EpochTimesId – Seorang anak laki-laki berusia lima tahun ditemukan terluka parah oleh bibinya di antara tumpukan puluhan mayat di sebuah gereja di Texas. Seorang pria bersenjata membunuh 26 orang di gereja tersebut dengan senapan otomatis, Minggu (5/11/2017).
Ryland Ward ditemukan dengan empat peluru bersarang di tubuhnya. Dia mengalami luka tembak di perut, pangkal paha, dan lengannya.
Sang paman, Michael Ward, mengatakan kepada The Dallas Morning News seperti dikutip The Epoch Times, bahwa istrinya, Leslie Ward menemukannya di tempat kudus di antara bangku gereja setelah penembakan tersebut.
“Saya menemukan keponakan saya di depan, kesakitan,” katanya kepada The New York Daily News. “Itu buruk. Hanya ada mayat di mana-mana. Bukan itu yang ingin saya lihat. Tapi saat itu, saya tidak mengkhawatirkannya. Saya hanya ingin menemukan keluarga saya dalam kondisi selamat.”
Anak laki-laki itu kehilangan ibunya, Joann Ward, dalam penembakan itu. Saudara perempuannya, Brooke Ward, 5, dan Emily Garza, 7 tahun juga meninggal dalam peristiwa itu.
Pamannya membawanya keluar dari gereja dan bibinya menghiburnya sampai bantuan tiba. Anak itu lalu dibawa dengan helikopter ke rumah sakit.
Ward berhasil keluar dari kamar operasi dan dalam kondisi stabil pada Minggu malam.
Pray for 5-year old Rylan Ward who was shot 4x yesterday at the First Baptist Church, Sutherland Springs, Texas. pic.twitter.com/oO7qlibNSb
— Ronnie Floyd (@ronniefloyd) November 6, 2017
Michael dan Leslie Ward tinggal beberapa blok dari lokasi penembakan. Leslie sedang menyiapkan barang dagangan di halaman rumahnya saat dia mendengar tembakan senapan otomatis.
Kabar sedih pun menyebar cepat di kota kecil itu, dengan penduduk yang hanya beberapa ratus orang. Tidak lama kemudian, dia mendengar dari seseorang bahwa ada seorang yang menerobos masuk gereja dan melepas tembakan.
Dia berlari masuk rumah dan membangunkan Michael. Keluarga saudara laki-laki Chris sering menghadiri gereja sehingga mereka menelponnya, namun tidak mendapat jawaban. Mereka melompat ke mobil mereka dan pergi ke rumahnya.
Dia mengejar shift malam dan melewatkan layanan pagi itu. Tapi keluarganya pergi. Awalnya, dia tidak percaya apa yang Michael dan Leslie katakan. “Saya tidak berbohong kepada Anda, Chris, semuanya tertembak,” kata Michael.
Ketika Chris menyadari apa yang sedang terjadi, dia langsung berlari ke gereja. Dia bahkan tidak memakai sepatunya.
Polisi lalu mengidentifikasi pelaku penembakan adalah Devin Patrick Kelley. Kelley, 26 tahun, memasuki gereja sekitar tengah hari, dia mengenakan pakaian tempur taktis hitam lengkap dengan rompi anti peluru.
Pecatan Angkatan Udara Amerika Serikat itu membawa senapan otomatis tipe AR-15. Tembakannya yang membabi buta menewaskan 26 orang dan melukai 20 jemaat gereja lainnya.
Setelah keluar dari gereja, sempat ditembak oleh Stephen Willeford, 55 tahun, seorang penduduk setempat. Namun Kelley berhasil menghindar, berlari menuju mobilnya dan melarikan diri.
Sejumlah warga sempat mengejarnya, namun tidak berhasil menangkap sang penembak. Polisi Texas lalu mengejarnya hingga mobil pelaku mengalami kecelakaan.
Tersangka ditemukan tewas di dalam kendaraannya. Dugaan sementara, pelaku tewas karena letusan senjatanya sendiri. Walau demikian, polisi belum bisa menyimpulkan apakah pelaku bunuh diri atau senjata yang dibawanya meletus tanpa sengaja.
Dalam tragedi ini, korban tewas termuda berusia 18 bulan dan korban paling tua berusia 72 tahun, dari total 26 korban tewas. Diantara korban juga ada seorang wanita yang tengah hamil 8 bulan.
Sebanyak 23 orang meninggal di tempat di dalam gereja. Dua korban meninggal di luar gereja, dan satu orang meninggal di sebuah rumah sakit. (waa)