Home Blog Page 1300

Lebih dari Sejuta Warga Terkena Dampak Hujan Lebat di Shanxi, Banyak Warga Evakuasi Mandiri

0

Gu Xiaohua

Sebagian besar wilayah Provinsi Shanxi sejak Sabtu (2/10/2021) dilanda lebih dari 5 kali curah hujan normal selama periode yang sama tahun ini. Departemen Manajemen Darurat Provinsi Shanxi merilis data pada 10 Oktober bahwa banjir di Shanxi  menyebabkan lebih dari 1,75 juta orang terkena dampak, lebih dari 17.000 rumah runtuh, dan lebih dari 120.000 orang dievakuasi dan dimukimkan kembali.

Pada Rabu (6/10) Sungai Wuma di Shanxi meluap dan banyak desa terendam banjir. Jembatan Sungai Changyuan di Shanxi runtuh dan Jalur Kereta Api Nantongpu dihentikan. 

Pada Kamis (7/10) tanggul Sungai Fenhe di Kabupaten Xinjiang, Kota Yuncheng, Provinsi Shanxi jebol dan seluruh kota kabupaten menjadi lautan luas. 

Pada Jumat (8/10), banyak desa di Kabupaten Jishan, Kota Yuncheng terendam banjir. 

Pada Sabtu (9/10), kondisi banjir menyebabkan 60 tambang batubara, 372 tambang non-batubara, dan 14 perusahaan kimia berbahaya menghentikan produksi mereka. Bagian Shanxi Hejin dari Sungai Fenhe mengirim banjir terbesar dalam 67 tahun, dan dataran banjir Sungai Kuning digunakan untuk menyimpan aliran banjir.

Banjir hebat ini terjadi hanya selama periode Oktober. Laporan media daratan tentang bencana di Shanxi tidak menarik banyak perhatian seperti yang terjadi selama “Banjir Henan”. Bahkan ada artikel di Internet yang mengatakan bahwa hujan lebat di Shanxi berlangsung selama 60 jam, tetapi “tidak ada yang meminta promosi”!

Desa Jingping, Kota Jifeng, Kabupaten Jishan, Provinsi Shanxi, dilanda banjir. Pada tanggal 10 oktober, seorang warga Desa Jingping mengatakan bahwa desa tersebut tergenang air karena hujan deras. Ada juga disebabkan dari luapan di hulu tanpa peringatan.

Lin Jie (nama samaran), seorang warga Desa Jingping mengungkapkan, hulu Sungai Fenhe terendam dan setelah lebih dari setengah bulan hujan, kapasitas Sungai Fenhe meninggi. Selain itu, hulu dari debit banjir  tidak bisa dilalui. Setelah jam 2 pagi pada 8 Oktober, air mulai masuk ke pemukiman warga desa. Orang-orang bergegas ke tempat yang lebih tinggi, dan pemerintah tidak akan mengendalikannya. 

Warga Desa Sangliushu, Kota Yi’an, Kota Jiexiu, Provinsi Shanxi lainnya mengatakan, mereka juga terendam banjir akibat hujan deras dan debit banjir.

Warga dengan inisal Mr  Li itu mengatakan,  Warga desa sama sekali tidak tahu soal banjir akan terjadi dalam semalam dan keesokan paginya banjir masih berlangsung. Penduduk desa semuanya buta huruf sangat terkena dampaknya. Banyak orang terbunuh di beberapa desa di Jiexiu selama perang melawan banjir.”

Apalagi pada malam itu sangat dingin, sehingga penduduk desa merasa  tidak berdaya.

Penduduk Desa Wang Hui (nama samaran) dari Desa Jingping mengutarakan, pihak Kabupaten tidak mengatakan warga harus bersiap untuk evakuasi. Warga tidak tahu situasinya tentang debit banjir. Mereka bertindak sendiri untuk membendung kiriman air. Jika tidak bisa, maka warga harus mengungsi, tidak ada pemberitahuan dari pemerintah.

Warga juga mengatakan, selama penyelamatan darurat, hanya ada dua truk pemindah tanah di desa untuk memperbaiki tanggul sungai. “Coba kalian bayangkan apa dapat memperbaikinya?”, tanya warga. 

Hingga saat ini, warga desa juga mengandalkan evakuasi dan penyelamatan mandiri.

“Tidak ada subsidi,  hanya menyediakan tempat tinggal, dan makanannya harus bayar sendiri,” ujar warga. 

