oleh Catherine Yang
Penyair Austria abad ke-19 dan advokat terapi musik Nicolaus Lenau pernah mengatakan : “Semua rahasia tersembunyi dalam musik, melaluinya kami ingin membangun sebuah sistem penyembuhan yang sama sekali berbeda.”
Bertahun-tahun yang lalu, Mr. Vincent Cavarra, seorang pria yang sedang berjuang melawan penyakit kanker, membeli tiket untuk menonton pertunjukan Shen Yun Performing Arts. Dalam pertunjukan tari klasik Tiongkok yang diiringi oleh musik live ini, pembawa acara menjelaskan bahwa di Tiongkok kuno, ‘德音雅乐’ (Baca: Deyin Yayue. Istilah ini berasal dari budaya dewa Tiongkok, yang menekankan perlunya manusia menyelaraskan karakter yang disesuaikan dengan pergerakan alam semesta beserta regimen kesehatan untuk mendapatkan pemurnian energi dalam tubuh) sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia. Sedangkan 2 karakter Mandarin ‘乐’ (baca yue, berarti musik) dan ‘药’ (baca yao, berarti obat) memiliki lafal yang hampir sama. Mendengar penjelasan dari pembawa acara Vincent tergerak hatinya dan langsung menulis dalam catatannya : Musik dapat digunakan untuk menyembuhkan penyakit.
“Saat itu saya sedang berjuang melawan kanker yang sudah parah. Tetapi ketika saya mendengar kalimat ini, saya segera menuliskannya dalam catatan. Dan sejak itu, saya terus mendengarkan (musik),” kata Mr. Vincent.
Usai dari menonton pertunjukan Shen Yun malam itu, Vincent mulai mencari di Internet musik yang mirip dengan musik Orkestra yang dibawakan oleh Shen Yun untuk didengarkan. Sejak saat itu, Vincent mulai merasakan perubahan yang positif terhadap kesehatannya.
“Ini adalah awal dari perjalanan pemulihan kesehatannya,” katanya.
Lima tahun kemudian, dia kembali menonton pertunjukan Shen Yun dan menceritakan kisahnya kepada wartawan. Dia mengatakan bahwa ini bukan sihir, tetapi (kekuatan) musik.
Karena itu, Mr. Vincent membawa teman-temannya untuk berbagi perjalanan keberuntungannya. “Saya membawa 2 orang (teman) ke sini hari ini … saya mengatakan : Mari, coba lihat apa yang saya lihat. Dia (salah satu teman saya) menderita penyakit Parkinson dan dia juga sedang belajar (terapi musik), sekarang saya membawanya ke sini untuk menonton (pertunjukan Shen Yun),” kata Vincent Cavarra.
Vincent mengatakan bahwa dalam keadaan normal, temannya itu tidak bisa duduk diam, apalagi menonton pertunjukan yang berlangsung selama dua jam. Tapi malam itu, “Matanya terbuka lebar, sangat tajam, dan sangat fokus pada apa (pertunjukan) yang dia tonton.”
“Musik-musik yang dibawakan dalam pertunjukan itu pasti akan berfaedah bagi kesehatan. Tidak diragukan lagi, tidak ada keraguan dalam hati saya,” katanya.
“Dia (musik) akan membawa Anda ke tempat lain, tempat yang lebih indah,” imbuhnya.
Metode Pengobatan Kuno
Terapi musik adalah konsep kuno yang ada di budaya baik Timur maupun Barat, dan berkembang di seluruh dunia. Tubuh manusia dianggap sebagai produk ciptaan Tuhan, sebagaimana Tuhan menciptakan alam semesta. Menyeimbangkan bagian dalam dan luar melalui musik adalah upaya untuk lebih memahami rancangan Sang Pencipta yang luar biasa.
Teori medis Yunani kuno dan kemudian diikuti oleh teori medis pada abad pertengahan, semua percaya bahwa humorisme, empat cairan tubuh, yakni empedu hitam, darah, empedu kuning, dan lendir, masing-masing sesuai dengan empat elemen yaitu tanah, angin, api, dan air yang mendominasi kesehatan fisik manusia. Di Zaman Pencerahan (sekitar pertengahan abad ke-18) para seniman, komposer dan dokter gaya Barok percaya bahwa musik dapat menyeimbangkan cairan tubuh untuk mempengaruhi kesehatan fisik manusia.
