oleh Li Rui
Seorang manajer umum sebuah organisasi nirlaba setelah membaca artikel Master Li Hongzhi “Mengapa Ada Umat Manusia” mengatakan : “Ini adalah pesan yang sangat penting bagi umat manusia. Beliau menunjukkan jalan terang menuju masa depan.”
Paul Folley adalah seorang manajer umum dari Aliansi Pelestarian Keluarga Tradisional Australia (Tradition Family Property. TFP), sebuah organisasi nirlaba Kristen yang menyampaikan kepada Epoch Times pada 2 Maret tentang kesan dan pesannya setelah ia membaca artikel Master Li “Mengapa Ada Umat Manusia.”
Ia mengatakan bahwa kesan pertamanya yaitu : “Di masa-masa sulit seperti saat ini, beliau (Master Li) masih berusaha sebaik mungkin untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi, selain itu juga menunjukkan jalan yang terang menuju masa depan, yang pada akhirnya membawa harapan bagi umat manusia.”
Dalam artikel itu beliau mengungkapkan hukum mengenai 4 tahapan proses panjang alam semesta yakni Terbentuk-Bertahan-Rusak-Musnah. Dalam hal ini, pesan yang dapat ditangkap oleh Paul Folley adalah, setelah melewati tahap “pembersihan”, manusia di dunia baru dapat menemui kebahagiaan yang hakiki.
“Kita sedang berada dalam masa pemusnahan, dan setelah melewati ‘pembersihan’, alam semesta pada akhirnya akan mengalami masa pembaharuan atau kelahiran kembali,” katanya.
“Kita telah jatuh ke keadaan yang sangat parah. Tuhan akan mengadakan pembersihan untuk kemudian mengangkat orang-orang ‘terpilih’ ke keadaan yang lebih tinggi,” jelasnya.
Ateisme Mengubah Masyarakat Manusia Menjadi Sarang Setan
Setelah membaca artikel Master Li, Paul Folley menyadari bahwa tidak ada yang lebih buruk daripada tidak percaya kepada Tuhan.
“Umat manusia mulai jatuh karena kesombongan, keserakahan, dan keengganan untuk menaati hukum Pencipta Alam. Saat ini, dunia penuh dengan ateisme. Orang mencoba menikmati kehidupan material dengan nilai-nilai sekuler, bertindak sesuka hati, tidak berhati nurani seakan jiwanya sudah mati, tidak lagi mematuhi moralitas”.
Paul Folley percaya bahwa ketika manusia menutup diri dari Tuhan, maka masyarakat manusia akan menjadi sebuah sarang setan.
“Ateisme menyebabkan pertempuran antar manusia karena manusia penuh dengan ego”.
“Orang-orang hanya memikirkan diri mereka sendiri, berhenti menyadari bahwa orang lain juga membutuhkan cinta kasih, perhatian, dan kerja sama”, katanya.
Paul juga mengangkat serangkaian kegagalan yang disebabkan oleh ateisme.
“Seperti orang menyalahgunakan kekuasaan untuk meraih keuntungan materi, seluruh sistem sosial menjadi korup … polisi karena takut mau ‘dibeli’ oleh geng narkoba, politisi menerima suap, nilai universal tentang keluarga menjadi mati, suami mengkhianati istri, istri mengkhianati suami, dan lain-lain.”
Manusia Membutuhkan Latihan Spiritual
Paul Folley sangat setuju dengan hukum alam semesta yang diungkapkan dalam artikel Master Li, seperti perbuatan baik dan buruk semua ada balasannya.
Dia mengatakan : “Tuhan menciptakan alam semesta, dan segala sesuatunya berjalan sesuai hukum-Nya. Kita manusia harus bertanggung jawab terhadap pikiran dan tindakan kita.”
“Pahala atau dosa, karma positif atau negatif kita itulah pada akhirnya yang menentukan apakah kita akan kembali ke surga atau neraka”.
“Kita perlu berlatih spiritual dan mematuhi aturan moral untuk meningkatkan spiritualitas, mengumpulkan pahala surgawi kita”, katanya.
Ia mengatakan bahwa manusia pada akhirnya akan sadar, menyadari kesalahan yang dibuatnya, dan kembali kepada Tuhan.
Umat Manusia akan Memasuki Era Baru dengan Tatanan Moral
Pesan penting lainnya yang diperoleh Paul Folley dari artikel tersebut adalah, bahwa umat manusia akan memasuki era baru.
“Saya percaya semuanya akan segera berubah. Pertama, akan ada tatanan moral di dunia … Tidak akan ada lagi ateisme. Orang tidak akan lagi percaya pada teori evolusi, mereka akan mengerti bahwa segala sesuatu berasal dan dalam pengendalian Pencipta Alam Semesta”.
“Ketika kebahagiaan memenuhi hati manusia, dunia akan menjadi lebih damai. Ketika kedamaian ada dalam hati manusia, akan ada lebih banyak akal sehat”.
Paul Folley mengatakan bahwa umat manusia akan lebih menjunjung tinggi kebaikan dan kebajikan, yang dapat mengantarkan kita semua menuju era kebahagiaan dan kedamaian yang hakiki. (sin)