Lin Jie menambahkan, beberapa orang mengatakan mereka hanya menyebarkan desas-desus dan tidak terpengaruh oleh bencana. Ia mengajak orang-orang langsung  pergi ke desa untuk melihat-lihat dengan perahu. Warga juga  hanya mengandalkan sumbangan makanan, minuman dan selimut dari orang-orang yang peduli. “

Para pejabat setempat mengatakan ada 2.849.600 hektar tanaman terkena dampaknya.  Para pejabat setempat belum mengumumkan jumlah korban akibat banjir tersebut. 

Penduduk desa memperkirakan bakal terjadinya gagal panen pada tahun ini.

“Kami menanam  anggur dan jagung. Sekarang kebun anggur dan ladang  jagung semuanya banjir, penderitaan rakyat jelata sudah susah. Instruksi pemimpin sia-sia,” kata warga. 

Orang-orang ingin menyelamatkan rumah mereka, tetapi mereka tidak bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah.

Sedangkan hal paling dikhawatirkan sekarang adalah tentang rumah-rumah yang terendam. Tapi, pemda tidak memberikan rencana apa pun sehingga membuat warga menjadi cemas.

Pada pagi hari tanggal 9 Oktober, sebanyak 60 atau 70 orang dari Desa Sangliushu datang ke gerbang Kota Yi’an dan meminta dukungan pemerintah.

Seorang penduduk desa di Desa Sangliushu berkata : Apakah kita membuat masalah di pemerintahan sekarang? Di pemerintahan kota, kita sekarang mencari bantuan dan dukungan , menunggu mereka mengirimkan pompa air atau semacamnya.” (hui)

Mantan Aparat Keamanan Publik Komunis Tiongkok Mengungkapkan Pengambilan Organ Masih Terjadi di Daratan Tiongkok

0

Kejahatan Komunis Tiongkok terkait mengambil organ manusia terus menerus terungkap. Di daratan Tiongkok, polisi terus mengumpulkan sampel darah dan DNA orang secara ilegal. 

Hal demikian diungkapkan oleh Seorang Mantan Petugas Polisi Zhengzhou, Provinsi Henan, Bob.

“Sebenarnya, pengambilan organ dari terpidana mati adalah rahasia umum. Semua orang di dalam pemerintah mengetahuinya,” katanya kepada NTD.

Bob, sekarang tinggal di Amerika Serikat. Ia adalah seorang perwira polisi di Zhengzhou, Provinsi Henan. Dia baru-baru ini mengungkapkan kepada The Epoch Times bahwa, dia telah berkali-kali menegakkan hukum dan ketertiban di tempat eksekusi dan melihat organ diambil dari tahanan yang dieksekusi.

“(Saya) dapat masuk sekitar lima atau enam meter dari tempat eksekusi. Saya melihat sekelompok terpidana mati ditembak mati. Setelah penembakan, mereka dibawa ke mobil yang sejenis ambulans putih yang telah disiapkan di sebelah lokasi eksekusi. Dalam kendaraan ini, mereka melakukan pengambilan organ,” ujar Bob. 

Bob mengatakan bahwa dari perspektif operasi tranplantasi di tempat, kemahiran, dan kerja sama yang erat, operasi pengambilan organ ini telah membentuk rantai industri yang lengkap.

Seorang Mantan Petugas Polisi Zhengzhou, Provinsi Henan, Bob

Faktanya, pengambilan paksa organ manusia oleh Komunis Tiongkok telah terungkap selama lebih dari 20 tahun.

Dr. Torsten Trey, Direktur Doctors Against Forced Organ Harvesting  (DAFOH) mengatakan, sejak 1999, Komunis Tiongkok melanjutkan kampanyenya untuk memberantas Falun Gong, mempercayakan eksekusi praktisi Falun Gong yang tidak bersalah oleh pengadilan ke rumah sakit dan mempersenjatai profesional transplantasi Tiongkok. Menjadi algojo atas nama transplantasi.”

Pada pertengahan September lalu, digelar The World Summit on Combating and Preventing Forced Organ Harvesting atau Konferensi Tingkat Tinggi Dunia tentang ‘Memerangi dan Mencegah Pengambilan Organ Secara Paksa’.

Para ahli dari berbagai bidang profesional dari 19 negara di Eropa, Amerika dan Asia menandatangani Universal Declaration on Combating and Preventing Forced Organ Harvesting (UDCPFOH)  atau “Deklarasi Universal mengenai Memerangi dan Mencegah Panen Organ Secara Paksa.”

Sejumlah LSM turut menandatanginya yakni Doctors Against Forced Organ Harvesting  (DAFOH), the Taiwan Association for International Care of Organ Transplants (TAICOT), Korea Association for Ethical Organ Transplants (KAEOT), Transplant Tourism Research Association (TTRA) dari Jepang dan CAP Freedom of Conscience dari Prancis.  

