Andrew Thornebrooke dan Iris Tao
Ketua DPR Amerika Serikat Kevin McCarthy menyerang balik setelah Partai Komunis Tiongkok (PKT) memperingatkannya agar tidak melawat ke Taiwan di tengah-tengah laporan tentang kemungkinan kunjungannya ke pulau demokratis tersebut.
Ketika ditanya tentang peringatan rezim komunis bahwa ia tidak boleh mengunjungi Taiwan seperti yang dilakukan mantan ketua DPR Nancy Pelosi, McCarthy memberikan jawaban tegas.
“Saya tidak berpikir bahwa Tiongkok dapat mengatakan kepada saya ke mana saya harus pergi kapan saja, di mana saja,” kata McCarthy dalam sebuah konferensi pers di luar Gedung Putih setelah bertemu dengan Presiden Joe Biden mengenai pagu utang pada tanggal 1 Februari, sebagai respon atas pertanyaan dari NTD, sebuah media saudara dari The Epoch Times.
Partai Komunis Tiongkok (PKT) mengklaim bahwa Taiwan adalah bagian dari wilayahnya yang harus disatukan dengan daratan Tiongkok. Tetapi, Taiwan tidak pernah dikendalikan oleh PKT dan membanggakan demokrasi dan ekonomi pasar yang berkembang pesat. Rezim komunis tidak pernah melepaskan penggunaan kekuatan dalam merebut pulau tersebut.
Partai Republik menyuarakan dukungan mereka terhadap kemungkinan kunjungan McCarthy ke Taiwan, yang dikabarkan sedang dalam proses.
“Amerika Serikat tidak akan menerima perintah dari Partai Komunis Tiongkok dan PKT juga tidak boleh mendikte tindakan negara yang bebas dan berdaulat,” tulis Anggota Kongres Michelle Steel dalam sebuah email kepada The Epoch Times.
“Anggota parlemen dan pejabat Amerika tidak memerlukan surat izin dari Komunis Tiongkok untuk berbicara dengan teman-teman dan sekutu kita,” kata Rep. Tom Tiffany (Wisc.) dalam email lain.
“Saya senang Ketua DPR McCarthy tetap pada pendiriannya dan berharap kunjungannya akan produktif,” lanjutnya.
Meningkatkan hubungan AS-Taiwan telah menjadi titik temu bipartisan dalam beberapa bulan terakhir, setelah kunjungan Ketua DPR Nancy Pelosi ke Taiwan pada tahun 2022.
Menyikapi kunjungan itu, PKT melakukan serangkaian tindakan militer provokatif yang bertujuan untuk mengintimidasi Taiwan dan Amerika Serikat, termasuk menembakkan beberapa rudal secara langsung ke atas Taiwan yang kemudian mendarat di perairan zona ekonomi eksklusif Jepang.
Hubungan PKT-AS belum membaik sejak saat itu sehingga banyak anggota Kongres yang berusaha memperkuat hubungan perdagangan dan pertahanan Washington dengan Taiwan.