Israel Siapkan Misi Pemenggalan Pemimpin Iran? Ini Pernyataan Mengejutkan Netanyahu

EtIndonesia. Dalam wawancara eksklusif yang disiarkan oleh media arus utama Amerika Serikat, ABC News, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, membuat pernyataan mengejutkan terkait strategi militer negaranya terhadap Iran. Netanyahu secara terbuka mengisyaratkan bahwa Israel tengah mempertimbangkan operasi “pemenggalan” terhadap pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei—sebuah langkah ekstrem yang diyakini akan menjadi babak baru dalam konflik berkepanjangan antara kedua negara.

Wawancara Eksklusif yang Mengguncang

Pada tanggal 16 Juni Wawancara yang dipandu oleh jurnalis senior ABC News ini menyoroti dinamika hubungan Israel-Iran yang kian memanas dalam beberapa pekan terakhir. Di salah satu segmen kunci, pewawancara menyinggung sejarah rencana operasi penyingkiran tokoh penting Iran yang sempat dipertimbangkan, namun akhirnya ditolak oleh Presiden AS, Donald Trump.

“Pada masa lalu, ada peluang bagi Israel untuk menyingkirkan pemimpin tertinggi Iran. Bisakah Anda pahami mengapa Presiden Trump akhirnya menolak langkah itu?” tanya pewawancara, mencoba menggali motif dan pertimbangan di balik keputusan strategis tingkat tinggi tersebut.

Netanyahu: Langkah Ini Untuk Akhiri, Bukan Memperbesar Konflik

Menanggapi pertanyaan tersebut, Netanyahu dengan tegas membenarkan bahwa kekhawatiran utama Presiden Trump pada saat itu adalah risiko eskalasi.

“Setahu saya, kekhawatiran Trump adalah aksi tersebut akan memperburuk konflik dan membuat situasi menjadi tidak terkendali,” ujar Netanyahu.

Namun, Netanyahu secara lugas menyatakan pandangan yang berbeda. Dia menegaskan bahwa Israel justru meyakini tindakan tegas seperti operasi penyingkiran Khamenei akan menjadi titik balik, bukan penyebab kehancuran yang lebih besar. 

“Langkah ini tidak akan memperbesar konflik, justru untuk mengakhirinya,” tegas Netanyahu.

Iran Dituding Sebagai Sumber Kekacauan Kawasan

Dalam penjelasannya, Netanyahu menyampaikan analisis tajam terkait sepak terjang Iran di Timur Tengah selama beberapa dekade terakhir. Ia menuduh rezim yang dipimpin oleh Khamenei sebagai “motor utama” dari berbagai kekacauan dan instabilitas regional. 

“Selama setengah abad terakhir, rezim Iran telah menjadi sumber kekacauan di Timur Tengah—menebar ancaman, menyerang instalasi minyak Saudi Aramco, menyebarkan ekstremisme, melakukan sabotase, dan mengacaukan kawasan,” papar Netanyahu dengan nada serius.

Netanyahu juga mengingatkan bahwa Iran, menurutnya, tidak menginginkan perdamaian, melainkan justru mendorong terciptanya perang tanpa akhir. 

“Perang tanpa akhir adalah apa yang diinginkan Iran, dan kini mereka bahkan mendorong dunia menuju ambang perang nuklir. Apa yang kami lakukan sekarang adalah mencegah situasi itu terjadi. Kami ingin agresi seperti ini benar-benar berakhir,” imbuhnya.

Analisis Para Pengamat: Sinyal Keras ke Iran dan Dunia

Pernyataan Netanyahu tersebut langsung menuai tanggapan luas dari para analis internasional. Banyak yang menilai, sikap Israel saat ini semakin tegas dan tidak lagi menutup kemungkinan penggunaan opsi militer paling ekstrem jika dirasa perlu. Analis keamanan regional berpendapat bahwa ucapan Netanyahu merupakan sinyal keras kepada Iran sekaligus dunia internasional: Israel siap mengambil langkah drastis demi menjamin keamanan nasionalnya dan mencegah terjadinya bencana yang lebih besar.

Sejumlah pengamat politik juga menyoroti perbedaan pandangan antara Netanyahu dan Presiden Trump. Jika Trump lebih memilih menahan diri demi menghindari ledakan konflik berskala besar, Israel di bawah kepemimpinan Netanyahu terlihat semakin berani mengambil risiko, dengan keyakinan bahwa “pemenggalan kepala ular” (Khamenei) akan menghentikan sumber utama konflik.

Konteks Ketegangan yang Semakin Memuncak

Wawancara ini ditayangkan di tengah meningkatnya ketegangan militer di kawasan Timur Tengah. Serangkaian serangan udara, sabotase, dan aksi balas dendam antara Israel dan Iran terus terjadi dalam beberapa waktu terakhir. Dunia internasional kini memantau dengan penuh kewaspadaan setiap pernyataan maupun langkah yang diambil oleh kedua negara, karena setiap eskalasi berpotensi menyeret kawasan ke jurang perang yang lebih luas.

Penutup

Pernyataan Benjamin Netanyahu dalam wawancara ini menjadi titik fokus baru dalam wacana konflik Israel-Iran. Meski menuai pro dan kontra, pesan yang disampaikan jelas: Israel merasa terancam dan siap mengambil langkah paling radikal demi mencegah skenario terburuk di kawasan. Dunia kini menanti, apakah sinyal dari Netanyahu ini akan benar-benar diwujudkan, atau justru menjadi langkah diplomasi terakhir sebelum konflik benar-benar memuncak.

FOKUS DUNIA

NEWS