Kegiatan ilegal terkait dengan kejahatan pengambilan organ hidup-hidup, hingga kini terus terjadi di daratan Tiongkok.

Menurut statistik  Minghui.org, 9.470 praktisi Falun Gong diketahui telah diculik dan ditindas oleh otoritas Komunis Tiongkok pada paruh pertama tahun 2021. Di antara mereka, setidaknya 129 telah diambil sampel darah dan DNA secara ilegal, 32 di antaranya di 18 provinsi, daerah otonom, dan kotamadya di daratan Tiongkok.

Pada 15 Juli 2021, Bai Xingwen, seorang praktisi Falun Gong dari Ladang Minyak Shengli di Kota Dongying, Provinsi Shandong, diculik oleh anggota Brigade Keamanan Nasional Cabang Tepi Laut Gudao. Dia kemudian dipaksa untuk diambil sampel darah, rambut, dan tes urin di Kantor Polisi Chaoyang cabang Haibin. Bai Xingwen hampir berusia 70 tahun.

Pada 24 April lalu, Tian Yuping yang berusia 55 tahun dari Shengli Yuntien di Shandong diculik ke Biro Keamanan Umum Binbei, di mana sampel darah dan DNAnya juga diambil.

Pada 15 Maret, He Xiang Gu yang berusia 60 tahun, seorang perawat di ruang operasi rawat jalan Rumah Sakit Bersalin dan Kesehatan Anak Hunan, diculik oleh polisi Komunis Tiongkok. Kemudian diambil sampel darah dan DNAnya di Kantor Polisi Sifangping dan Pusat Penahanan Kota Changsha.

Mantan Perwira Polisi Zhengzhou di Provinsi Henan itu mengungkapkan, semua lembaga keamanan publik, kejaksaan, dan hukum semuanya berada di bawah kepemimpinan Komite Politik dan Hukum.

“Baru-baru ini, Komunis Tiongkok meluncurkan penempatan baru dalam sistem politik dan hukum dan sejumlah besar hakim, jaksa, dan kepala polisi. Orang-orang ini dulunya adalah algojo dari Komunis Tiongkok yang menganiaya rakyat, pembalasan akan segera menimpa pada mereka,” pungkasnya. (hui/asr)

Aneh Tapi Nyata ! Anggota Polisi Tiongkok Menuntut Hak di Depan Pengadilan Tinggi Rakyat Guangdong

0

NTD

Selama ini warga sipil daratan Tiongkok yang menuntut hak kepada pihak berwenang dan polisi yang melakukan pengamanan demi menjaga stabilitas. Namun yang terjadi baru-baru di depan Pengadilan Tinggi Rakyat Guangdong adalah anggota polisi yang menuntut hak.

Pada 12 Oktober, pengacara terkenal Liu Xiaoyuan dan rekannya menyampaikan berita di Twitter tentang seorang polisi aktif komunis Tiongkok yang menuntut hak di depan Pengadilan Tinggi Rakyat Guangdong.

Dalam video terlihat seseorang berpakaian seragam polisi bernomor dengan nomor registrasi pokok 029558 di dadanya berdiri di depan Pengadilan Tinggi Rakyat Guangdong dan berteriak dengan pengeras suara. 

Pengacara Liu Xiaoyuan mengatakan bahwa orang ini berani memposting video selfie di Internet dan membiarkan netizen memposting ulang. Kiranya yang bersangkutan adalah polisi yang masih aktif. 

Pihak keamanan pengadilan pasti akan menghentikan tindakannya jika orang tersebut hanya warga sipil biasa, paling tidak memanggil petugas dari Kantor Keamanan Publik untuk membawanya pergi. (sin)

60 Tambang Batubara di Shanxi, Tiongkok Ditutup yang Dikhawatirkan Berdampak dengan Pasokan Listrik Serta Harga Meroket

0

Luo Ya/Lin Cenxin

Provinsi Shanxi, Tiongkok dilanda hujan lebat selama beberapa hari. Kota Linfen, Kota Xiaoyi, Kota Jiexiu, dan Kabupaten Pu, yang terletak di sisi selatan Cekungan Shanxi mengalami bencana yang parah. Ini juga merupakan produsen utama batubara kokas. Hujan lebat menyebabkan banjir, tanah longsor, beberapa jembatan, rel kereta api, dan jalan rusak.

Jumlah penutupan tambang batubara secara bertahap meningkat. Menurut Departemen Manajemen Darurat Provinsi Shanxi, pada 10 Oktober, karena curah hujan, total 60 tambang batubara, 372 tambang non-batubara, dan 14 perusahaan kimia berbahaya ditangguhkan di Shanxi.

