CEO Dassault Membantah Keras! Tegaskan Tidak Ada Rafale India yang Ditembak Jatuh dalam Konflik dengan Pakistan – “India Tak Pernah Melaporkan Kerugian”

EtIndonesia. CEO Dassault Aviation, Éric Trappier, secara tegas membantah klaim Pakistan yang menyatakan bahwa tiga jet tempur Rafale milik India ditembak jatuh dalam Operasi Sindhur. Pernyataan ini menandai pertama kalinya raksasa industri dirgantara Prancis itu secara terbuka merespons kabar tersebut.

Dalam wawancara eksklusif dengan majalah Challenges menjelang Paris Air Show yang akan digelar pada 16 hingga 22 Juni, Trappier mengungkapkan bahwa pihak berwenang India tidak pernah memberikan laporan apa pun terkait kerugian jet Rafale selama operasi tempur yang berlangsung awal Mei lalu. Dia menegaskan bahwa klaim Pakistan mengenai penembakan jatuh tiga pesawat Rafale adalah “tidak benar sama sekali.”

Lebih lanjut, Trappier menekankan bahwa keberhasilan sebuah operasi militer modern seharusnya tidak semata-mata diukur dari kerugian yang dialami, tetapi dari pencapaian tujuan strategisnya. 

Dia juga membandingkannya dengan sejarah, dengan mengatakan:“Selama Perang Dunia II, sekalipun pihak Sekutu mengalami korban jiwa, tidak berarti mereka kalah perang.”

Trappier memberi isyarat bahwa informasi yang sebenarnya mungkin belum sepenuhnya terungkap ke publik. 

Dia pun menambahkan: “Begitu semua fakta terungkap suatu hari nanti, mungkin akan ada pihak yang terkejut.”

Jet tempur Rafale, yang diklasifikasikan sebagai pesawat tempur generasi 4.5 multi-peran, telah lama menjadi pilar kekuatan udara strategis India. Sejak pertama kali dioperasikan, Rafale diharapkan dapat mengubah keseimbangan kekuatan udara di kawasan Asia Selatan.

Trappier kembali menegaskan keunggulan pesawat tersebut. Dia menyatakan bahwa Rafale masih menjadi salah satu jet tempur multi-peran paling canggih dan serbaguna di dunia saat ini. Bahkan, menurutnya, Rafale lebih cocok untuk berbagai jenis misi dibandingkan F-35 milik AS atau jet tempur sejenis buatan Tiongkok.

Dia menjelaskan bahwa keunggulan utama Rafale terletak pada fleksibilitasnya—mampu menjalankan berbagai misi mulai dari pertempuran udara jarak dekat, serangan darat, pengintaian, serangan nuklir, hingga operasi dari kapal induk.

Pernyataan Trappier ini muncul di tengah meningkatnya sorotan publik terhadap performa persenjataan, belanja militer, dan dominasi udara di Asia Selatan. Ucapannya juga merupakan bantahan paling keras sejauh ini dari pihak Prancis terhadap narasi yang dikembangkan oleh Pakistan. (jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS