EtIndonesia. Wall Street Journal (WSJ) pada 16 Juni secara eksklusif mengutip pernyataan beberapa pejabat dari Timur Tengah dan Eropa yang menyebutkan bahwa Iran tengah menggunakan perantara dari dunia Arab untuk menyampaikan pesan kepada Amerika Serikat dan Israel. Dalam pesan tersebut, Iran secara mendesak menyatakan keinginan untuk menghentikan aksi permusuhan dan melanjutkan kembali perundingan terkait program nuklirnya.
Pada saat Israel melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap Iran, Teheran menyampaikan kepada sejumlah pejabat Arab bahwa mereka bersedia kembali ke meja perundingan asalkan Amerika Serikat tidak ikut serta dalam serangan terhadap Iran. Iran juga telah mengirim pesan kepada Israel, menyatakan bahwa menahan diri dari kekerasan akan membawa keuntungan bagi kedua belah pihak.
Namun, menurut WSJ, dengan kemampuan jet tempur Israel yang kini dapat dengan bebas melintasi langit Teheran dan kerusakan akibat serangan balasan Iran yang relatif kecil, para pemimpin Israel hampir tidak memiliki alasan untuk menghentikan serangan. Diperkirakan Israel justru akan melanjutkan operasi militer dengan tujuan utama menghancurkan fasilitas nuklir Iran dan melemahkan rezim Teheran lebih jauh. Pejabat Israel menyebutkan bahwa militer mereka telah mempersiapkan serangkaian serangan udara setidaknya selama dua minggu ke depan.
Seorang diplomat Arab yang sebelumnya pernah melakukan pembicaraan dengan pihak Iran mengungkapkan, Teheran tampaknya bertaruh bahwa Israel tidak mampu menanggung risiko terjebak dalam perang jangka panjang, dan pada akhirnya akan dipaksa mencari solusi diplomatik.
Seorang pejabat Arab lainnya menambahkan bahwa pihak Iran menyadari Amerika Serikat sedang memberikan dukungan pertahanan kepada Israel, termasuk bantuan logistik. Meski demikian, Iran berharap AS dapat memberikan jaminan bahwa mereka tidak akan terlibat langsung dalam serangan terhadap Iran. Iran juga telah memberitahu para pejabat Arab bahwa jika tidak ada harapan untuk melanjutkan perundingan dengan AS, maka Iran akan mempertimbangkan untuk mempercepat pengembangan program nuklirnya serta memperluas skala perang yang sedang berlangsung.
WSJ juga melaporkan bahwa Israel kini telah menetapkan target spesifik, yaitu fasilitas nuklir Iran, para personel yang terkait dengan program tersebut, serta para pemimpin militer Iran. Akhir pekan lalu, Israel dan Iran saling menyerang fasilitas energi masing-masing, yang menandai dimulainya fase baru dari konflik bersenjata ini. Jumlah korban jiwa di kalangan warga sipil dari kedua belah pihak pun mulai meningkat.
Para pejabat Arab menambahkan bahwa negara-negara Teluk seperti Arab Saudi, Qatar, dan Oman saat ini sedang berupaya melobi Amerika Serikat agar menekan Israel untuk menghentikan aksi militer. Mereka memperingatkan bahwa jika Iran dan Israel tidak segera kembali ke jalur diplomatik, konflik ini dapat meluas dan mengancam aset energi strategis di kawasan Teluk. Hal ini berpotensi memicu krisis minyak global dan mengguncang perekonomian dunia secara signifikan. (jhn/yn)