Sejak September lalu, 20 provinsi dan kota di Tiongkok telah mengeluarkan perintah penjatahan listrik. Sebanyak 14 provinsi, daerah otonom, dan kotamadya baru saja menandatangani “kontrak pasokan batubara” jangka menengah hingga panjang dengan Shanxi untuk kuartal keempat, dengan target 55 juta ton. 

Diantaranya, perusahaan batubara pemerintah pusat di Shanxi menjamin pasokan ke 5 provinsi dan kota termasuk Tianjin, Fujian, Hebei, Guangdong, dan Liaoning. 4 perusahaan milik negara termasuk Jinneng Holdings, Shanxi Coking Coal, Lu’an Chemical, dan Huayang New Material memiliki rekanan masing-masing di provinsi dan kota.

Namun demikian, banjir di Shanxi  menimbulkan kekhawatiran tentang kapasitas pasokan batubara.

Menurut penduduk setempat, bencana banjir dipengaruhi oleh konsentrasi curah hujan dan topografi jangka panjang.

“Karena hujan kali ini, jumlah hujan terlalu besar. Karena tambang batu bara berada ratusan mil di bawah tanah, sebenarnya tidak ada hubungannya dengan itu. Mungkin takut akan bahaya keamanan,” kata warga dari Shanxi, Mr Qin.  

Wu dari Kota Taiyuan, Shanxi mengatakan, “Taiyuan di timur dan selatan adalah Qingxu, Qingxu adalah daerah yang paling parah terkena dampak, dan dataran lebih rendah, Qingxu, Qixian, dan dua tepi Sungai Fenhe terletak di timur yang paling parah. Di sana ada Gunung Taihang dan Luliang. Saat hujan, air mencapai tengah gunung di kedua sisi, dan mencapai Dataran Fenhe. Semua air mengalir turun dari Gunung.”

Selain itu, iklim tahun ini sangat tidak normal. Curah hujan di banyak kota di Shanxi memecahkan rekor curah hujan tertinggi dalam sepuluh hari pertama Oktober.

Zhang dari desa  di Shanxi menuturkan, provinsi itu belum pernah mengalami banjir sebelumnya, karena Shanxi adalah tempat yang kering. Secara tradisional, Shanxi adalah provinsi yang langka air. Tahun ini agak tidak normal. Terutama di Lembah Sungai Fenhe. Tempat-tempat seperti Sungai Uma.

Shanxi adalah provinsi penghasil batu bara utama di Tiongkok, dengan 670 tambang batubara. Produksi batubara mentah Shanxi tahun lalu adalah 1,063 miliar ton, meningkat 8,2% tahun-ke-tahun.

Mongolia Dalam dengan produksi 1,01 miliar ton, penurunan tahun ke tahun sebesar 7,8%. Shanxi dan Mongolia Dalam menyumbang 53,7% dari produksi batu bara mentah Tiongkok.

Warga Taiyuan, Mr Wu mengatakan dikarenakan Shanxi sendiri memproduksi batu bara, tidak ada kekurangan listrik. Diperkirakan tambang batu bara akan kembali beroperasi setelah cuaca cerah.

Warga itu menambahkan, kekurangan listrik terjadi  di wilayah Timur Laut. Sedangkan Shanxi tidak mengalaminya karena memiliki tambang batu bara besar. 

Seorang profesor dari Fakultas Teknik Pertambangan Universitas Teknologi Taiyuan mengatakan kepada media bahwa Shanxi adalah daerah pegunungan, dan banyak tambang batu bara berada di jurang. Akibat hujan lebat, air hujan dapat mengalir kembali ke titik sumur, dan produksi harus dihentikan. Kali ini, Kereta Api Tongpu dan beberapa jalan terputus. Akibatnya, pengangkutan batubara di Provinsi Shanxi terkena dampaknya. 

Warga Shanxi mengkritik setelah nasionalisasi tambang batubara Shanxi, efisiensinya rendah, dan sulit untuk mengatasi kekurangan batubara dan penjatahan listrik di berbagai tempat.

Warga dengan inisial Zhang mengatakan, orang yang bertanggung jawab atas tambang batu bara milik negara karena khawatir terjadi kecelakaan tambang, dia tidak berani menjalankan produksi tenaga penuh, artinya, penambang batu bara hanya bekerja selama dua atau tiga jam sehari.

“Jika terjadi sesuatu, pemerintah akan memerintahkan penutupan total untuk perbaikan. Hasilnya ada lebih dari 60 tambang batu bara ditutup. Padahal dulu banyak tambang batu bara yang sudah ditutup, sehingga menyebabkan kekurangan batu bara,” ujarnya.

