IDF Tingkatkan Serangan, Utusan AS: Perubahan Usulan oleh Hamas Tidak Dapat Diterima

EtIndonesia. Pada  Minggu (1/6/2025), Qatar dan Mesir mengumumkan akan meningkatkan upaya untuk memulai kembali perundingan gencatan senjata di Gaza. Namun, harapan akan tercapainya gencatan senjata semakin memudar karena Israel dan Hamas belum mencapai kesepakatan terkait proposal pertukaran sandera yang diajukan oleh Amerika Serikat.

Pada hari yang sama, Kepala Staf Umum Angkatan Pertahanan Israel (IDF), Letnan Jenderal Herzi Halevi, memerintahkan agar operasi darat terhadap Hamas diperluas ke lebih banyak wilayah di Jalur Gaza. Ia juga memerintahkan penambahan titik distribusi bantuan kemanusiaan bagi warga sipil Palestina.

“Kami telah menyingkirkan pemimpin Hamas, Mohammed Sinwar. Hamas sedang kehilangan kendali. Kepada semua pelaku serangan teror 7 Oktober, kami kirimkan pesan yang jelas: hari akhir kalian akan tiba,” ujarnya. 

Akhir pekan lalu, militer Israel merilis video yang menunjukkan pasukan Brigade Lapis Baja Ke-7 dan unit insinyur menemukan dan menghancurkan sebuah terowongan Hamas sepanjang 700 meter di daerah Khan Younis, Gaza Selatan.

Pada hari Sabtu, Hamas mengumumkan bahwa mereka ingin mengubah proposal gencatan senjata sementara yang didukung oleh Amerika Serikat. Menanggapi hal ini, Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah, Brett McGurk, menulis dalam sebuah unggahan bahwa perubahan terhadap proposal tersebut “sama sekali tidak dapat diterima.”

Proposal itu mencakup gencatan senjata selama 60 hari, di mana Hamas akan menukar 28 dari 58 sandera yang mereka tahan dengan lebih dari 1.200 tahanan Palestina.

Hamas menyatakan bersedia membebaskan 10 sandera yang masih hidup dan menyerahkan jenazah 18 sandera yang telah meninggal, sebagai bagian dari pertukaran. Mereka juga menuntut agar Israel menarik pasukannya dan mengakhiri perang — tuntutan yang ditolak oleh pihak Israel.

Keluarga Nimrod Cohen, seorang sandera Israel, menyatakan: “Kami tidak punya pilihan lain selain memohon kepada Utusan AS untuk Timur Tengah, Tuan Brett McGurk. Jika kerangka perjanjian sandera ini diterima, segera ajukan perjanjian menyeluruh yang mengakhiri perang dan memastikan semua sandera yang tersisa bisa kembali.”

Pada  Minggu, Israel melancarkan serangan di dekat titik distribusi bantuan di Rafah, Gaza Selatan. Menurut otoritas kesehatan setempat, serangan tersebut menewaskan sedikitnya 31 warga Palestina. (Hui)

Laporan oleh: Yu Liang | Stasiun TV New Tang Dynasty

FOKUS DUNIA

NEWS