EtIndonesia. Pengadilan di Tiongkok timur telah menolak gugatan pasangan suami istri untuk mendapatkan kompensasi dari tempat wisata tempat putri mereka terjun hingga tewas karena dia tidak membeli tiket masuk.
Wanita yang meninggal itu, bermarga Gao, yang merupakan mahasiswa tahun ketiga di sebuah universitas, melakukan perjalanan sendirian ke Gunung Lushan di Provinsi Jiangxi pada bulan Juli 2021.
Sepuluh hari setelah dia menghilang, jasadnya yang sudah membusuk parah ditemukan oleh polisi di kaki tebing setinggi 50 meter di tempat pariwisata.
Orangtuanya awalnya mencapai kesepakatan dengan tempat wisata yang menawarkan kompensasi sebesar 40.000 yuan (sekitar Rp 90 juta).
Namun, beberapa bulan kemudian, pasangan itu menggugat perusahaan pariwisata ke pengadilan dan meminta ganti rugi sebesar 950.000 yuan (sekitar Rp 2,1 miliar), menuduh perusahaan tersebut tidak memenuhi kewajibannya untuk menjamin keselamatan wisatawan.
Pengadilan di Jiangxi membuat keputusan akhir pada bulan Februari, menolak gugatan pasangan tersebut dan mengatakan bahwa perusahaan pariwisata tidak bertanggung jawab atas kematian wanita tersebut.
Alasan utama putusan tersebut adalah bahwa Gao tidak membeli tiket untuk memasuki tempat pariwisata, menurut sistem penjualan tiket yang mengharuskan pengunjung untuk memberikan informasi tentang identitas mereka.

Tanpa tiket, Gao tidak membentuk ikatan kontrak layanan dengan tempat wisata tersebut, pengadilan memutuskan.
Akibatnya, tempat wisata tersebut tidak memiliki kewajiban untuk memastikan keselamatannya, kata pengadilan.
Putusan tersebut juga mengatakan bahwa tempat wisata tersebut telah melakukan pekerjaan yang wajar untuk mengingatkan wisatawan tentang bahaya dengan memasang poster peringatan di pintu masuk dan dekat pagar.
Lokasi tempat Gao jatuh berada di luar rute wisata reguler.
Selain itu, Gao, sebagai orang dengan kapasitas penuh untuk berperilaku sopan, pasti menyadari tanggung jawabnya atas perilakunya sendiri dan potensi risiko yang mungkin ditimbulkannya, pengadilan menambahkan.
Orangtua Gao mengatakan bahwa putri mereka tidak menghubungi mereka selama seminggu setelah dia meninggalkan rumah untuk pergi ke Gunung Lushan, yang berjarak ratusan kilometer dari rumah mereka.
Mereka melaporkan hilangnya Gao ke polisi karena khawatir akan keselamatannya.
Gao memberi tahu orangtuanya bahwa dia bepergian dengan teman-temannya, tetapi orangtuanya menemukan bahwa dia sebenarnya sedang dalam perjalanan sendirian.
Pasangan itu juga mengungkapkan bahwa Gao telah didiagnosis menderita depresi dan pernah berencana untuk bunuh diri.
Sebelum melakukan perjalanannya, dia telah berdebat dengan orangtuanya tentang niatnya untuk meninggalkan rumah setelah dia menyelesaikan kuliahnya.
Polisi mengesampingkan kemungkinan pembunuhan sebelum mencapai kesimpulan bahwa dia jatuh dari tebing hingga tewas.(yn)
Sumber: scmp