Minimnya pasokan batu bara mendorong kenaikan harga. Zhang menambahkan, harga batu bara untuk masyarakat meningkat lima kali lipat baru-baru ini. Suhu  telah turun menjadi sekitar 8 derajat Celcius dalam beberapa hari terakhir.

Warga itu juga mengutarakan, harga batu bara yang digunakan untuk alat pemanas sebelumnya lebih dari 300 yuan per barel, tetapi sekarang menjadi 1.500 yuan per barel. Artinya naik lima kali lipat dan mengejutkan. Walaupun Shanxi adalah tempat produksi batu bara, tetapi kini sudah tidak ada tidak ada batu bara.

“Bagaimana memenuhi kebutuhan untuk pemanas tahun ini saat musim dingin tiba? Ada gas, listrik, dan kayu bakar untuk memasak di daerah pedesaan. Namun, ada terlalu banyak kekurangan batu bara untuk pemanas di musim dingin. Sekarang orang-orang khawatir. Harga batu bara sangat tinggi di musim dingin. Sulit dikatakan, dua hari  lalu ada orang yang mati membeku,” katanya.

Orang-orang khawatir, musim dingin akan segera tiba. Jika ternyata orang-orang di Shanxi, sebuah provinsi dengan penghasil terbesar batu bara, justru mengalami kekurangan batu bara. Bahkan, lebih mengkhawatirkan lagi terhadap provinsi dan kota lainnya yang bukan penghasil batubara. (hui/asr)

Wisatawan Mancanegara ke Bali Mulai Dibuka, Persiapan Sebelumnya Sudah Diperkuat

0

ETIndonesia- Pembukaan perjalanan internasional ke Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, mulai dibuka pada Kamis (14/10/2021) untuk wisatawan mancanegara (wisman).

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menjelaskan sebelumnya pemerintah terus memperkuat persiapan jelang pembukaan tersebut.

Menparekraf Sandiaga Uno saat weekly press briefing di Desa Wisata Ngalenggeran, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (11/10/2021) menjelaskan, pada Sabtu (9/10/2021) telah dilakukan simulasi kedatangan penumpang dari luar negeri di Bandara Ngurah Rai yang diselenggarakan oleh Kemenhub, Kemenkes, AP1, Otoritas Bandara, dan dipantau oleh Pemda Bali. 

“Bali masih menjadi top of mind wisman di seluruh dunia. Kami turut memantau untuk memberikan masukan. Setelah penumpang diizinkan keluar bandara dengan hasil PCR negatif, akan dikoordinasikan oleh Bali Tourism Board untuk menuju tempat karantina. Kami juga telah memperkuat persiapan dari Pre Departure Requirement hingga On arrival Requirement,” kata Menparekraf Sandiaga dalam keterangan persnya.

Selain itu, lanjut Menparekraf Sandiaga, pemerintah juga telah mempersiapkan untuk beberapa bidang mulai dari penyiapan tenaga kerja pariwisata baik dari skill hingga vaksinasi. Kemudian komitmen implementasi protokol kesehatan dengan sertifikasi CHSE dan aplikasi PeduliLindungi, produk wisata berkualitas dengan penawaran aktivitas wisata yang personalized, customized, localized, dan smaller in size. Pemprov Bali merencanakan akan menyediakan 35 hotel untuk karantina dan sejumlah fasilitas penunjang tracing dan treatment di Bali.

Terkait penentuan dan persetujuan negara, Kemenparekraf masih terus berkoordinasi dengan Kemenkes, Satgas COVID-19, Kemenkomarves, dan Kemenlu.

Pada beberapa waktu lalu Menkomarves Luhut Binsar Pandjaitan telah menyampaikan 6 negara yang saat ini diperbolehkan masuk ke tanah air yaitu Tiongkok, Korsel, Jepang, UEA, Arab Saudi, dan Selandia Baru.

Adapun beberapa persyaratan wajib yang harus dipenuhi wisman untuk datang ke Indonesia mulai dari mendapatkan Visa Kunjungan Singkat atau izin masuk lainnya sesuai ketentuan yang berlaku, hasil negatif COVID-19 melalui tes RT-PCR yang sampelnya diambil maksimal 3×24 jam sebelum jam keberangkatan. Bukti vaksinasi lengkap, dengan dosis ke-2, berada di negara dengan kategori low-risk, asuransi kesehatan dengan nilai pertanggungan minimal 100 ribu dolar AS, mengunduh, dan menginstall aplikasi PeduliLindungi. 

Saat on arrival requirement, wisman juga harus mengisi E-Hac via aplikasi PeduliLindungi, melaksanakan tes RT-PCR di on arrival, jika hasil negatif maka pelaku perjalanan dapat melakukan karantina sesuai ketentuan. Jika hasil positif dan tanpa gejala maka pelaku perjalanan melakukan isolasi di akomodasi masing-masing. Jika hasil positif dan bergejala, maka pelaku perjalanan melakukan karantina di faskes terdekat dari akomodasi. 