Teori musik dan pengobatan Tiongkok kuno lebih langsung. Musik Tiongkok didasarkan pada teori pentatonik dan memiliki lima tangga nada yang berbeda. Kelima tangga nada ini sesuai dengan lima elemen : kayu (jue), api (zhi), tanah (gong), emas (shang), dan air (yu). Yang sama juga dengan kelima organ tubuh manusia : hati, jantung, limpa, paru-paru dan ginjal. Bahkan kelima nada ini memiliki hubungan dengan lima emosi manusia. Misalnya, nada ‘jue’ yang berunsur kayu akan berpengaruh pada organ hati, sehingga mampu membangkitkan atau meredakan kemarahan pendengar sesuai dengan aransemen dan penampilan musiknya.
“Musik merupakan keharmonisasian antara Langit dan Bumi.” Tertera dalam kitab ‘Catatan Sejarah – Buku Musik’ yang ditulis oleh Sima Qian pada era Dinasti Han sekitar tahun 94 Sebelum Masehi. Buku itu menunjukkan bahwa ‘Deyin Yale’ konsisten dengan pergerakan benda/material termasuk kesehatan manusia. Ia memiliki energi murni.
Komposer dan musisi Shen Yun mengetahui teori ini, dan Shen Yun Performing Arts sering berbagi teori di balik musik aslinya dengan penonton. Seperti yang dijelaskan dalam situs web Shen Yun : Di Tiongkok kuno, musik tidak hanya merupakan bentuk hiburan, tetapi juga cara peningkatan spiritual. Pengembangan diri adalah bagian alami dari proses artistik.
Hari ini, para seniman Shen Yun juga mencoba untuk menghidupkan kembali tradisi peningkatan diri dan praktik kultivasi dalam seni. Mereka semua adalah kultivator yang mengikuti karakteristik alam semesta yang Sejati-Baik-Sabar (真、善、忍).
George Frederic Handel, seorang komposer gaya Barok yang paling sukses pernah berkata : “Jika saya hanya menghibur mereka, saya akan merasa sangat menyesal. Saya berharap mampu memberikan yang lebih baik bagi mereka.”
Musik, Air, dan Kehidupan
Pada 2004, pengusaha Jepang Masaru Emoto menerbitkan buku ‘Water, it Tells Us Precious Things’ (Air, memberitahu kita Hal-hal yang berharga) yang dengan cepat menjadi buku terlaris. Anda mungkin pernah mendengar eksperimennya : Emoto memaparkan air yang disuling dihadapan berbagai suara, termasuk musik klasik dan logam berat.
Setelah mendengarkan simfoni “Jupiter” dari Mozart, air menunjukkan kristal yang indah. Sebaliknya, menunjukkan kekacauan dalam kristalisasi saat mendengarkan musik heavy metal. Masaru Emoto kemudian menyimpulkan bahwa kristal heksagonal yang dilihatnya mewakili vitalitas alam.
Masaru Emoto percaya bahwa tubuh manusia yang sebagian besar terdiri dari unsur air pasti akan merespons dengan cara yang sama terhadap berbagai jenis suara. Oleh karena itu, ia lebih lanjut menggunakan air yang telah digetarkan pada frekuensi yang berbeda untuk merawat pasien klinis.
“Saya percaya bahwa kemunculan musik adalah untuk mengembalikan getaran (frekuensi) kita ke keadaan batinnya. Dengan menciptakan musik untuk menyesuaikan kembali getaran (frekuensi) yang merupakan sifat manusia yang telah terdistorsi oleh sejarah. Inilah mengapa saya sangat yakin bahwa musik adalah bentuk terapi atau penyembuhan sebelum menjadi seni,” kata Masaru Emoto.
Johann Mattheson, seorang komposer gaya Barok, ahli teori musik, diplomat, dan advokat terapi melalui musik pernah mengatakan : “Semoga saja terjadi sublimasi jiwa, tetapi keputusasaan adalah penindasan jiwa : Semua ini bisa diekspresikan secara alami dengan menggunakan suara, terutama ketika faktor lain (terutama ritme) menjadi bagian darinya. Dengan cara ini, orang dapat secara tajam merasakan semua emosi dan memanfaatkannya dalam melakukan penciptaan.”
“Mereka Menggugah Hati dan Jiwa Saya”
William Shakespeare pernah mengatakan : “Musik dapat menghilangkan beban otak yang timbul saat berkreasi.”
Media ‘Epoch Times’ berulang kali melaporkan pertunjukan internasional yang diselenggarakan oleh Shen Yun Performing Arts, karena ia percaya bahwa pertunjukan yang dibawakan oleh Shen Yun memiliki makna budaya dan sejarah.
Dari tahun ke tahun, penonton berjubel untuk menyaksikan pertunjukan Shen Yun yang mereka anggap dan rasakan sebagai pengalaman untuk menyegarkan fisik, pikiran, dan jiwa. Bahkan banyak dari mereka yang mengaku telah memperoleh efek penyembuhan penyakit.
Pada tahun 2016, pendeta dan veteran Amerika Serikat Dennis Langevin menonton pertunjukan Shen Yun di Waterbury, Connecticut, yang sebetulnya sekedar untuk memuaskan rasa ingin tahunya tentang pertunjukan Shen Yun yang oleh iklan dilaporkan diadakan di mana-mana.
“Saya seorang veteran, saya 100% cacat, hampir sepanjang waktu saya merasakan sakit di sana-sini. Jadi ketika saya duduk di bangku saya dalam gedung pertunjukan, saya tiba-tiba menyadari bahwa saya tidak merasakan sakit lagi!,” kata Dennis Langevin.
“Saya berterima kasih kepada setiap aktor dan aktris Shen Yun, terutama kepada anggota orkestra. Mereka bermain selama dua jam dan rasa sakit saya hilang,” ungkapnya.
“Saya seorang marinir yang dikenal berhati teguh. Tapi ia (pertunjukan Shen Yun) membuat saya menangis. Bagi mereka yang bisa melakukan hal ini untuk Anda (menghilangkan rasa sakit), saya tidak tahu bagaimana cara terbaik untuk mengucapkan terima kasih ? Jadi sekali lagi saya mengucapkan banyak banyak terima kasih,” imbuhnya.
“Saya ikut bertempur di Vietnam dan banyak kenangan muncul di benak saya,” ujarnya.
Drama tari yang paling mencolok adalah bahwa Tiongkok yang berada di bawah kepemimpinan rezim Partai Komunis Tiongkok yang ateisme, ada orang beriman yang berani tampil demi membela imannya. Keteguhan Shen Yun untuk membela keadilan dan keyakinan meninggalkan kesan yang mendalam pada Dennis Langevin, sama seperti keterampilan dan profesionalisme mereka.
“Drama tari itu menyentuh jiwaku. Tidak peduli apa yang akan terjadi, dia (drama tari) tidak mengubah keyakinannya… Lebih banyak orang harus melakukan seperti dia. Ini adalah hal luar biasa yang mereka (Shen Yun) lakukan, dan itu juga yang mereka lakukan untuk para penonton termasuk saya. Benar-benar luar biasa. Terima kasih, banyak terima kasih.”
“Mereka menggugah hati dan jiwa saya, sangat sedikit orang yang dapat melakukan seperti ini,” tambahnya.
Oliver Sacks, seorang profesor neurologi, dokter, dan penulis buku terlaris mengatakan : “Musik dapat membuat kita keluar dari depresi atau membuat kita menangis – efektif buat terapi, merupakan semacam tonik, atau bahkan segelas jus jeruk. Musik bahkan lebih penting bagi banyak pasien saraf saya, karena musik dapat mencapai efek yang tidak dapat dicapai dengan terapi obat, ia akan mempengaruhi gerakan, bahasa, dan kehidupan orang. Bagi mereka pun kita semua, musik bukanlah kemewahan, tetapi kebutuhan.” (sin)