EpochTimesId – Tidak banyak pemain sepakbola yang hanya membela satu klub sepanjang karir profesionalnya. Barangkali hanya ada satu dari seribu pemain profesional.
Di Indonesia, salah satunya adalah Kiper Persela Lamongan, Choirul Huda. Dia tidak pernah berpaling sekali pun dari klub tanah kelahirannya, sejak dikontrak sebagai pemain profesional.
Kiper dengan nomor punggung 1 ini lahir di Lamongan, Jawa Timur, pada 2 Juni 1979. Dia sudah dikontrak Persela sejak tahun 1999 dan menjaga mistar gawang sedikitnya sebanyak 503 pertandingan. Pada Liga1 2017, dia sudah bermain sebanyak 24 kali.
Penjaga gawang kawakan ini memiliki tinggi 1,81 m dan berat badan 78 kg. Dia meninggal dalam laga terakhirnya bersama Persela Lamongan, di Stadion Suraja, Lamongan, Jawa Timur, 15 Oktober 2017 pada usia 38 tahun.
Insiden yang membuat kiper kawakan itu menghembuskan nafas terakhir terjadi ketika Persela menjamu Semen Padang. Pertandingan baru memasuki menit ke-44, ketika almarhum hendak menghalau bola, dia malah berbenturan dengan rekan satu timnya.
Dadanya terkena kaki, dia sempat mengeluh kesakitan sebelum terkulai lemas tidak sadarkan diri. Tim medis bergerak cepat dengan memberikan oksigen tambahan, sebelum menaikkannya ke ambulance untuk dibawa ke rumah sakit.
Setibanya di RSUD dr. Soegiri tim dokter rumah sakit segera memberikan penanganan medis dengan mendorong kerja jantung, paru-paru, dan otak. Sayangnya, upaya tim medis tidak membuahkan hasil. Choirul Huda dipastikan meninggal dunia pada pukul 16.45 WIB.
“Kita lakukan inkubasi dengan memasang alat agar oksigen bisa 100 persen masuk ke paru-paru. Pompa jantung dan otakdilakukan selama 1 jam, tapi tidak ada respon. Sesuai analisa awal benturan ada di dada dan rahang bawah, dalam tulang leher itu ada sumsum tulang yang menghubungkan batang otak. Di batang otak itu ada pusat-pusat semua organ vital, pusat denyut jantung dan nafas.Kemungkinan besar itu yang menyebabkan henti jantung dan henti nafas,” jelas Kepala unit Instalasi Gawat Darurat RSUD dr. Soegiri, dr. Yudistiro Andri Nugroho, Sp.An, dalam keterangan tertulis Persela.
Persela sendiri berhasil menang dengan skor 2-0. Meninggalnya salah satu pemain diumumkan pada penghujung laga itu. Alhasil, tidak ada kegembiraan di wajah pemain dan suporter. Bahkan sebagian pemain dan suporter malah menangis haru.
Meninggalnya Legenda Persela pun mendapat perhatian dari asosiasi sepakbola dunia, FIFA. Melalui akun media sosial twitter @FIFACom, mereka menyampaikan ucapan bela sungkawa, “Turut berbelasungkawa kami sampaikan untuk keluarga, teman, dan seluruh rekan Choirul Huda,” tulis FIFA sambil menautkan pernyataan @PerselaFC, “SELAMAT JALAN CAP CHOIRUL HUDA THE REAL LEGEND OF PERSELA #riphuda.” (waa)