Pelaku perjalanan yang positif dapat melakukan tes PCR kembali pada hari ke-5, apabila negatif dapat melakukan aktivitas di luar ruangan (karantina periode adaptasi). Apabila positif perlu mengulang siklus karantina. 

“Untuk karantina sendiri, usulan karantina dipersingkat menjadi 4-5 hari namun belum final decision. Pertimbangan utama pemangkasan durasi karantina adalah hitungan inkubasi. Catatan terbaru yang saya peroleh, masa rata-rata inkubasi COVID-19 adalah 3,7 hingga 3,8 hari,” kata Menparekraf Sandiaga. (Kemenparkeraf/asr)

AL AS Rilis Panduan Strategis Pertahanan Dominasi Maritim, Siap Bertindak Jika Muncul Serangan Komunis Tiongkok Terhadap Taiwan

Jin Shi 

Angkatan Laut AS menerbitkan pedoman strategis terbarunya pada Jumat (8/10/2021). Isinya dengan jelas menganggap Komunis Tiongkok sebagai tantangan paling penting yang dihadapi Angkatan Laut AS.

Panduan strategi angkatan laut menunjukkan bahwa sejak Perang Dunia II, Angkatan Laut AS dan sekutunya telah mempertahankan tatanan maritim yang bebas dan terbuka selama tiga perempat abad. Namun demikian, pada hari ini dirusak oleh negara-negara totaliter seperti Komunis Tiongkok.

Menurut data dari Badan Intelijen Kelautan AS, jumlah kapal angkatan laut Komunis Tiongkok melebihi 360 unit pada akhir tahun lalu, menjadikannya memiliki armada terbesar di dunia. Panduan tersebut menyatakan bahwa Amerika Serikat menghadapi pesaing strategis untuk pertama kalinya di abad ke-21. Sedangkan Komunis Tiongkok memiliki kekuatan angkatan laut yang sebanding dengan Amerika Serikat.

Pernyataan ini membangkitkan sorakan media Tiongkok daratan. Namun, seorang mantan perwira angkatan laut Komunis Tiongkok menunjukkan bahwa pedoman Angkatan Laut AS jelas memiliki maksud untuk “meningkatkan kewaspadaan.” Faktanya, saat ini, kekuatan angkatan laut Komunis Tiongkok masih jauh dari Amerika Serikat.

“Meskipun mereka (Komunis Tiongkok ) membangun sejumlah besar kapal, tonase  mereka hanya sepertiga dari Amerika Serikat. Jadi dalam hal tonase, itu adalah dirinya sendiri. Bukan lawan Amerika Serikat. Selain itu, sejumlah besar kapal perang (Komunis Tiongkok) , 80% di antaranya adalah fregat, yang dipertahankan di perairan pantai dan menimbulkan sedikit ancaman bagi militer AS,” kata Yao Cheng.

Yao Cheng juga menunjukkan bahwa karena angkatan laut Komunis Tiongkok tidak pernah benar-benar bertempur di laut, pengalaman tempurnya tidak bisa sama dengan Angkatan Laut AS, yang telah mengalami pertempuran laut di Pasifik.

“Pertempuran itu tak layak. Komando, jaringan, dan seluruh sistem koordinasi intelijennya, banyak hal yang belum diuji dalam pertempuran nyata dan tidak ada pengalaman tempur nyata,” imbuhnya.

Menjelang rilis pedoman baru, Sekretaris Angkatan Laut AS, Carlos Del Toro mengatakan kepada taruna Akademi Angkatan Laut bahwa strategi Amerika Serikat adalah menghentikan ancaman Komunis Tiongkok dan memaksa Beijing untuk meninggalkan penggunaan kekuatan untuk menyerang Taiwan.

“Tidak ada yang ingin terlibat dalam konflik, tetapi tanggung jawab utama kami adalah menahan Komunis Tiongkok dan mencegah mereka menyelesaikan upaya mereka, termasuk menduduki Taiwan,” ujarnya.

Ia menekankan bahwa sangat penting untuk memberi Taiwan senjata dan teknologi yang diperlukan untuk pertahanan diri. Dia juga menunjukkan bahwa di kawasan Indo-Pasifik, Amerika Serikat ingin menjalin aliansi baru dengan negara-negara yang terancam oleh Komunis Tiongkok  seperti Australia, India, dan Filipina.

