasa (4 Maret) menegaskan kembali bahwa Israel siap untuk bernegosiasi mengenai tahap kedua gencatan senjata, tetapi dengan syarat Hamas harus segera membebaskan sandera dan melucuti senjata mereka.

EtIndonesia.  Pada  Selasa 4 Maret 2025, para pemimpin negara-negara Arab mengadakan KTT darurat di ibu kota Mesir, Kairo. Diperkirakan Mesir akan mengusulkan rencana rekonstruksi Gaza dalam pertemuan ini.

Rencana ini diharapkan dapat disetujui pada Selasa malam. Para pemimpin Arab menyerukan agar pemilu demokratis diadakan dalam satu tahun ke depan di Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Rencana ini juga mencakup anggaran sebesar 530 miliar dolar AS dalam lima tahun untuk membangun kembali Gaza, serta pembangunan tempat penampungan sementara bagi warga Palestina di dalam wilayah Gaza, guna menghindari pemindahan mereka ke daerah lain.

Sementara itu, Hamas akan menyerahkan kendali Gaza kepada lembaga sementara yang terdiri dari tokoh-tokoh independen secara politik, hingga Otoritas Palestina yang telah direformasi dapat mengambil alih pemerintahan di Gaza.

“Saya menyambut baik dan sangat mendukung inisiatif yang jelas dari Liga Arab dalam KTT ini untuk mendukung rekonstruksi Gaza. PBB siap bekerja sama sepenuhnya dalam upaya ini,” ujar sekretaris Jenderal PBB, António Guterres. 

Namun, pemerintah Israel menolak kemungkinan Otoritas Palestina terlibat dalam pengelolaan Gaza.

Menteri Luar Negeri Israel pada  Selasa menegaskan kembali bahwa Israel, bersama dengan Amerika Serikat, akan menuntut Hamas untuk melucuti senjatanya.

“Kami menuntut demiliterisasi penuh Jalur Gaza, penarikan Hamas dan Jihad Islam, serta pembebasan sandera kami. Jika mereka setuju, kami dapat melaksanakan (tahap kedua gencatan senjata) besok,” kata Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar.  

Hamas, di sisi lain, menyatakan bersedia menyerahkan kendali Gaza kepada rakyat Palestina lainnya, tetapi tidak akan melepaskan senjatanya sebelum Palestina merdeka.

Sehari sebelumnya, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mendesak Hamas untuk segera membebaskan para sandera, jika tidak, mereka akan menghadapi konsekuensi yang sangat serius.

“Jika Hamas tidak segera membebaskan sandera—pintu Gaza akan tertutup, dan gerbang neraka akan terbuka. Kami akan melanjutkan pertempuran, dan mereka akan menghadapi serangan tentara Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya, hingga kami mencapai kemenangan total. Kami tidak akan pernah membiarkan Hamas menguasai Gaza,” ujar Menteri Pertahanan Israel, Katz.

Israel menuntut agar Hamas segera membebaskan setengah dari para sandera, dan membebaskan semua sandera yang tersisa sebelum negosiasi tahap kedua gencatan senjata dapat dimulai.

Pada  Selasa, militer Israel merilis sebuah video yang mengumumkan bahwa mereka telah kembali menewaskan seorang komandan senior Hizbullah.

Komandan Pasukan Radwan, pasukan elit Hizbullah, yang bernama Haidar Hashem, tewas dalam serangan presisi yang dilakukan oleh tentara Israel. (Hui)

Sumber : NTDTV.com

FOKUS DUNIA

NEWS