Netanyahu: “Kami Harus Bertindak Sekarang, Ini Soal Menyelamatkan Dunia dari Bencana Nuklir”

EtIndonesia. Dunia kembali menyoroti Timur Tengah setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dalam wawancara eksklusif dengan Fox News, menegaskan sikap tegas negaranya terhadap Iran. Dengan penuh emosi dan nada bicara yang tegas, Netanyahu menyatakan bahwa seluruh operasi militer Israel yang menyasar fasilitas strategis Iran, termasuk serangan udara terbaru di Teheran, dilakukan semata-mata untuk mencegah terjadinya bencana nuklir yang dia sebut sebagai “ancaman bagi seluruh umat manusia”.

Netanyahu: “Kami Tidak Akan Biarkan Holocaust Kedua Terjadi”

Dalam pernyataan yang menggetarkan publik global, Netanyahu menegaskan: “Iran hanya tinggal beberapa bulan lagi untuk menghasilkan senjata nuklir. Kami harus bertindak sekarang. Ini adalah saat-saat terakhir, bukan hanya demi keselamatan bangsa kami, tapi juga untuk melindungi dunia dari ancaman rezim ini. Kami, bangsa Yahudi, tidak akan membiarkan bencana kedua seperti Holocaust terjadi.”

Netanyahu menekankan bahwa Israel tidak akan ragu menggunakan kekuatan militer demi mencegah Iran menjadi negara bersenjata nuklir. 

“Ini bukan soal politik belaka, tapi soal kemanusiaan dan masa depan dunia. Kita telah belajar dari sejarah. Tidak akan ada lagi kompromi terhadap ancaman pemusnahan massal,” tegasnya.

Potensi Pergantian Rezim Iran?

Ketika ditanya tentang kemungkinan pergantian rezim di Iran sebagai akibat dari operasi militer Israel, Netanyahu menjawab dengan lugas: “Itu bisa saja menjadi konsekuensi. Rezim Iran saat ini sangat lemah dan kehilangan kepercayaan publik. Rakyat Iran sudah lama tertindas, dan dunia harus mendukung keinginan mereka untuk kebebasan.”

Netanyahu juga secara khusus menyerukan kepada rakyat Iran untuk bangkit menuntut perubahan. 

“Selama 50 tahun kalian tertindas oleh rezim ini, sudah waktunya kalian bangkit dan menuntut perubahan,” kata Netanyahu, mengirimkan pesan yang langsung menyasar jantung masyarakat Iran.

Terungkap: Dua Kali Iran Coba Bunuh Trump, Netanyahu Hampir Jadi Korban Serangan Rudal

Dalam momen wawancara yang sama, Netanyahu mengungkap fakta mengejutkan kepada dunia internasional: Iran ternyata dua kali merencanakan upaya pembunuhan terhadap Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. 

“Iran menganggap Trump musuh utama mereka. Dia keluar dari perjanjian nuklir, memerintahkan pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani, dan menolak kompromi apa pun dengan Iran. Bagi mereka, Trump adalah ancaman terbesar yang harus disingkirkan,” ungkap Netanyahu.

Lebih lanjut, Netanyahu menceritakan pengalaman pribadinya yang nyaris menjadi korban serangan. 

“Saya sendiri pernah hampir terbunuh. Sebuah rudal menghantam jendela kamar tidur saya. Namun Israel sudah menyiapkan segala skenario. Jika dibutuhkan, kami siap mengeliminasi seluruh ancaman nuklir dan rudal Iran secara total,” ujarnya mantap.

Dukungan Diaspora Iran dan Simbol Perlawanan

Setelah serangan Israel ke Iran, berbagai video beredar luas di media sosial menunjukkan masyarakat Iran di luar negeri menyambut gembira serangan tersebut. Dalam salah satu video yang viral, terlihat aksi massa merobohkan patung pemimpin spiritual Iran, Ayatollah Ali Khamenei, di beberapa kota besar dunia. Aksi ini dinilai sebagai gelombang simbolis perlawanan terhadap rezim, menandakan semakin membesarnya harapan akan perubahan politik di Iran.

Delapan Karakter Netanyahu: Analisis Mendalam Pengamat Tiongkok

Sosok Benjamin Netanyahu memang tak lepas dari sorotan para analis dunia. Salah satu pengamat politik ternama dari Tiongkok, Profesor Yi Zhongtian, memberikan analisis menarik tentang karakter kepemimpinan Netanyahu. Dalam penjelasannya, Yi Zhongtian menyebutkan delapan karakter utama yang membentuk profil Netanyahu sebagai pemimpin militer-politik:

  1. Tidak pernah mengakui atau menyangkal sesuatu secara terbuka.
  2. Lebih suka bertindak daripada bicara.
  3. Tidak memberi penjelasan setelah bertindak.
  4. Tak pernah membalas kritik dengan kata-kata.
  5. Tindakannya selalu cepat, tepat, dan tegas.
  6. Jika disakiti, langsung membalas; tidak menahan dendam.
  7. Dalam operasi pembunuhan terarah, ia paling tuntas dan efektif.
  8. Hanya mengandalkan kekuatan nyata, bukan retorika belaka.

Analisis ini mempertegas citra Netanyahu sebagai pemimpin yang tanpa kompromi, sangat pragmatis, dan selalu siap mengambil langkah ekstrem jika menyangkut keamanan Israel. Karakter inilah yang selama beberapa dekade terakhir membuat Netanyahu disegani, bahkan oleh lawan-lawan politiknya, baik di dalam maupun luar negeri.

Penutup: Dunia Menanti Arah Krisis

Situasi di Timur Tengah kini kian memanas. Sementara Israel menganggap tindakan militernya sebagai “upaya terakhir” mencegah bencana global, Iran justru menuding Israel melakukan provokasi besar-besaran. Banyak negara dan lembaga internasional menyerukan penahanan diri serta dialog damai, namun pernyataan keras Netanyahu menandakan krisis ini belum akan mereda dalam waktu dekat.

Dunia kini menanti langkah selanjutnya: akankah operasi militer Israel benar-benar mampu mencegah Iran memperoleh senjata nuklir, atau justru menyulut babak baru ketegangan yang lebih berbahaya?

FOKUS DUNIA

NEWS