Del Toro mengatakan Tiongkok mungkin melihat sekeliling dan mengatakan kami tidak memiliki teman, dan kami tidak memiliki sekutu maritim yang bersedia membantu kami.”

Presiden AS Joe Biden pada Konferensi Keamanan Munich beberapa waktu lalu mengatakan,  “Amerika Serikat harus mempertahankan keunggulannya agar dapat secara efektif menanggapi tantangan pada hari ini.”

Saat ini, Amerika Serikat sedang memperkuat  strategis Indo-Pasifiknya. Enam negara demokratis termasuk Amerika Serikat, Inggris dan Jepang menggelar latihan militer bersama skala besar di Pasifik Barat awal bulan ini, yang mengejutkan Komunis Tiongkok. Pangkalan angkatan laut terapung” Amerika Serikat USS Miguel Keith, yang mulai beroperasi pada Mei tahun ini, tiba di Okinawa, Jepang pada (4/10) untuk menempatkan pasukan AS. (hui)

Topan Kompasu yang Menerjang Filipina Tewaskan Warga, Hong Kong Tutup Sekolah

NTD

Topan Kompasu melanda Filipina pada Senin (11/10/2021). Sebanyak 9 orang tewas dan 11 orang hilang. Topan Kompasu kemudian menuju ke Laut Cina Selatan, Otoritas Hong Kong menerbitkan peringatan angin kencang No 3 Selasa (12/10/2021) Hong Kong mengumumkan penutupan sekolah.

Kantor Berita Central News Agency Taiwan melaporkan bahwa Pusat Tanggap Bencana Nasional Filipina mengumumkan korban tewas akibat Topan Kompasu yang menerjang negara itu. 

Sebanyak empat orang tewas dalam tanah longsor di provinsi pegunungan pedalaman Benguet, dan satu orang di provinsi pesisir Cagayan tenggelam. Lainnya, 7 orang  kehilangan kontak di Pulau Luzon. 

Petugas Pers Provinsi Cagayan, Rogelio Sending mengatakan kepada AFP bahwa banjir berdampak terhadap 11 kota serta sejumlah jalan utama dan jembatan setempat. 

Topan Kompasu menyebabkan banjir bandang di sebuah desa di provinsi pulau barat Palawan yang menewaskan 4 orang dan 4 orang lainnya hilang. 

Semua Sekolah di Hong Kong Ditutup

Observatorium Hong Kong menunjukkan bahwa pada pukul 10 pagi Selasa (12/10/2021) topan Kompasu berada sekitar 600 kilometer tenggara Hong Kong. 

Diperkirakan akan bergerak ke barat dengan kecepatan sekitar 25 kilometer per jam dan akan melintasi bagian utara Laut Cina Selatan.

Sekitar tengah hari, aturan lingkaran adalah sekitar 600 kilometer tenggara Hong Kong. Meskipun tidak bertiup langsung ke arah Hong Kong, Observatorium menunjukkan akan membawa hujan lebat ke Hong Kong.

Para ahli memperkirakan akan lebih kuat dari topan “Lionrock ” yang melanda Hong Kong pada minggu lalu.Observatorium mengeluarkan peringatan angin kencang No 3 kepada publik. Semua sekolah ditutup. Pada saat yang sama, mendesak untuk mengambil tindakan darurat yang memastikan keselamatan siswa.

Di bawah peringatan  angin kencang No. 3, warga masih beraktivitas seperti biasa untuk sementara waktu. Aktivitas bisnis tetap sama,  lalu lintas di kota dibuka secara normal. 

Namun demikian, beberapa perusahaan meminta para karyawan pulang kerja lebih awal untuk mencegah lalu lintas terganggu saat badai terjadi. Sejumlah besar warga pergi ke pasar dan supermarket untuk berbelanja dan menyimpan persediaan makanan. 

Observatorium Hong Kong mengatakan bahwa pada sore hari 12 Oktober, mungkin mempertimbangkan untuk menaikkan peringatan badai ke No. 8. Diperkirakan “Kompasu” akan membawa hujan lebat pada malam tanggal 12 Oktober dan angin kencang semakin kuat.

Sebanyak 66 Bencana di Taiwan

Taiwan mencabut peringatan topan Kompasu pada pukul 8:30 pagi 12 Oktober. Pusat Tanggap Bencana Pusat mengatakan bahwa total 66 bencana topan di Taiwan, 30 kasus pohon tumbang di jalanan dan 8 kasus operasi pencarian dan penyelamatan.  

Selain itu, lebih dari 20 orang di Wutai, Kabupaten Pingtung pergi ke Daguei Lake untuk mendaki gunung pada 9 Oktober. Laporan menyebutkan, dua anggota dari mereka telah jatuh ke jurang dan ditarik keluar oleh rekan satu tim mereka. Satu orang mengalami luka berat dan satu lainnya mengalami luka sedang.

