Polisi Jerman Selidiki Sindrom Havana yang Menyerang Diplomat Kedutaan AS di Berlin

Li Qingyi dan Chen Haiyue – NTD

Polisi Jerman pada  Jumat (8/10/2021) menyatakan mereka sedang menyelidiki beberapa kasus “Sindrom Havana” yang menyerang  Kedutaan Besar AS di Berlin, Jerman. Penyakit misterius ini  memengaruhi 200 diplomat Amerika dan keluarga mereka di seluruh dunia.

Sindrom misterius ini pertama kali menarik perhatian publik pada tahun 2016. Saat itu, puluhan diplomat di Kedutaan Besar AS di Havana, Kuba mengeluhkan migrain, mual, kehilangan ingatan dan pusing, serta gejala serangan yang disebut sonik. 

Polisi Berlin telah menyelidiki fenomena “serangan senjata sonik terhadap karyawan Kedutaan Besar AS” ini sejak Agustus lalu.

Dalam lima tahun terakhir, banyak diplomat AS yang ditempatkan di Kuba, Rusia, dan Tiongkok telah mengalami gejala aneh ini. 

Pada akhir tahun lalu, dua pejabat Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih secara misterius tertular penyakit ini. Salah satunya baru saja melewati sebuah gerbang tak dijaga di dekat halaman Gedung Putih.

Direktur CIA, William Burns, mengungkapkan pada Juli lalu, dari sekitar 200 pejabat AS dan keluarganya yang menderita sindrom Havana, sekitar 100 di antaranya adalah pejabat CIA dan keluarganya. Dia mengatakan bahwa, gejala-gejala ini “sangat mungkin” disebabkan oleh perbuatan manusia.

Tim peneliti National Academy of Sciences menemukan pada Desember tahun lalu, bahwa sindrom ini mungkin berasal dari sinar “energi terarah”. Orang luar percaya bahwa Komunis Tiongkok atau Rusia mungkin berada di belakang layar atas serangan tersebut. (hui)