Setelah menerima laporan, sebanyak 10 kendaraan dan 30 petugas pemadam kebakaran diterjunkan termasuk 11 sukarelawan, untuk operasi penyelamatan. Karena Badai Tropis Kompasu berdampak terhadap Taiwan, tim penyelamat memperkirakan mereka akan membutuhkan tambahan dua hari untuk mencapai lokasi. 

Dalam insiden terpisah, seorang pria  yang sedang dalam perjalanan kelompok lima hari untuk mendaki, meninggal pada hari Minggu setelah jatuh dari tebing. Tim penyelamat Kota Taichung dan Kabupaten Miaoli berhasil mengevakuasi jenazahnya dan membawanya ke rumah duka di Taichung. (hui)

Polisi Jerman Selidiki Sindrom Havana yang Menyerang Diplomat Kedutaan AS di Berlin

Li Qingyi dan Chen Haiyue – NTD

Polisi Jerman pada  Jumat (8/10/2021) menyatakan mereka sedang menyelidiki beberapa kasus “Sindrom Havana” yang menyerang  Kedutaan Besar AS di Berlin, Jerman. Penyakit misterius ini memengaruhi 200 diplomat Amerika dan keluarga mereka di seluruh dunia.

Sindrom misterius ini pertama kali menarik perhatian publik pada tahun 2016. Saat itu, puluhan diplomat di Kedutaan Besar AS di Havana, Kuba mengeluhkan migrain, mual, kehilangan ingatan dan pusing, serta gejala serangan yang disebut sonik. 

Polisi Berlin telah menyelidiki fenomena “serangan senjata sonik terhadap karyawan Kedutaan Besar AS” ini sejak Agustus lalu.

Dalam lima tahun terakhir, banyak diplomat AS yang ditempatkan di Kuba, Rusia, dan Tiongkok telah mengalami gejala aneh ini. 

Pada akhir tahun lalu, dua pejabat Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih secara misterius tertular penyakit ini. Salah satunya baru saja melewati sebuah gerbang tak dijaga di dekat halaman Gedung Putih.

Direktur CIA, William Burns, mengungkapkan pada Juli lalu, dari sekitar 200 pejabat AS dan keluarganya yang menderita sindrom Havana, sekitar 100 di antaranya adalah pejabat CIA dan keluarganya. Dia mengatakan bahwa, gejala-gejala ini “sangat mungkin” disebabkan oleh perbuatan manusia.

Tim peneliti National Academy of Sciences menemukan pada Desember tahun lalu, bahwa sindrom ini mungkin berasal dari sinar “energi terarah”. Orang luar percaya bahwa Komunis Tiongkok atau Rusia mungkin berada di belakang layar atas serangan tersebut. (hui)

Mahasiswa Asal Tiongkok yang Hendak Studi Dideportasi Saat Tiba di AS, Peralatan Elektronik Dirampas

NTD

Bertambah lagi mahasiswa asal daratan Tiongkok yang dideportasi saat memasuki Amerika Serikat. Bahkan perangkat elektronik pribadi beberapa orang mahasiswa itu disita oleh aparat penegak hukum AS.

Konsulat Jenderal komunis Tiongkok di Los Angeles pada Jumat (8/10/2021) mengumumkan bahwa, baru-baru ini, beberapa orang mahasiswa Tiongkok saat memasuki bandara di Los Angeles. Mereka menjalani periksa silang oleh petugas imigrasi Amerika Serikat, termasuk pertanyaan tujuan mereka datang ke Amerika, prestasi akademik masa lalu dan masalah pekerjaan, apakah pernah menerima tindakan disiplin dan mengambil secara ilegal data laboratorium.

Pengumuman itu juga menyatakan bahwa beberapa orang dari mahasiswa itu ditolak masuk dan dideportasi ke Tiongkok. Bahkan perangkat elektronik pribadi mereka termasuk leptop disita. Namun pengumuman tersebut tidak menjelaskan alasan deportasi mahasiswa tersebut.

Dalam beberapa bulan terakhir, insiden interogasi dan deportasi terhadap mahasiswa asal daratan Tiongkok yang memasuki Amerika Serikat telah terjadi berulang kali. 

Pada 30 Agustus tahun ini, Kementerian Luar Negeri komunis Tiongkok mengkonfirmasi bahwa ketika 3 orang mahasiswa Tiongkok diperiksa di Bandara Houston, dari ponsel mereka ditemukan foto saat mereka mengikuti pelatihan militer. Sehingga mereka dicurigai memiliki latar belakang militer, dan terkena deportasi. (hui)